Di loket yang ramah dengan petualang Nisa mendaftarkan rekan barunya sebagai petualang, ia membayar beberapa koin perak sebagai biaya administrasi yang membuat Ardhi semakin tidak enak.
"Maafkan aku."
"Jangan khawatir kau hanya harus membayarnya nanti dengan kerja keras."
"Aku akan melakukannya sebisaku."
Ardhi mendapatkan kartu petualangnya yang mana di sana tertera wajah serta namanya, jika ditanya bentuknya, mirip seperti kartu pelajar atau mungkin SIM mengemudi.
Ia kemudian dijelaskan tentang Rank F sampai A dan Rank lanjutan Gold, Platinum dan Mithril. Tergantung rank-mu bayaran serta misi akan disesuaikan dengan kemampuanmu.
Seorang bisa mengambil quest dibawah rank-nya sementara untuk di atas tidak akan diizinkan itulah peraturan dasar dari guild, untuk perkejaan telah tertera di papan besar yang ditaruh di guild dan nama guild ini disebut sebagai Guild Crimson Opera.
Guild masternya adalah seorang penyihir ditingkat Mithril yang menyukai Opera dan berpenampilan warna merah tua, berhubung dia sedang di luar maka Ardhi jadi semakin penasaran dengan sosoknya.
Dan untuk petugas loket hanya satu orang dan ia bernama Cathy, rambutnya putih panjang serta gaun panjang berenda menawan.
Sepertinya Ardhi akan senang tinggal di sini jika semua petualang ini bisa akur tanpa perlu berkelahi.
"Sialan kau, kemarilah."
"Natangin Yeee."
"Siapa yang ngambil rokku sialan, kalian mau mati hah?"
Suara pukulan serta meja dan kursi begitu saja dihancurkan.
"Kenapa ini?"
"Haha beginilah guild kami, kau nanti juga akan terbiasa."
"Aku tidak bisa membayangkannya," kata Ardhi lemas.
Meninggalkan keributan yang terjadi di guild, mereka menuju bukit untuk mengumpulkan herbal, pekerjaan santai yang yang tidak melibatkan diri dalam hal berbahaya.
"Apa ini tanamannya?"
"Benar, hati-hati untuk mengambil rumput juga nyan."
"Aku tidak akan sejauh itu... ngomong-ngomong apa alasan Nisa menjadi petualang?"
"Tentu untuk mencari uang namun aku juga ingin bertambah kuat."
"Bertambah kuat?"
"Ada seseorang yang ingin kubunuh."
Ardhi sedikit terkejut namun dia sebisa mungkin tidak menunjukannya, perkataannya sedikit sedih dan di dalamnya diisi oleh penyesalan. Mengetahui ini bukan waktu untuk menanyakan hal bodoh Ardhi memilih untuk mengalihkan kembali pada pekerjaannya.
Semua orang memiliki masa lalu, tak terkecuali buruk dan baik begitu juga dirinya.
"Aku baru menghabiskan uangku jadi kita akan memetiknya sampai matahari terbenam atau tidak akan ada makanan untuk besok."
Itu jelas salahku, ucap Ardhi meminta maaf dalam hatinya.
Lain kali ia yang akan membalasnya.
Setelah selesai dengan pekerjaan tersebut, di guild mereka mendapatkan uang yang pas yaitu sebanyak tiga koin perak.
Satu koin perak berjumlah 50 koin perunggu itu sudah cukup untuk makan beberapa kali sementara penginapan berkisar 1 koin perak untuk satu malam.
Itu jelas terasa mahal, untuk mensiasatinya terkadang Nisa tidur di luar layaknya orang berkemah. Meski tidak nyaman itulah yang sering dilakukannya.
"Untuk sekarang mari makan dulu," katanya demikian.
Mereka duduk di bar yang dikelola guild ini, memesan beberapa makanan yang seharga 10 koin perunggu.
Untuk bayarannya sendiri masing-masing satu koin perak sementara perak satu lagi akan digunakan untuk penginapan.
Ardhi sempat mengatakan bahwa dia tidak keberatan tidur di luar namun Nisa menolaknya, bagi orang yang belum merasakannya itu akan sulit, tak masalah untuk tidur di satu kamar bersama yang terpenting mereka punya tempat hangat dan nyaman untuk tidur, lagipula bagi Ardhi yang tidak biasa bekerja hanya mengumpulkan tanaman herbal sudah membuat pinggangnya encok, Nisa bisa mengetahui itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Hades Riyadi
hadeehh...masih muda kok dah sakit encok, itu mah penyakitnya Kakek tuwek.. wkwkwk...
2023-03-16
3
Kang Comen
yang sabar ea nak
2022-12-11
0