[5.EX1.9] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 2

Fadil terus bertarung melawan monster yang sangat banyak dan mundur perlahan menuju markas peleton.

Di markas peleton. Situasi sudah tidak terkendali, monster yang mereka tangani sudah terlalu banyak. Menghadapi segerombolan monster peringkat A+, A, B+ dan B sangatlah mustahil sejak awal.

Basuki menghubungi peleton 3, namun tidak ada jawaban. Kemungkinan peleton 3 sudah terbantai. Seketika bom besar meledak dari peleton 3.

"Jadi disana sudah selesai ya." Ujar Basuki.

Basuki mengamati pasukannya yang hanya tersisa 11 orang saja dan semua peralatan bertahan juga sudah hancur.

Basuki kemudian menembakan suar khusus yang mengumumkan misi bertahan telah gagal.

"Semuanya berkumpul, misi gagal. Kita masuk ke hutan untuk hindari kawanan monster." ujar Basuki.

Semua pasukan tersisa meninggalkan markas darurat yang sudah rusak parah dan mereka menuju ke dalam hutan untuk hindari sekumpulan monster.

Namun keberuntangan mereka habis. Setelah mereka sudah berhasil hindari sekumpulan monster, mereka menemukan monster yang diluar akal sehat manusia.

Suhu disekitar mereka perlahan turun sangat drastis hingga ke titik beku.

"Halo semuanya, selamat siang. Aku harap kalian dapat membuat sedikit hiburan." ujar monster misterius yang tiba - tiba muncul.

Dan mereka menghadapi sesuatu yang sangat mengerikan.

______

Di sisa lain tim Fadil terus berjuang menuju markas peleton dan mereka sadari bahwa monster yang mengekuti mereka sudah berkurang drastis.

Terus berjalan, mereka rasakan suhu mulai mendingin dan beberapa pohon di depan mereka membeku.

Perlahan berjalan di tempat yang nampak mencurigakan itu, tak lama mereka menemukan Rey yang sedang berdiri sendiri.

Rey menyadarinya keberadaan mereka, dan menyuruhnya ke sisinya.

Tim Fadil yang tersisa mendekati Rey dan setelah dekati disana banyak rekannya yang sudah tak bernyawa dan juga pemimpin peleton Basuki yang sedang bersandar di pohon yang membeku dengan darah yang banyak lalu Dina yang sama berlumuran darah namun kedua kakinya sudah tidak ada dan sedang di tiduran di paha basuki, namun keduanya masih hidup.

"Apa yang terjadi?" ujar Fadil dan semua tim penganalisa sangat terkejut.

"Kalian tinggal ber-empat ya." ujar Rey.

"Jawab aku dulu!" ujar Fadil dengan teriakannya.

"Yah bisa kau lihat, misi gagal dan kami perlahan mundur namun kami malah bertemu monster yang kuat dan bisa berbicara pula, sungguh mengejutkan bukan." ujar Rey yang teelihat pucat.

"Monster bisa berbicara? Apa mereka bertubuh besar?" ujar Fadil.

"Tidak, monster seperti manusia namun memakai topeng. Jadi kamu menemukan monster yang bisa berbicara juga?" Ujar Rey.

"Ya benar, namun badannys besar dan mirip seperti yang dibahas pada rapat." ujar Fadil.

"Oh begitukah? Itu gawat." ujar Rey.

Disaat kondisi kritis Basuki menyampaikan sebuah pesan terakhirnya.

"Fadil baguslah kau masih hidup, aku akan berikan misi terakhir. Di markas masih ada suar khusus, tembakan suar itu dengan kode adanya monster peringkat L atau M." ujar Basuki.

Fadil dan timnya yang tersisa menerima misi terakhir tersebut dan segera berangkat.

"Rey ikut dengan kami?" ujar Fadil.

"Ah tidak kau saja, yang masih bisa berdiri disini hanya aku saja jadi aku akan menjaga kedua pasangan ini." Ujar Rey.

Fadil melihat Rey yang sudah sangat pucat dan Rey juga memegang pinggangnya dengan tangannya yang gematar.

"Baiklah kita pergi. Pak Basuki, Bu Dina dan kau Rey semoga kita bertemu lagi." Ujar Fadik dan lainnya juga ucapkan perpisahan yang sama.

"Fadil, kau juga. Sampai bertemu kembali di tempat lain." ujar Rey sedangkan Basuki dan Dina hanya membalas dengan senyum.

Lalu mereka berdua pergi menuju markas peleton yang telah ditinggalkan sebelumnya.

"Kau sok sekali ya ke mereka, padahal kakimu gematar gitu." Ujar Basuki sambil tertawa kecil.

Kemudian Rey langsung jatuh dan terduduk. "Bos seorang prajurit ingin terlihat jadi pahlawan itu wajar." ujar Rey yang darah mulai keluar lebih banyak di pinggangnya.

"Dasar kau ini." ujar Basuki.

"Hei mumpung aku masih hidup lebih baik kalian saling nyatakan perasaan, aku tahu kalian belum pacaran dan saling suka juga." ujar Rey sambil tertawa kecil.

"Fiuh...dasar....aku tak pernah berharap seperti ini. Aku tidak berniat pacaran dengan-mu Dina namun aku akan langsung menikahimu, tapi takdir begitu kejam bagiku." ujar Basuki.

"Benarkah? Aku sangat senang kau katakan itu tau." ujar Dina sedikit memerah mukanya.

"Kau ternyata lebih jantan ya pak bos." ujar Rey sedikit tertawa kecil, yang perlahan kesadarannya mulai hilang namun dia tetap berusaha membuka matanya.

"Dina..." ujar Basuki.

"Ya...Basuki." ujar Dina dengan senyum bahagia.

"Aku menyukaimu sejak kita pertama kali bertemu bahkan rasa cinta terus berkembang sampai saat ini. Dina maukah menikah denganku?" ujar Basuki.

"YA terima dan aku juga sangat cinta padanu juga." ujar Dina terlihat sangat bahagia.

Lalu mereka saling berciuman. Setelah selesai berciuman Dina memperlihatkan senyum terakhirnya dan dia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Tidur dengan tenang ya Dina." ujar Basuki dengan senyum bahagia melihat senyuman terakhir Dina.

"Rey kau masih disana?" ujar Basuki melihat Rey yang duduk menundakan kepalanya.

"Ya aku masih disini kok." ujar Rey mencoba menjaga kesadarannya.

"Terima kasih ya, kalau kau tidak bilang itu tadi mungkin aku akan tidak melamarnya sampai akhir hidupku." ujar Basuki yang kesadarannya sudah diambang batas.

"Jangan sungkan kita Rekan satu barak, jadi kita akan saling membantu." ujar Rey.

"Hehehe....kau sahabat terbaikku memang. Aku akan balas rasa terima kasih ini kehidupan berikutnya." Ujar Basuki yang dikalimat terakhir suaranya sangat pelan sampai tidak terdengar oleh Rey.

Suasana hening sesaat. "Basuki, kalau kita ada kesempatan hidup lagi apakah kita akan bertemu lagi dan apa kamu akan berharap akan bertemu Dina lagi?" ujar Rey yang suara kecil namun cukup terdengar sampai ke Basuki sambil menundukan kepalanya yang mulai terasa berat.

Namun suara balasan dari Basuki tidak ADA lalu Rey menoleh ke Basuki dan ternyata dia sudah pergi dengan muka bahagia bersama dengan Dina.

"Sepertinya misi khusus untukku sudah selesai. Aku doakan kalian berdua bahagia." ujar Rey lalu menutup matanya sambil duduk mengarah ke Basuki dan Dina lalu dia menghembuskan nafas terakhirnya.

.

.

.

.

.

______

Di sisi lain tim Fadil telah sampai di markas peleton yang ditinggalkan. Disana monster sudah tidak begitu banyak namun ada beberapa monster yang dapat di lawan oleh tim Fadil.

Setelah mereka habisi monster disana, Fadil langsung mencari suar khusus tersebut setelah menemukannya langsung di tembakan.

Fadik juga tidak dapat hubungi garis pertahanan karna alat komunikasi sudah rusak.

Setelah di tembakan mereka berempat di kagetkan kedatangan banyak kelompok monster peringkat A dan A+.

"Yah ini memang akhirnya, lagian misi kita juga sudah selesai. Aku senang telah bertemu kalian dan berjuang sampai akhir." ujar Hekal.

"Ya aku senang juga berjuang denganmu kawan." ujar prajurit serikat.

"Aku juga sama, Walau aku dari militer dan baru bertemu dengan kalian. Waktu singkat dengan kalian cukup menghibur." ujar prajurit militer.

"Hahahaha....aku senang punya banyak teman." ujar Hekal.

"Hekal tangkap ini." ujar Fadil melempar dogtag ke Hekal.

"Dogtag? Kenapa kau berikan ini padaku?" ujar Hekal.

"Aku gunakan peledak khusus berkekuatan sekitar 500KG dinamit, kalau tinggal aku yang hidup sendiri. Jadi kupercayakan Dogtag itu kepadamu." Ujar Fadil.

"Oh gila kali hahaha...." ujar Hekal.

"Hekal misimu sepertinya belum berakhir hahaha...." ujar prajurit militer.

"Tak apa, aku terima misi mulia ini pastinya ada pesan untuk seseorang di dogtag ini jadi aku terima ini." ujar Hekal.

"Baiklah-lah kawan mari kita mulai." ujar Fadil sambil keluarkan kekuatan pamungkasnya yaitu elemen air teknik penggunaan darah.

Fadil membentuk sebuah pedang satu lagi yang terbuat dari darahnya.

Kemudian mereka bertempur sampai titik darah penghabisan.

30 menit berlalu, mereka masih terus bertarung namun sudah diujung batas.

Yang masih hidup hanya Fadil sendiri semua rekan telah tewas dan Fadil sendiri sudah tak sanggup bertarung lagi.

"Sepertinya di pasukan terdepan ini hanya aku yang hidup, sudah waktu gunakan bom ini. Ah...beruntungnya pemimpin berikan ini padaku, jadi tubuhku akan hancur lebur dan Leila tidak akan melihat ditubuhku." ujar Fadil.

Kemudian dia menekan peledaknya namun tidak ada yang terjadi apapun.

"Hei - hei kau bercanda ini tidak berfungsi? Akh sial sekali, apa Leila disana tidak izinkan aku menghacurkan tubuhku sendiri? Ah....aduh....aku jadi kecewakan lainnya padahah udsh terlihat keren. Tapi Yasudahlah bunuh diri seperti itu juga gak keren. Aku juga punya jurus keren juga yang akan membunuhku." ujar Fadil berbicara sendiri.

"Baik ini waktunya. Leila sampai jumpa, maaf aku tidak dapat tepati janji abang." ujar Fadil sambil menutup mata, dan sedang bersiap mengeluarkan jurus paling mematikannya.

Fadil kemudian membuka matanya lalu langsung berteriak "Matilah bersamaku monster sialan! TERIMA INI 'HUJAN DARAH BERDURI'" ujar Fadil sambil menerikan jurus pamungkasnya.

Seketika semua darah yang berserakan disana termasuk darah rekannya, semua membentuk gumpalan di atas langit.

Pemakaian jurus pamungkas itu perlu menguras semua staminanya dan sekarang Fadil dalam posisi kekurangan stamina namun dimaksakannya.

Lalu jurus tersebut juga perlukan setengah darah dalam tubuhnya semakin banyak darah di kumpulkan maka darah yang dibutuhkan dalam pengaktifkan makin meningkat juga.

Ketika darahnya tersedot keluar Fadil merasakan sakit yang luar biasa, jika seseorang yang belum terbiasa ayau ahli kemungkinan penggunanya akan mati seketika atau cacat.

Semua darah sudah berhasil dikumpulkan dan mengumpal di atas langit bahkan gumpalan darah itu bisa terlihat oleh pasukan penyerang yang sudah hampir tiba.

Fadil dengan pandangan yang sudah buram dan tak sanggup berdiri kemudian menjatuhkan gumpalan darah itu dalam bentuk hujan berduri dan seketika membasmikan semua monster yang ada disana.

Monster yang masih tersisa dan selamat langsung kabur karna merasakan bahaya dari serangan tersebut

Fadil setelah melihat monster pada kabur, dia langsung tumbang dan meneletangkan dirinya lalu mengambil foto adiknya di sakunya.

"Ah adikku....aku merindukanmu....sampai jumpa adik tercintaku...aku menyanyangimu selamanya." ujar kata - kata terakhir Fadil dan di menghembuskan nafas terakhirnya sambil memegang erat foto adiknya, foto bersama Dani dan Adiknya dan foto ke keluarga.

Setelah dia menghembuskan nafas terakhirnya, cahaya misterius menyelimutinya dan segumpal cahaya keluar dari tubuhnya dan cahaya itu pergi menuju kedalam hutan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah 45 menit berikutnya pasukan penyerang telah sampai di markas peleton yang telah dibantai.

Salah satu pemimpin pasukan melihat mayat Fadil yang tersenyum sambil memegang sebuah foto di dadanya.

"Kamu pahlawan pemberani yang berjuang sampai akhir." ujar pemimpin itu kemudian juga mengambil data terakhir dari tim penganalisis yang tidak sempat dilaporkan.

"Kalian, kumpulkan dan temukan jasad para pahlawan ini lalu bawa ke garis belakang." ujar pemimpin itu dan prajurit yang menerima perintahnya.

Dia kemudian memeriksa saku di dadanya yang terlihat menonjol seperti sebuah rekaman video.

Rekaman video itu menjadi sebuah bukti bentuk adanya monster berbahaya di hutan dan juga pasukan monster yang terkoordinasi.

Rekaman dari Fadil dan kasus Dani membuat penyerbu dapat lebih berhati - hati dalam penaklukan hutan batavia dan efek dari itu jumlah korban dalam peryebuan itu dapat berkurang.

.

.

.

.

.

.

Itu dia kisah tentang salah satu dari 3 bersaudara sebelum kejadian bertemu Radit.

Huee....seseorang menangis. Kenapa tragis sekali sih, aku sampai menangis tau.

Kukira hanya dia yang membuat sidih ternyata ada juga lainnya, aku sampai kepikiran tau jadinya.

Lalu apa ingin lanjut tentang saudara Leila satunya lagi atau lanjut ke buku berikutnya?

Tentu bacain juga dong kisah tentang Dani juga aku mau dengar.

Baiklah kalau begitu, ini lebih singkat dari kisah si Fadil namun cukup menyentuh hati....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!