Hari berlalu dan ketika beberapa hari lagi mendekati hari operasi yang sudah disahkan. Dani dan Fadil kemudian berikan semua hal tentang kepergiannya ke medan penyerbuan kepada Leila dan disana juga ada Mira, Fika dan Adi.
Leila mendengar itu sangat terkejut dan marah kepada kedua abang.
"Kenapa? KENAPA!!!!? bang Dani - bang Fadil mau tinggalkan Leila sendirian. Abang jahat banget sama Leila." ujar Leila sangat marah sambil menangis.
"Leila, kita gak ninggalin Leila sendiri kok, kan nanti kita berdua balik lagi. Ini demi Leila juga kok." ujar Dani.
"Demi Leila apanya! Setiap hari Leila sendirian terus sejak ayah dan ibu udah gak ada, Leila setiap hari....semakin hari semakin kesepian. Abang bukannya sama Leila terus tapi gak pernah sama Leila!" ujsr Leila sangat marah sambil menangis.
"Leila tenang jangan marah. Ini semua demi Leila. Kalau kita gak ikut operasi ini, nanti kota akan diserang monster, nanti kalau monster datang kesini dan hancurkan rumah ini gimana dong?" ujar Fadil berusaha tenangkan Leila.
"Biarin rumahnya hancur, lagian gak ada gunanya! Rumah terus ada ayah sama ibu juga gak bakal hidup lagi!" ujar Leila teriak keras.
Dani untuk sekali seumur hidupnya menampar keras Leila karna merasa Leila terlalu lama dimanja sampai tidak dapat menerima kenyataan dan kondisi saat ini.
Fadil, Mira, Fika dan Adi sangat terkejut ketika Dani menampar keras pipi Leila hingga terjatuh. Bahkan Leila sendiri yang ditampar lebih - lebih terkejut lagi karna di belum pernah oleh dipukul atau ditampar oleh seseorang bahkan oleh keluarganya.
"Abang apa yang kau lakukan!!?" ujar Fadil yang sangat terkejut.
"Diam dulu Fadil. Kita sudah terlalu lama memanjakan Leila sampai dilupa akan keadaan dunia." ujar Dani dengan tegas.
"Dengar Leila! Kami berdua sangat sayang padamu bahkan kami berdua rela lakukan apapun demi keselamatan-mu makanya kami carikan seseorang untuk menjagamu selagi Abang sama Fadil tidak bisa melihatmu, tapi lihat Leila dunia sudah berubah! Dunia ini tidak sedamai yang dulu! Abang ingin Leila sadar dan harus kuat juga. Abang dan Fadil itu tau akan hidup sampai kapan lagi, karna setiap hari abang selalu lihat kalau dunia ini semakin berbahaya." ujar Dani.
"Aku benci bang Deni dan bang Fadil." Leila menangis lalu kabur dan masuk ke kamarnya lalu menutup pintunya rapat - rapat.
Dani mengejarnya dan berteiak untuk buka - buka-kan pintunya.
"Leila kalau kamu gak mau buka pintu abang akan pakai kekerasan." ujar Deni mulai keluarkan elemen esnya dan pinjakannya mulai membeku.
"Abang tunggu kau berlebihan!" ujar Fadil.
Adi yang memiliki elemen api langsung mencairkannya.
"Adi! Jangan ikut campir urusan keluarga kami!" ujar Deni marah karna elemen esnya di cairkan.
"Mau bagaimana pun aku harus ikut campur. Menggunakan kekuatan elemen, itu berlebihan kau tau. Bagaimana kalau dia terluka." ujar Adi.
"Bang kau ini terlalu berlebihan." ujar Fadil.
"Tapi mau gimana lagi, kau juga-kan anggota serikat-kan kau yang paling tau karna di garis depan lawan monster secara langsung dan kau pasti tau kalau dunia ini sangat tidak stabil. Kematian bisa datang padamu kapan saja lebih cepat....karna kekuatan ini semua jadi berubah, andai saja...." ujar Dani sangat frustasi karna walau dia kuat dia tetap tidak bisa lakukan apapun untuk adiknya.
Tiba - tiba saja alarm smartphonenya berdering. Dani melihatnya dan memeatikannya.
"Sial!...Aku kehabisan waktu." ujar Dani yang kesal dan menghelas nafas.
"Ada apa bang?" ujar Fadil.
"Aku, segera pergi pihak militer butuh persiapan lebih untuk penyerbuan dan aku punya misi khusus juga." ujar Dani.
"Misi apa itu?"ujar Fadil penasaran.
"Itu rahasia. Kalian tinggalkan aku sendirian, aku ingin bicara dengan Leila." ujar Dani.
Mendengar itu lainnya langsung paham dan pergi dari sana.
Suasana sesaat hening. Dani bersandar di kamar pintu Leila yang tertutup dan mulai berbicara mengenang masa mereka.
Dani ceritakan semua masa - masa kecil dia mulai dari melihat kelahiran Fadil dan hingga Leila. Dani ceritakan semua yang dia ingat dan kebahagian yang dirasakan bersama Leila, Fadil dan kedua orang tuanya.
Mendengar itu Leila menangis karna mengenang masa - masa bahagia itu.
Fadil dan lainnnya juga dapat mendengar curahan hati dari seorang saudara yang sangat mencintai keluarganya. Curahan hati itu membuat mereka menangis.
Namun waktu tak berpihak padanya. Dani beranjak berdiri dan bersiap pergi.
"Leila, Abang sudah harus. Untuk tamparan tadi abang benar - benar minta maaf. Abang gak ada maksud marahin Leila, abang cuman mau Leila harus tega, kuat dan mandiri. Abang takut kalau abang sudah tak ada Leila nanti disakiti orang lain. Itu saja." ujar Deni menghadap pintu berharap terbuka.
Dibakik pintu tertutup itu ada Leila yang sedang duduk menangis mendengat Deni berbicara.
"Leila aku selalu menyayangimu, sampai kapanpun abang tak akan bisa membeci atau memarahimu." ujar Dani tetap menunggu dan berharap agar pintunya terbuka namun pintu itu tak pernah terbuka.
Deni agak kecewa karna pintunya tidak terbuka namun dia tidak membeci Leila sama sekali.
Ketika dia mulai melangkah dan turun tangga. Pintu kamar Leila terbuka dan melihat Dani sambil menangis.
Dani senang karna pintu kamar Leila akhir terbuka dan Dani langsung membuka badannya lebar - lebar agar Leila memeluknya.
Melihat itu Leila langsung berlari dan memeluk Dani sambil menangis.
Dani kemudian membawa Leila kebawah walau masih menangis.
Dani kemudian kaget sesampai dibawah melihat semuanya ikut menangis.
"Hei kenapa kalian menangis juga." ujar Dani.
"Wajar nangis bodoh. Lihat aja dirimu, matamu juga merah tuh." ujar Adi, mendengar itu Dani mengusap matanya karna tak sadar dia juga menangis.
"Hei Fadil sini kita pelukan bertiga." ujar Dani lalu kemudian mereka sebagai 3 bersaudara saling berpelukan dan saling minta maaf.
Setelah beberapa menit Dani dan lainnya keluar dari rumah dan Dani akan segera pergi.
"Oh sudah selesai?" ujar Adinata yang menunggu di mobil.
"Siapa dia bang?" ujar Leila.
"Ah ya kamu belum liat dia secara langsung ya. Abang kenalkan, dia itu teman abang, yang abang sering ceritaan dia kuat itu loh. Mukanya keliatan om - om jahat tapi dia orang baik." ujar Dani.
"Hei sopankah begitu memanggil gurumu seperti itu?" ujar Adinata.
"Oh om jadi orang yang hebat dan kuat yang jadi gurunya abang aku ya. Makasih ya udah jaga abangku." ujar Leila.
"Oh gadis kecil yang sopan, tidak seperti abangnya yang aneh." ujar Adinata.
"Sudahlah ayo pergi." ujar Dani, kemudian Adinata masuk ke mobil dan menghidupkannya.
Dani dan Fadil saling berpelukan kembali. "Hajar semua monsternya bang nanti hehehe..." ujar Fadil. "Oh ya pasti dong." ujar Dani.
Leila juga memeluk kembali Dani lagi dan berkata "Janji pulang lagi ya." ujar Leila nampak ingin nangis.
"Abang pasti pulang kok, kan dulu abang punya janji sama kamu kalau akan beli sebuah kapal besar dan kita akan keliling dunia dengan kapal itu, jadi demi janji itu abang akan tetapi janji untuk membuat kapal super keren." ujar Dani.
"Jadi itu beneran gak bohong?" ujar Leila dengan mata berbinar.
"Ya dong, demi adikku tersayang mana mungkin abang bohong." ujar Dani.
"Aku sayang ama abang." ujar Leila.
Lalu Adi mendekati Dani, dan Dani merasa kalau Adi mau berpelukan juga.
"Mau pelukan juga?" ujar Dani.
"Tidaklah. Tapi aku mau ucapkan....selalu hati - hati aja." ujar Adi lalu mereka berdua lakukan fist bump (adu kepalan tangan).
Dani melihat Mira, dan Fika agak ragu ingin ucapkan sesuatu lalu Deni memanggil Mira, Fika dan Adi untuk mendekati dia.
Dani kemudian mengelus - elus kepala mereka. "Kita emang belum lama bertemu, tapi aku sudah anggap kalian keluarga. Benar-kan Leila-Fadil." ujar Dani.
Leila dan Fadil mengangguk. "Benar, kakak semua selalu temenin aku pas bang Fadil dan Bang Dani gak ada jadi sudah aku anggap sebagai kaka aku." ujar Leila.
Mira, Fika dan Adia kemudian memeluk erat Dani. Namun semua masih keliatan khawatir.
"Kalian gak perlu khawatir dia ini kuat karna yang ngelatihnya juga orang kuat." ujar Adinata sambil tersenyum dan kekhawatiran semua berkurang karna keyakinan itu.
Lalu setelah itu Dani pergi meninggalkan rumah.
______
"Kau terlihat berantakan, kita ngopi aja dulu." ujar Adinata di mobil.
"Hei nanti kita terlambat." ujar Dani.
"Santai-lah kalau ada yang marahin kamu nanti aku akan marahin dia balik. Hahaha..." ujar Adinata.
_______
Hari sudah malam, Fadil tidur dengan Leila dan kamar Leila. Sepanjang malam mereka saling membicarakan masa lalu mereka dan kenangan indah sampai mereka tertidur.
Hari berganti dan waktunya untuk Fadil untuk pergi juga.
"Doakan abang menang ya." ujar Fadil.
"Leila akan selalui doakan abang Fadil dan Abang Dani untuk selalu menjadi yang terkuat." ujar Leila dengan bahagia.
"Baiklah kalau abang pergi dulu." ujar Fadil lali mencium kening Leila.
"Janji pulang ya." ujar Leila.
"Iya janji kok." ujar Fadil.
"Adi, Mira, Fika. Jaga adikku selama aku tidak ada ya." ujar Fadil.
"Tentu saja bro." ujar Adi.
"Ya aku selalu ada di samping Leila kok." ujar Fika.
"Hati - hati ya jangan paksakan diri." ujar Mira.
Kemudian Fadil menaiki mobilnya dan sekali lagi berkata "Dah ya, jadi anak yang baik ya Leila" ujar Fadil.
"Leila akaj jadi anak yang dan janji akan jadi kuat seperti bang Dani dan Bang Fadil." ujar Leila.
Setelah itu Fadil pergi. Leila terus melihay mobil Fadil sampai tidak terlihat kenbali.
_______
Hari operasi dimulai dan setelah seminggu operasi besar itu di nyatakan berhasil oleh berita - berita.
Namun Leila terus,
terus ,
terus ,
terus ,
Dan terus menunggu kedatangan kedua abangnya.
Namun mereka berdua tak kunjung datang.
________
Setelah 2 minggu seseorang mengetuk pintu rumah Leila di malam hari.
Leila terlihat senang dan berlari membuka pintunya namun yang di lihat bukan abang namun hanya Adinata saja.
Mira, Fika dan Adi ada disana melihat Adinata berdiri dengan wajah masam.
Seketika Adinata menangis dan memeluk Leila.
.
.
.
.
"Leila, yang tabah ya." ujar Adinata sambil memeluk Leila dengan wajah masam.
Leila bahkan sampai tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi namun air matanya menetes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Epic
Ilustrasinya banyak, dan lumayan mendukung
2022-12-11
2