Part 14

🌼Happy Reading🌼

Masih Flashback

“Maafkan Diva bu, Diva salah… Diva telah membuat bapak dan ibu kecewa” Diva pun ikut menangis melihat kedua orang tuanya meraung begitu kecewa dengan sikapnya.

“Minta maaf sama Nania Va, rasanya ibu begitu malu kalau bertemu dengannya”

“iya bu, Diva sudah berusaha minta maaf bu, tapi Nania tak mau menemui Diva bu, maafkan Diva bu”

Dua perempuan beda generasi itu menangis terisak, penyesalan yang selalu datang di akhir memberikan kekecawaan yang begitu besar bagi kedua orang tua Diva.

“Nania pergi keluar negeri bu, keluarganya menutup akses Diva untuk menemuinya”

Ayah Diva semakin memeluk erat istrinya mendengar pengakuan Diva. Hantaman yang keras membuatnya tak bisa berkata apa-apa, rasanya sungguh sesak mengingat kebaikan keluarga Rahardian terutama perilaku Nania kepada mereka, tapi harus menerima pengkhianatan yang dilakukan putrinya.

“lalu bagaimana hubunganmu dengan David?” tanya ayah Diva setelah merasa lebih tenang, meski sang istri masih terisak dalam dekapannya.

“kami sudah mengakhirinya setelah Nania mengetahuinya Yah, kami sadar, perilaku kami salah.”

“Bagus kalau kalian sudah menyadarinya, sekarang mau tak mau kamu harus keluar daerah jika ingin bekerja” putus ayah Diva akhirnya, “pergilah dari kota ini dan berusahalah meminta maaf pada keluarga Nania”

“maafkan Diva yah…”

Flashback Off

***

Waktu yang dinantikan telah tiba, setelah selama sepekan menanti John begitu girang saat papanya pulang dengan membawa Home Car

“Ah,,, papa, love you…” John langsung merangkul sang papa saat keluar dari Home Car.

Sementara sang mama hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak bungsunya. Lalu Nania, jangan di tanya, ia juga begitu senang melihat senyum lebar terpancar dari kedua pria Abraham itu.

“Kalian siap-siap, nanti malam kita berangkat, tunggu William pulang juga” sahut sang mama lalu masuk kedalam rumah untuk menyiapkan barang-barang yang harus di bawa.

John dan uncle Ferdinand pun mengikuti langkah istrinya, sementara Nania masih duduk bersantai di teras. Setelah membalas pesan dari sang papa, Nania beranjak hendak menyusul ke dalam, namun langkahnya terhenti karena melihat taksi bandara memasuki halaman rumahnya.

Nania menunggu beberapa saat, ingin memastikan siapa yang datang.

Mata sipit Nania membola saat melihat sosok yang begitu ia kenal keluar dari taksi yang baru saja terparkir di belakang Home Car.

“Kakak…!!” seru Nania sembari berlari ke arah sang kakak yang baru saja turun.

Sontak Nania langsung memeluk sang kakak yang sudah berdiri menyambutnya dengan merentangkan kedua tangannya.

“I miss you…” rengek Nania dalam dekapan hangat kakak satu-satunya.

“miss you too “ Nando mencium pucuk kepala sang adik, dan mengeratkan rangkulannya.

Linda pun mendekat setelah mengucapkan terimakasih kepada sang driver yang telah membantu menurunkan barang-barangnya.

“Kak Linda….” Nania beralih merangkul sang kakak ipar dan meluapkan kerinduannya.

“Kangen kakak dek..”

Setelah beberapa saat meluapkan rasa rindunya, Nania merangkul lengan sang kakak ipar dan mengajaknya masuk sementara Nando mengikuti mereka dengan menarik koper miliknya.

“Assalamu’alaikum…!!” teriak Nando, seperti biasa saat dirinya berkunjung ke rumah ini, ia akan selalu berteriak mengucapkan salam.

“Haish… kakak ini, ga pernah berubah” gerutu Nania sambil mengusap telinganya karena mendengar teriakan keras sang kakak, “ucapin salam ga perlu teriak sekencang itu kak mereka nanti juga bakal denger”

Nando terkekeh dengan gerutuan sang adik, pasalnya ia tadi berteriak saat berdiri di sisi sang adik,

“Kak Nando….!!!!” Histeris John saat melihat sang kakak telah berdiri di ruang tamu.

Baru saja masuk kamar untuk menyiapkan keperluan yang akan dia bawa, John mendengar teriakan salam yang biasa diucapkan kakak sepupunya jika berkunjung, dan untuk memastikannya John segera keluar kamar dan menuju ruang tamu, benar saja sang kakak berdiri sembari mengacak gemas rambut Nania.

“Apa kabar John?”

Tanpa menjawab John langsung merangkul sang kakak, merasa begitu senang karena kakaknya mengunjugi rumah ini setelah satu tahun lebih.

John pun beralih merangkul kakak iparnya, lalu mengajak mereka duduk di ruang keluarga setelah sang asisten rumah tangga membawa koper yang Nando bawa ke kamar sang kakak jika berkunjung ke rumah ini.

“di mana tante dan Ucle?” tanya Linda saat tak melihat mereka.

“di kamar, papa baru saja pulang, mungkin sedang bersiap-siap. Kita mau piknik kak” jawab John.

Tak berapa lama mereka mengobrol di ruang keluarga pasangan paruh baya Abraham keluar kamar mereka.

Mereka menyambut keponakan tertua mereka yang baru saja datang. Saat mendengar teriakan sang keponakan mereka tak langsung keluar karena sudah mengetahui perihal kedatangan mereka berdua.

“apa kabar Nan?” tanya tante Dea sembari memeluk erat keponakan lelakinya.

“Alhamdulillah baik tan,”

Obrolan ringan hingga berat kembali mereka lanjutkan dengan suasana santai. Sesekali tawa menghiasi ruang keluarga yang besar itu.

“kakak nanti ikut piknik juga kan?” tanya John setelah ingat mereka akan pergi piknik dengan keluarganya

“tentu saja ikut lah, uncle kan sudah sewa Home Car yang besar itu” timpal Nando

“ih, papa sudah bilang ya sama kak Nando?”

“iya, kemarin waktu kakak kalian kabarin mau ke sini, papa langsung bilang kalau weekend ini kita akan piknik, jadi sekalian saja papa ajak”

“wah, papa curang, pantes saja tadi waktu kakak masuk papa mama ga keluar kamar” John mendengus kesal, karena biasanya papanya itu akan begitu heboh saat kakaknya itu datang, tapi kali ini sikapnya berbeda. “Adek doang nih yang ga tau?”

Semua orang terkekeh mendengar penuturan John yang terlihat kesal.

“lah, Kakak aja yang adik kandung mereka juga ga tau dek, kalau mereka mau datang” timpal Nania juga mencebik kesal.

***

Malam harinya setelah makan malam, Nania dan yang lainnya melakukan perjalanan ke danau yang tak begitu jauh dari rumah keluarga Abraham.

Semua orang terlihat bahagian karena bisa menikmati liburan keluarga pertama mereka setelah sekian lama, tawa akan candaan terdengar begitu hangat menemani perjalanan mereka.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di pinggir danau, merekapun kemudian mendirikan tenda di samping Home car mereka dan menyiapkan keperluan mereka untuk beristirahat sejenak, sebelum esok hari mereka menikmati sunrise dan memancing bersama.

“kakak ga capek habis perjalanan langsung ikut piknik gini?” tanya Nania pada kakak iparnya yang tengah bersiap berbaring di bed yang ada di Homecarnya, sementara para cowok memilih berada di tenda.

“hmm, capek ga capek sih dek, tapi seneng juga, udah lama kita ga liburan bareng gini”

“hmm, iya sih kak, maafin Nia ya kak, semenjak kejadian itu kita ga pernah pergi liburan, Nia yang egois memilih menghindar dan pergi ke sini”

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!