Part 13

🌼Happy Reading🌼

Setelah beberapa nasihat Nando lontarkan untuk sang adik, Nando memutuskan panggilan karena harus segera bersiap untuk perjalanan bisnis keluar kota.

“Adek masih belum pulih, mas?” tanya Linda pada suaminya setelah mematikan ponselnya

“sebenarnya sudah mulai ceria, hanya saja kemarin ada yang ganggu dia di sana, mas jadi khawatir kondisinya” Nando telihat sangat khawatir meskipun tadi memberikan beberapa nasihat untuk adiknya, tapi tetap saja selama ia tak bisa menemani sang adik akan selalu membuatnya khawatir.

“habis dari perjalanan keluar kota ini, kita ke sana ya, jenguk adek?” lanjut Nando tanpa memberikan penjelasan mengenai kondisi sang adik saat ini.

“hmm, aku akan bersiap kalau gitu, biar visa dan yang lainnya aku yang urus, mas fokus saja sama kerjaan mas”

“makasih sayang, mas siap-siap dulu” Nando mencium kening sang istri lalu beranjak ke kamar mandi dan setelahnya bersiap-siap untuk pergi.

***

Di tempat yang berbeda, setalah Nania menutup telponnya, dia melihat log panggilan dari sang mantan kekasih dan mantan sahabatnya, berbagai pesan juga masuk ke nomornya. Beberapa bulan terakhir kedua penkhianat itu terus menghubunginya, bahkan saat nomor mereka sudah di blok, mereka mencoba menghubungi dengan nomor nomor lain. Ingin sekali ia mengganti nomor pribadinya, namun pikirnya akan ribet nantinya karena semua data sudah menggunakan nomor yang ia pakai saat ini.

‘nih orang kok ga ada kapoknya sih?’ gerutu Nania saat melihat nomor baru kembali mengirimkan pesan meminta maaf dan meminta ingin bertemu.

Nania hanya membaca tanpa menanggapi kemudian kembali memblokir nomor yang baru saja mengirimkan pesan, lalu mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas nakas, sebelum akhirnya ia terlelap karena rasa lelah.

Keesokan harinya, seperti biasa sarapan bersama mereka selalu menjadi suatu kewajiban di rumah keluarga Abraham, dan pagi ini John begitu bersemangat karena seharian akan full membantu sang mama di Butik bersama sang kakak.

“kamu semangat sekali John?” Nania merasa heran dengan sikap adiknya,

“tentu saja kak, seharian nanti John akan sama kakak”

Kedua orang tuanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak bungsu mereka, sementara Wiliam terlihat tengah cemberut karena jadwalnya yang padat hari ini, dia begitu iri melihat sang adik karena bisa bebas hari ini.

“dan ingat janji mama, akhir minggu ini kita piknik” lanjut John

“iya, mama ingat, papa kalian juga sudah hubungi uncle Dave untuk sewa Home Carnya”

“really????!” teriak John dan William bersamaan dengan penuh semangat, tak menyangka papanya akan bergerak secepat itu.

“hmmm” jawab Ferdinand dengan tersenyum lebar.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, takut istri tercintanya itu herubah pikiran lagi.

“ah yess!!!…. Papa is the best!!” John mengangkat kedua jempolnya setelah bertos ria dengan sang kakak.

“rasanya tidak sabar menunggu sampai akhir pekan” timpal William, seketika wajah murungnya kembali ceria setelah mendengar ucapan sang mama.

Nania yang menyaksikan kehebohan pagi ini tersenyum senang. Tak menyangka keluarga ini begitu sangat antusias dengan piknik kecil yang tak sengaja ia usulkan.

“Kerjakan kerjaan mu dengan benar dulu Will, hari ini agenda kita sangat padat, ada beberapa pertemuan dengan relasi, jadi atur semaksimal mungkin” nasehat sang papa agar putra sulungnya yang kini telah membantu di perusahaan tetap fokus dalam pekerjaannya “jangan sampai lalai hanya karena terlalu senang ingin pergi piknik”

“siaaap pa…!!” ucap William mantap, “kan ada papa yang backup juga” lanjutnya sambil nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“sudah, kalian ini.. sarapan yang benar, lalu berangkat. Jangan ngobrol terus” tegur sang mama membuat semua orang terdiam dan melanjutnya sarapan mereka.

Seharian ini Nania dan John benar-benar disibukan dengan pelanggan yang ada di butik.

Entah kenapa hari ini butik begitu ramai, padahal bukan hari libur bahkan masih di awal pekan, tapi malah pelanggan banyak datang di hari ini, belum lagi stock beberapa pakaian juga masuk dari tempat produksi membuat mereka semakin kewalahan.

***

Tampak seseorang sedang uring-uringan karena selama ini pesan yang ia kirim selalu tak dapat balasan meskipun pesan itu telah terbaca.

“Nan, maafin gue Nan, gue nyesel lakuin ini ke lo Nan” gerutu seseorang yang tak lain adalah Diva.

Kehidupan Diva berubah drastis setelah kejadian perselingkuhannya dengan kekasih sahabatnta itu terbongkar. Setelah beasiswanya dicabut, mau tidak mau dirinya harus berjuang sendiri untuk membiayai akhir kuliahnya, bahkan kini ia harus merasa terasingkan di pulau seberang karena tak ada satupun tempat di wilayahnya yang mau menerima dirinya bekerja.

Ia selalu teringat raungan ibunya saat mengetahui kebenaran akan perbuatan tercelanya.

Flashback On

Setelah Diva dinyatakan lulus kuliah, Diva mencoba mencari pekerjaan di beberpa perusahaan yang deket dengan tempat tinggalnya, namun sampai lebih dari dua bulan tak kunjung ada panggilan interview, padahal tertera jelas dalam pengumuman ada informasi lowongan perkerjaan dan orang tuanya pun mengetahui itu, sampai pada akhirnya saat Diva memasukan lamaran di perusahaan sang ayah bekerja.

Ayah Diva yang saat itu ingin menanyakan kapada pihak personalia kenapa lamaran sang anak tak kunjung mendapat panggilan, padahal jelas ada posisi yang belum terisi dan anaknya memenuhi kriteria yang di minta perusahaan. Setelah menanyakan secara personal ayah Diva akhirnya mendapatkan penjelasan bahwa nama anaknya telah diblacklist dari semua perusahaan yang berada di Provinsi tempat mereka tinggal.

Keterangan dari pihak personalia membuatnya begitu terkejut, kemudian saat dirinya pulang ke rumah ia pun menceritkan informasi yang di dapatnya kepada sang istri. Sang istri pun merasa sedih kemudian meminta penjelasan kepada sang anak, kenapa namanya bisa diblacklist.

Awalnya Diva pun tak mengetahui namanya diblacklist, namun ia pun berpikit mungkin ada kaitannya dengan beasiswanya yang di cabut kala semester akhir kemarin. Diva pun akhirnya menceritakan kepada orang tuanya terkait beasiswanya, karena selama kuliah di akhir semester kemarin Diva masih bisa membayar dengan tabungannya selama ini, jadi merasa tak perlu menceritakan kepada orang tuanya.

Kedua orang tua Diva pun begitu terkejut, kemudian meminta penjelasan kenapa bisa beasiswanya di cabut, dan karena desakan orang tuanya akhirnya Diva menceritakan perilaku tercela yang ia lakukan terhadap sahabatnya.

“Ya Allah Va, kenapa kamu begitu tega.. hu… hu…” ibu Diva terisak mendengar penjelasan sang anak “kurang baik apa Nak Nania pada keluarga kita, dia mau berteman dengan mu, dan selalu membantu kita, tapi apa yang kamu perbuat?”

Ayah Diva pun turut kecewa dengan perilaku anaknya, anak yang selama ini ia bangga-banggakan nyatanya tega mengecewakannya, bahkan begitu tega mengkhianati sahabat yang selama ini begitu baik pada keluarganya.

“Maafkan Diva bu, Diva salah… Diva telah membuat bapak dan ibu kecewa” Diva pun ikut menangis melihat kedua orang tuanya meraung begitu kecewa dengan perbuatannya.

“Minta maaf sama Nania Va, rasanya ibu begitu malu kalau bertemu dengannya”

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!