"Namaku Todo, aku sudah mendengar namamu dari yang mulia, aku mengandalkanmu."
Untuk Jenifer dan Latifa, ia memintanya untuk tetap di sini tanpa bertarung.
"Ah iya."
Entah kenapa bagi Ardhi, itu terasa berat, mengingat bahwa semua orang menaruh harapan padanya.
Todo adalah pria besar berotot dengan jaket ketat tanpa lengan yang secara otomatis menunjukkan seberapa berototnya tangannya. Dia memiliki rambut pendek hitam dengan pedang besar di punggungnya.
Aura terasa ramah dan juga bersahaja yang membuat Ardhi berfikir dia memang pantas menjadi pemimpin. Sementara itu ada sekitar 20 pasukan yang terlihat seperti petualang di depan keduanya, mereka membawa berbagai senjata seperti pedang, palu dan juga beberapa perisai dan pisau.
Mereka jelas terlihat siap bertempur, namun mengingat bahwa mereka akan menyerang Island semangat juga tidak bisa merubah apapun, Island adalah tanah mereka di masa lalu yang direbut oleh para monster laut karenanya tanpa mereka sadari pulau itu adalah rumah mereka sesungguhnya.
Todo memberikan ucapan keras untuk memotivasi pasukannya dengan sedikit dorongan mereka mulai berenang melewati pelindung. Bernafas di dalam air tidaklah buruk atau sejujurnya Ardhi menikmatinya.
Di dunia sebelumnya jika Ardhi mampu melakukan hal ini sudah cukup akan mendapatkan popularitas tinggi bahkan bisa mendatangkan uang dengan sebuah tempat disebut sebagai internet.
Dia berenang paling belakang untuk memastikan tidak ada sesuatu yang membututi. Enam pedang terus bersiaga di dekatnya tahu-tahu jika harus menyerang.
Todo dengan gagah berani terus melaju hingga akhirnya mereka naik kepermukaan pulau, jarak dari Shicheng dan Island hanya berjarak 5 Km dan bagi Ardhi itu bukanlah jarak yang jauh.
Pedangnya merasakan sebuah gerakan di bawah, dan dalam sekejap itu meluncur dan menusuknya.
Yap, itu bukan monster laut meski begitu ular laut memang tetap saja berbahaya, mereka menyerang cukup agresif saat melihat manusia. Berkatnya siapapun tak terluka.
Mereka membuat lingkaran untuk merencanakan strategi, namun sejujurnya tidak ada hal istimewa yang dapat dipikirkan, mereka hanya akan bergerak tanpa terpisah dengan formasi orang-orang yang memiliki perisai berdampingan dengan orang-orang dengan yang memakai senjata berbeda, jika sesuatu ditembakan maka perisai itu cukup untuk melindungi dua orang.
Ardhi berpasangan dengan wanita bertubuh besar bernama Mery, walau tubuhnya besar itu bukan karena otot atau lemak, mereka langsing dengan dada yang begitu besar. Perisainya lebih besar dari semua orang dan sebagai tambahan dia juga membawa pedang pendek di belakang pinggangnya.
Walau tingginya hampir 190 cm dia wanita yang cantik dengan rambut coklat panjang.
"Kau tidak perlu melindungiku tak masalah jika perisainya lebih condong padamu," seru Ardhi dan Mery mengangguk sebagai jawaban.
Mereka berpapasan dengan lima monster laut, bahkan ketika mereka kalah jumlah insting bertarung mereka tak membuat mereka lari, alhasil Todo dapat menghabisinya bersama beberapa orang dan melanjutkan perjalanan secepat mungkin.
Tepat saat itu mereka bisa melihat sebuah bangunan tinggi yang disulap sebagai sebuah benteng besar, tak perlu menunggu lama mereka segera ketahuan dan kemudian dihujani panah-panah yang melesat dari penjaga.
Manusia tak tinggal di sini dari 100 tahun yang lalu, karenanya hampir mustahil menemukan jejak manusia. Semua pasukan menyelimuti diri dengan perisai dengan itu dentuman logam terdengar saling menyahut.
Todo berkata ke arah Ardhi.
"Aku mengandalkanmu."
Ardhi menjawab dengan anggukan dan ke-enam pedang miliknya melayang di udara kemudian mengincar satu persatu musuh di atas benteng melalui tusukan, para monster tidak bisa mengantisipasinya dan hanya bisa menerima ajal mereka bahkan beberapa jatuh dari sana.
Melihat celah Todo menarik pedangnya lalu berkata. "Serang," yang mana dibalas teriakan pasukannya, orang yang memakai palu menghancurkan gerbang kayu bersama-sama hingga akhirnya mereka bisa menerobos ke dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments