Ardhi terbangun, menyadari bahwa lukanya telah sembuh dia buru-buru bangkit.
"Latifa?"
"Hehe kau tidur seperti bayi di pangkuanku."
"Maaf pasti aku tidur cukup lama."
"Bukan apa-apa, cuma beberapa jam koq."
Jenifer muncul dari belakang lalu berbisik pada Ardhi.
"Dia benar-benar menyukainya, kau dibelai beberapa kali olehnya."
Wajah keduanya memerah.
"Maafkan aku, tiba-tiba saja jiwa keibuanku bergerak muncul."
"Aku pikir itu jiwa dari calon istri."
"Kemarilah, akan kuhajar kau."
Latifa dan Jenifer saling kejar-kejaran, Ardhi bingung kenapa dua orang bisa terlihat sangat akrab satu sama lain, dia mengalihkan pandangan ke air dan melihat bagaimana monster itu mengambang di sana.
Membersihkan mayat di tengah laut seperti ini, jelas mustahil hanya dengan melemparkannya ke laut adalah pilihan satu-satunya yang bisa dilakukan dan juga semua itu pilihan buruk.
Mungkin saja Kraken itu tinggal di sini karena tertarik dengan monster laut? Apapun itu yang jelas malam hari bukan malam yang aman jika mereka terus di sini, menggerakkan kapal kembali akhirnya mereka sampai di kota bawah air, seperti namanya kota tersebut tidak bisa dilihat dari atas kendati demikian ada satu loket mengambang di atas air dan di sana ada seorang pria yang bertugas sebagai penunggunya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Ardhi.
"Cukup membosankan berada di atas sini, setiap orang disuruh paling tidak satu hari berada di sini secara bergantian meski begitu rasanya seperti setahun."
Ketiganya berfikir semenyenangkan apa kota bawah air itu, hingga pria ini tidak mau melewatkannya sehari saja.
"Kalian mau pergi ke bawah?"
"Aku tidak ikut, aku akan diam di sini menunggu kalian berdua."
"Tak apa Jenifer, aku akan membayarnya untukmu kau juga pasti belum melihatnya kan."
"Kalau begitu aku menerimanya."
Ardhi memberikan tiga koin emas yang masing-masing ditukar dengan sebuah botol ramuan, ia mendengar penjelasan tentang khasiat ramuan itu. Paling tidak mereka akan bisa bernafas dalam air selamanya namun jika ingin kembali sedia kala loket ini memberikan penawarannya."
Ardhi pikir bisa bernafas di dalam air bukanlah hal yang mengganggu, selagi tidak ada perubahan sebagai efek samping dia akan menyimpannya begitu juga dua lainnya.
"Bukannya itu artinya seseorang bisa pergi ke sana tanpa membayar satu koin emas?"
"Tidak, kau perlu izin di sini dan saat kunjungan kedua mereka hanya membayar setengahnya sebanyak 25 koin perak sebagai biayanya."
Itu peraturan yang cukup tegas, walaupun biayanya masih terbilang mahal.
Mereka mendapatkan stempel di tangan sebagai bukti izin diberikan, sebelum akhirnya tanpa ragu melompat terjun ke dalam air.
Dari sana mereka bisa melihat pemandangan laut yang indah, terdapat banyak karang-karang indah yang dijadikan tempat berkumpul para ikan, Anemon yang dipenuhi ikan-ikan badut serta gerombolan ikan yang berenang melewati mereka tampak mempesona.
"Lihat itu! Ikan paus!" teriak Latifa dan segera menutup mulutnya sesaat sebelum melanjutkan.
"Aku bisa bicara dalam air."
"Kita bisa melakukannya, kupikir 1 koin emas memang harga yang pas untuk ini semua."
Mereka terus berenang semakin jauh dari kapal, pemandangan ini benar-benar indah. Tidak akan ada orang yang berfikir bisa berenang sebebas ini bahkan jika Ardhi berasal dari dunia lain dia ragu jika manusia bisa melakukan ini tanpa alat pernapasan.
Dunia sihir dan pedang memang mengagumkan.
Terlepas dari pemandangan bawah laut yang mempesona kota besar di depan mereka lebih mengagumkan dari semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments