Sore hari yang tenang adalah sebuah pemandangan pakaian renang yang ditujukan oleh Latifa dan Jenifer.
"Jangan sungkan aku masih punya koleksi baju renang yang imut loh."
Ardhi tidak mengerti bagaimana orang ini bertindak, keduanya tidak turun ke laut melainkan menggunakan kolam buatan yang terbuat dari karet.
"Bagaimana penampilanku Ardhi?"
"Dia memiliki kulit putih, mungkin ini yang disebut suci dan tak ternoda."
"Aku bertanya padanya bukan padamu?"
"Suaraku akan sama dengannya."
"Padahal ini pertama kalinya aku memamerkan kulitku secara terbuka, aku ingin Ardhi yang pertama kali memujiku."
Ardhi memasang wajah kebingungan. Pada akhirnya dia membiarkan mereka bersenang-senang sementara dia meminjam pancingan untuk menangkap ikan sebagai variasi makan malam.
Menurut Jenifer kota bawah laut bukanlah kota yang ditinggali hal seperti makhluk astral, atau makhluk asing melainkan murni diisi oleh manusia, dibandingkan tinggal di daratan mereka lebih suka tinggal di dalam laut. Tidak ada yang tahu alasannya akan tetapi mereka masih mengizinkan orang-orang luar untuk mampir asal tidak berbuat keonaran, meski demikian Ardhi yakin tidak ada yang mau datang kemari paling tidak jika itu berada dari daratan yang sama dengannya.
Dia mengisi kail dengan umpan sebelum melemparkannya ke depan, riak air tercipta saat umpan secara perlahan tenggelam ke dasarnya. Dia tidak berharap mendapatkan ikan ini hanya salah satu alasan untuk mengalihkan perhatian pada mereka berdua.
Ardhi adalah pria sehat jadi jika melihat tubuh wanita ada dorongan tertentu sebagai timbal baliknya.
Ia mendapatkan satu ikan kemudian melemparkan umpan berikutnya untuk mendapatkan ikan selanjutnya.
Selain kekuatan, Adhi juga merasa bahwa keberuntungannya sedikit bertambah, apa ini juga pengaruh yang diberikan orang yang tidak bisa dia ingat? Hanya itulah yang dapat dia simpulkan untuk semua itu.
Setelah menangkap 50 ikan dia akhirnya berhenti dan matahari telah tenggelam menjadi tanda bahwa makan malam telah tiba, dia membuat sup, ikan panggang dan ditambah bahan yang ada di kapal, mereka memiliki makan malam yang mengenyangkan.
"Hari ini aku makan dengan puas," ucap Jenifer yang sudah mabuk dan terkapar yang mana diseret oleh Latifa ke kamarnya.
"Kalau begitu kami duluan, selamat malam Ardhi."
"Selamat malam."
Ardhi membaringkan dirinya selagi menatap pemandangan bintang berkelap-kelip indah, tak lama rasa kantuk menjalar dan dia memejamkan mata beberapa jam sebelum bangkit selagi menarik satu pedangnya.
Sesuatu baru saja naik dari sisi kapal dan terlihat bayangan hitam yang berjalan ke arahnya.
Saat cahaya bulan yang tertutup awan menghilang, makhluk yang terlihat seperti monster laut hendak menyerangnya, sebelum hal itu terjadi dia menebasnya dengan mudah sebelum beralih ke arah di mana monster itu muncul.
Dia menyeringai pahit selagi melihat puluhan makhluk yang sama sedang berenang ke kapal.
"Kau pasti bercanda, apa-apaan ini?"
"...."
Ketika matahari bersinar, Latifa dan Jenifer terkejut dengan sosok Ardhi yang duduk bersimpah darah. Dia mendapatkan luka yang cukup serius namun tidak sampai mengancam nyawanya sayangnya di samping itu, di sebelahnya, di permukaan air semuanya telah diisi mayat monster.
"Ardhi, biar aku sembuhkan."
"Terima kasih, aku sedikit... apa boleh?"
"Tidurlah di pangkuanku."
Ardhi menerimanya hingga Latifa sedikit berteriak imut.
"Posisi kamu salah."
"Enaknya masa muda."
"Dibandingkan menonton cepat bantu bereskan kapalnya."
"Tapi aku kaptennya di sini."
"Berisik!"
"Dasar nenek lampir."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
NOTE
thor kasih keterangan dialog dong, kita bingung siapa yg ngmg, gak ada keterang siapa yang ngmg, bingung jadinya, mau baca santai tapi disuruh berpikir keras
2023-01-20
3