...🌼Happy Reading🌼...
Saat Nania memilih gaun-gaun yang terpajang di rak gantung, dia melihat sepasang pria wanita yang begitu di kenalnya. Mereka terlihat begitu mesra, sang cewek sedang bergelayut manja di lengan sang cowok. Mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Mereka bercanda dan tertawa dan sesekali sang cowok mencium pipi kekasihnya dengan mesra. Sungguh pemandangan ini membuat yang lain merasa iri akan kemesraan mereka, namun tidak dengan sepasang mata di salah satu sudut butik.
Pemandangan ini sungguh menyayat hatinya, tak pernah menyangka akan melihat mereka dalam kondisi seperti ini. Masih mencoba berpikir positif, Nania segera meraih ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.
Terlihat cowok yang tengah bermesraan itu mengangkat telponnya melihat siapa yang menelponnya, kemudian meminta cewek yang merangkul lengannya untuk memilih pakaian sementara dia akan mengangkat telponnya. Sang cewek pun menurut dan belalu memilih pakaian.
“Hallo beb” sapa sang cowok
“kamu di mana?” tanya Nania dalam sambungan telponnya, tanpa basa-basi dia langsung menanyakan posisi sang kekasih.
“hmm, ini lagi di rumah temen mama beb, kan aku sudah bilang ke kamu kalau aku anter mama arisan”
Deg
Sakit rasanya, kenapa cowok yang menjadi kekasihnya ini berbohong, tanpa sadar air matanya mengalir tanpa bisa di tahan, sembari mengusap air matanya Nia terus mengamati iteraksi sepasang cewek dan cowok di sebelah sana.
“oh, aku kira sudah pulang” jawab Nia dengan nada kecewa, dan mecoba bersikap biasa.
“belum beb, mama masih ngobrol sama temennya, biasa kalau ibu-ibu sudah kumpul suka gitu, lama”
“oke deh kalau gitu, salam buat mama ya”
“oke beb, nanti aku sampein ke mama”
Nania pun mematikan sambungan telponnya, dan dia melihat sang cewek yang telah memilih pakaian pun mendekati sang cowok,
“sayang.. bagus yang ini atau ini” ucap cewek itu agak keras sembari menenteng beberapa baju kemeja cowok.
“hmm, iya ini kayae bagus deh, seperti biasa kamu tau banget seleraku” ucap sang cowok kemudian mencium pipi sang cewek sambil merangkul pundaknya.
Dengan rasa sakit yang ditahannya, gaun yang telah ia pilih untuk sang kakakpun ia kembalikan ke rak gantung, dengan langkah tegap dia menghampiri mereka yang masih saja bermesraan.
“Oh, mama masih asyik ngobrol ya?” ucap Nania dengan kerasnya menatap tajam kepada sepasang kekasih itu.
“Nia..” gumam mereka berdua, kemudian sang cewek pun melepas rangkulan sang cowok
“Nia kok kamu di sini?” tanya sang cowok dengan gugupnya, sementara sang cewek menunduk karena ketakutan
“kenapa? Tidak boleh? Ini kan tempat umum.” Jawab Nanid tenang, membuat mereka tak bisa berkata-kata
“Jadi ini rumah temen mama? Jadi dia mama yang kamu antar arisan? Jadi dia mama yang masih asyik ngobrol?” tanya Nania dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya
“beb, aku bisa jelasin” elak sang cowok yang tak lain adalah David Prasetya sang kekasih Nania, dua tahun menjalin hubungan ternyata tak membuatnya setia pada satu orang saja.
“jelasin apa? Jelasin kalau kalian ndak ada hubungan apa-apa?” Nania semakin emosi, “sementara aku dengar sendiri sahabat aku sendiri, tidak! Sekarang mantan sahabat aku sendiri memanggil kekasihku, yang sekarang menjadi mantanku dengan sebutan sayang”
“beb…”
“Nia..” ucap mereka bersamaan
Bisik-bisik terdengar dari orang-orang yang berkerumun melihat mereka bertengkar. Mereka yang berada di dalam butik menghentikan aktivitas mereka dan menyaksikan kekasih yang kepergok jalan dengan selingkuhannya.
Perlahan sang cewek yang tak lain adalah sahabat Nania mendekat. “Nia, ini ga seperti yang kamu kira”
Nania mundur satu langkah menghindari tangan sang cewek yang ingin meraihnya
“Muna loe Va, gue pikir lo sahabat gue, ternyata lo nikung gue dari belakang.” Ucap Nania dengan penuh raut kecewa.
“maafin aku Nan…” ucap pelan sang cewek yang tak lain adalah Diva.
“bre****k kalian, benar-benar pengkhianat, tega banget kalian, dan lo, ternyata ini ya balasan lo pada kesetiaan gue 2 tahun ini, hubungan kita selama ini ternyata ga ada artinya buat lo, mulai sekarang puasin lo sama selingkuhan lo, kita ga ada hubungan apa-apa lagi”
Deg
David menatap nanar sang kekasih hati yang berlalu pergi meninggalkan mereka setelah memutuskan hubungan mereka. Ada rasa sesal yang menyeruak dalam hatinya, Kekhilafan dirinya membuatnya kehilangan sang kekasih yang selama dua tahun ini menemaninya.
Sementara itu Nania berlari keluar Mall dan mencari Pak Joko yang menunggunya di tempat parkir.
“Loh mb, kenapa?” Pak Joko kaget sang majikan menyusulnya ke area parkir sambil menangis
“kita pulang pak” ucap Nania tanpa menjawab pertanyaan sang sopir.
Tanpa banyak bicara pun pak Joko segera membuka mobil yang dia kemudikan lalu keluar dari area parkir Mall bergabung dengan kendaraan lain di jalan besar.
Sepanjang perjalanan tak hentinya Nania menagis hingga sesengukan, Pak Joko yang mengemudikan mobil pun tak berani bertanya, sesekali sang sopir melirik melalui kaca spion di atasnya untuk melihat kondisi Nania.
Hingga tak lama kemudian mobil memasuki halaman rumah dan berhenti di depan teras. Nania bergegas keluar dan berlari ke kamarnya, mengabaikan tatapan penuh tanya dari kedua orang tua dan kedua kakaknya yang tengah bersantai di ruang keluarga.
“kenapa Nia ma?” tanya sang papa
“ga tau pa,”
Nando sang sang kakak laki-laki pun berdiri hendak melihat kondisi sang adik, namun langkahnya terhenti ketika Pak Joko masuk menemui mereka dengan membawa paper bag berisi buku-buku yang di beli Nania.
“Pak Joko tau Nania kenapa?” tanya sang mama
“maaf bu, saya tidak tau” ucap Pak Joko sembari meletakkan buku yang dia bawa di atas meja
“tadi saya mengantar mb Nania ke toko buku, setelah dari Toko buku mb Nia minta di antar ke Mall M, katanya mau ke butik, saya hanya menunggu di parkiran, tapi tidak lama setelahnya mb Nia keluar dari Mall dan mengajak pulang, kondisinya sudah menangis bu, sepanjang perjalanan juga menangis kencang, sampai sesengukan bu” lanjut pak Joko menjelaskan.
“hmm baiklah, terimakasih pak, pak Joko bisa istirahat”
“saya permisi bu, dan itu buku mb Nia yang di beli tadi”
“ya, terimakasih pak” ucap sang mama sebelum sang sopir berlalu pergi untuk beristirahat.
“Nando akan melihatnya ma” ucap sang putra sulung di keluarga itu, selama ini sang kakak begitu dekat dengan sang adik, Nania akan lebih terbuka dengan sang kakak di banding dengan kedua orang tuanya. Mungkin saja Nia akan menceritakan apa yang terjadi pada sang kakak, bila sang kakak yang menghampirinya.
“ya, temui adikmu, tidak biasanya dia sampai menangis seperti ini” ucap mama begitu khawatir, namun untuk saat ini menemui anaknya pun akan percuma, anak bungsunya itu jarang sekali bercerita kepada sang mama.
Tbc
Hallo semua...
Othor balik lagi dengan cerita yang berbeda
Mohon dukungannya ya 😍😍😍
Terimakasih semua 🤩🤩🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments