Sebelum berangkat Ardhi dan Latifa menyempatkan diri mengunjungi sebuah restoran bertuliskan "Sanguan" bar di guild kurang cocok untuk keberadaan Latifa karena Itulah dia meminta tempat yang berbeda dengan makanan yang tidak jauh kalah enaknya.
"Bukannya namanya sedikit asing?"
"Sebenarnya aku yang menamainya seperti itu."
"Berarti ini restoranmu berarti."
"Tentu saja bukan, kedua pasangan suami istri ini merupakan orang-orang yang pernah kubantu saat aku dan Nisa masih baru di kota ini, lalu mereka memintaku memberikan nama pada tempat ini dan aku pilih nama Sanguan."
"Begitu, aku yakin makanannya akan terasa enak."
Tangan Ardhi ditarik ke dalam dan pemandangan meja terisi banyak orang adalah hal pertama yang digambarkan dari tempat ini, beruntung bahwa ada seorang yang sudah selesai jadi mereka memiliki tempat duduk.
"Whoa... Ardhi kah, kamu datang bersama pacarmu?"
"Bukan pacar, tapi istrinya," balas singkat Latifa.
Sementara Ardhi tersenyum masam, wanita yang bertanya demikian tampak terkejut selagi menutupi mulutnya.
"Sayangku kemari, Ardhi datang bersama istrinya."
"Apa?"
Dari dapur seorang pria besar berotot muncul dengan tatapan menakutkan, dia memiliki goresan di wajahnya hingga wajahnya yang sangar cocok dengannya.
"Dia membawa gadis cantik bersamanya."
"Kalian salah paham, dia hanya teman."
Latifa mengembungkan pipinya, sementara wanita dan pria itu tertawa kecil.
"Bibi Milim, tolong pesan seperti biasanya."
"Nasi tumpeng?"
"Iya, dan minumnya air putih."
Pria di dapur tiba-tiba saja memberikan sebuah Steak daging dengan lelehan keju di atasnya dan berkata.
"Saat bersama gadis kau harus terlihat keren, pesankan dia makanan yang sangat mahal seperti ini."
"Paman Max."
"Jangan khawatir ini gratis," balasnya dengan kedipan mata.
"Terlihat sangat enak."
"Apa nasi tumpengnya masih mau dipesan?"
"Sepertinya tidak jadi, ini jelas terlalu banyak."
"Haha pria dewasa yang sedang tumbuh harus makan yang banyak, aku akan kembali ke dapur nikmati makanannya."
"Kalau begitu aku juga harus mengantarkan makanan ke pelanggan lainnya."
Begitulah akhirnya, Ardhi bisa mendapatkan waktunya kembali.
"Mereka orang-orang yang baik."
"Iya, saat datang kemari untuk membuka toko, mereka diserang monster aku dan Nisa membantu keduanya dan dari sana kami juga menjual bahan olahan daging pada tempat ini."
"Owh begitu... dibandingkan denganku yang selalu terjebak di ruangan putih, tempat ini terasa hidup."
"Terjebak?"
"Seorang sepertiku sangat dibutuhkan untuk kerajaan ini, maka dari itu aku harus terus berada di sana sepanjang waktu."
"Kau memiliki hidup yang sulit kurasa."
"Benar, yah... tapi tak masalah saat penglihatanku menghilang maka aku bisa kembali hidup seperti biasanya."
"Dan bagaimana cara penglihatanmu menghilang?"
"Soal itu, aku harus menikah dengan seseorang dan tidak perawan lagi."
Ardhi jelas telah salah bertanya.
"Lupakan karena aku bertanya hal demikian."
"Jangan pura-pura kamu tak mendengarnya," Latifa memasang wajah memerah sementara Ardhi jelas tak ingin terlibat dengannya, meskipun dia tidak bisa mundur lagi dari pekerjaannya.
Membawanya ke kota bawah air kemudian meminjam bola kristal mereka untuk menyelamatkan kota ini.
Itu pekerjaan penting yang seharusnya tidak diserahkan padanya.
"Ngomong-ngomong Ardhi, kenapa kau membawa enam pedang, bukannya itu merepotkan saat bertarung?"
"Soal itu, gaya bertarungku sedikit unik."
"Unik seperti apa?"
"Kenapa kau begitu penasaran?"
"Aku hanya ingin mengenalmu lebih jauh, bagaimana mengatakannya aku sedikit tertarik padamu."
"Kupikir kau salah orang."
"Tidak, perasanku mengatakan sebaliknya."
Ardhi tak bisa membalas senyuman Latifa yang ditunjukkan padanya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Crow.
nama tokonya keren wkwk
2024-04-13
0
Penjelajah
thor aneh, jgn gitu lah, latarnya barat(petualang) makanannya nasi tumpeng hdeh
2023-07-05
0
Nazrul
mantap
2022-12-18
0