Ardhi bergerak dengan baik saat ular secara cepat mengejarnya, dia bergerak secara zig-zag menggunakan pepohonan sebagai penghambat untuknya.
Ular terus menerobos maju lalu meluncur dengan kecepatan tinggi tepat saat Ardhi melompat menghindarinya setipis kertas selagi mengayunkan pedangnya menyayat kulit ular.
Itu mungkin keberuntungan bahwa dia melakukannya dengan timing yang pas dan juga waktu tepat pula. Dengan luka seperti itu Ardhi berharap bahwa ular ini akan pergi sayangnya dia tidak melakukannya, ular ini semakin berambisi hingga tubuh Ardhi terhantam ekornya dan mendarat di batang pohon cukup keras membuatnya mengeluarkan darah dari mulutnya.
Ular itu merayap untuk memberikan serangan akhirnya, tepat saat kepala naik sosok Nisa telah berada di pohon, dia menjatuhkan dirinya kemudian memasang belati di depan, ia berputar seperti sebuah pusaran kemudian dengan hebat menembus kepala ular itu tanpa ampun hingga ular jatuh tepat di belakangnya.
"Sepertinya aku perlu mandi," katanya santai berbeda jauh dengan perasaan yang diberikan oleh Ardhi. Dia benar-benar lega bahwa ini telah berakhir.
Sementara Nisa membersihkan dirinya di bawah air terjun dia dengan lihat menguliti kulit ular, kemudian memotong-motong beberapa daging yang sebagian akan diolah menjadi makanan dan sisanya dibawa pulang.
Untuk bertahan hidup Ardhi berusaha mulai beradaptasi sekarang, dia harus makan yang tidak terbiasa dan berlatih semakin giat. Jika dia bisa mempelajari sihir ia tanpa ragu akan melakukannya.
Itulah tekad yang dia buat, sebelum pandangannya teralihkan pada Nisa yang telah berdiri di depannya.
"Segar sekali."
"Whoaaa, apa yang kau lakukan? Cepat pakai sesuatu untuk menutupi tubuhmu."
"Maafkan aku tapi itu satu-satunya pakaianku, dan masih belum kering."
Sebegitu kah mereka miskin?
Mereka tak bisa membeli pakaian, peralatan layak bahkan hanya menyewa penginapan sangatlah menyusahkan, Ardhi sangat frustasi bahkan dia tidak tahu kenapa dia berada di dunia ini akan tetapi ia akan berjuang untuk bertahan meskipun memulainya dari nol.
Ardhi melepaskan t-shirtnya kemudian meminta Nisa memakainya, t-shirt itu cukup besar hingga mencapai lutut Nisa atau sejujurnya dia memang bertubuh kecil.
"Duduklah dan makan daging ini."
"Siap nyan~ rasanya sangat enak."
Dia makan seperti tupai tapi itu hal imut yang bisa dilihat darinya, saat dia bertingkah seperti itu Ardhi terkadang melupakan bahwa dia berniat untuk membunuh seseorang.
Hal seperti apa yang membuatnya ingin melakukan sejauh itu.
Ardhi mengambil daging yang telah matang kemudian memasukannya ke dalam mulutnya, setiap gigitan begitu penuh lemak tidak heran bahwa ini memang terasa enak meskipun Ardhi tampak mual jika mengingat makanan yang sedang dia makan.
Jika dia tidak menghemat banyak uang ia tidak akan bisa melatih dirinya semakin kuat. sihir ataupun teknik apapun itu bisa dipelajarinya dengan meminta seseorang mengajarinya, beberapa petualang bahkan memasuki pelatihan untuk menjadi kuat tapi untuk Ardhi dan Nisa itu merepotkan.
Hanya dengan mendengar harga yang dikeluarkannya itu sudah mustahil, harga slime yang mereka jual tidak seberapa, saat semua orang hidup dengan satu koin emas, keduanya harus hidup dengan satu koin perak.
Perumpamaan itu paling bisa untuk menjelaskan situasi mereka. Namun cara pertamalah yang akan ia ambil yaitu meminta petualang lain mengajari mereka dengan upah uang sebagai pembayaran.
Dan setelah itu keduanya mulai bersemangat untuk mengumpulkan lebih banyak uang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Kang Comen
lanjutkan
2022-12-11
0