Chapter 06 : Pertemuan Yang Ditakdirkan

Kerajaan Lyndon adalah sebuah kerajaan terbesar setelah dua kerajaan lainnya, di sini menyimpan keindahan yang sulit dibayangkan siapapun dan semua wilayah hanya menyembah satu dewi yaitu dewi air bernama Esna.

Esna digambarkan sebagai dewi wanita berparas cantik dengan rambut biru berponi panjang, mengenakan apa yang disebut gaun mewah terusan indah yang dengan senang menunjukan punggung serta bahunya yang terbuka. Setiap patung diletakan di beberapa kota tak terkecuali kota Georginia itu sendiri.

Di depan patung itu Ardhi berdiri mengagumi sosoknya, ini sudah satu bulan setelah dia dipindahkan ke dunia asing ini.

Untuk sementara ia akan berpetualang sendirian karena Nisa dalam masa pelatihan bersama seorang penyihir yang mereka sewa, dibandingkan Ardhi, Nisa harus segera mempelajari sihir dan Ardhi bilang untuk mempelajari sihir api dan air agar petualangan mereka sedikit lebih mudah.

Api digunakan untuk memasak dan air untuk minum. Kedua hal itu sangat dibutuhkan untuk menghemat agar uang mereka bisa tersimpan lebih banyak.

Dua Minggu adalah waktu yang akan dihabiskan Ardhi sebagai petualang solo, sebelum itu dia harus mengganti pakaiannya.

Dia mendapatkan pakaian yang lebih bagus dari sebelumnya yaitu sebuah celana putih dengan sepatu bot kemudian t-shirt biru yang ditutup kembali mantel biru dimana bagian belakang lebih panjang dari depan. Dia tidak menggunakan satu pedang melainkan enam pedang yang diletakan masing-masing tiga di kiri dan kanan.

"Anda terlihat tampan, saya pikir ada seorang kesatria berpangkat tinggi," ucap salah satu pekerja toko.

"Aku hanya seorang petualang biasa, kalau begitu aku mengambil yang ini."

"Terima kasih atas pembeliannya."

Pedang Longsword yang dia gunakan telah rusak saat melawan seekor Bulfrog, sekarang dia akan mencoba melawan mereka lagi sekaligus mencoba kekuatannya.

Bulfrog yaitu katak raksasa yang mendiami aliran sungai jauh di dalam hutan, mereka memiliki kulit keras serta gerakan cepat, karena rasanya mereka diburu dan harganya cukup lumayan.

Setelah Nisa, Ardhi juga harus memiliki uang untuk mempelajari satu kemampuan dan ia harap kemampuan itu tidak jauh berbeda dari teknik berpedangnya.

Bulfrog melompat jauh untuk memasang Ardhi dari atas, dengan sedikit gerakan menghindar Ardhi memotongnya dengan dua pedang dan saat dia menyarungkan kembali pedangnya Bulfrog jatuh dengan darah menyembur ke udara.

Seperti biasa yang sulit dari memburu adalah membawa hasil perburuan, tas penyimpanan terlalu mahal dan itu selalu menjadi kendala.

Tepat dia memikirkannya sebuah teriakan menggema di udara.

Ardhi bukan orang yang cuek sehingga membiarkan teriakan itu berlalu begitu saja, jadi dia berlari dengan sekuat tenaga dan menemukan seorang gadis yang terpojok oleh seekor beruang besar.

"Toooooo.....longggggg!"

Dia menerjang ke depan lalu dengan satu tebasan ia telah memotong kepalanya dengan mudah, jika ini situasi satu lawan satu bagi Ardhi akan sulit, syukurlah bahwa beruang ini sangat terfokus pada gadis ini.

Gadis itu tampak menangis, dia memiliki tinggi tidak tinggi ataupun pendek, mungkin rata-rata tinggi gadis pada umumnya.

Ia memiliki rambut perak panjang lurus, tidak perlu bertanya siapa sebenarnya gadis ini karena ia memakai pakaian serba putih, ia jelas seorang pendeta.

Mata lapis birunya tampak berkaca-kaca jadi Ardhi dengan ragu memberikan sapu tangannya.

"Kau mungkin membutuhkan ini."

"Terima kasih banyak, uweeeeh... aku mengompol!"

"Jangan berteriak keras-keras bukan hal aneh jika mengompol jika berhadapan dengan beruang ini."

"Aku tidak bisa menjadi pengantin lagi."

Ardhi hanya menjatuhkan bahunya lemas. untuk menghiburnya Adhi mengantarnya ke penginapan walaupun dia menangis sepanjang jalan dan tak sedikit orang yang menyalahkannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***