"Anak siapa lagi kalau bukan anakmu dengan ...,"
"Aagha, Naura!" seru Nyonya Laura yang berjalan menuruni anak tangga. Aagha sampai menghentikan kalimatnya yang belum selesai ketika mendengar seruan Nyonya Laura.
Naura masih tidak mau bicara dengan ibunya hingga ia berniat untuk pergi. "Maaf Kak Aagha! Masalah tadi kita bicarakan besok. Aku lelah, mau istirahat!"
Naura meninggalkan Aagha, juga Nyonya Laura yang baru saja berdiri di depannya. Raut wajah Nyonya Laura yang tadinya tersenyum melihat Naura seketika berubah kecewa.
"Bi, aku juga mau istirahat!" Tidak ada yang mau dibicarakan Aagha pada Nyonya Laura hingga ia pamit pergi seperti Naura. Terlebih ia tidak mau ketahuan oleh orang rumah jika ia habis minum-minum di bar.
Nyonya Laura hanya menghela nafas panjang melihat kepergian Aagha. "Anak itu sudah dewasa. Dia selalu bertanggungjawab dengan sesuatu yang dia lakukan tapi dia keras kepala dan emosian. Apa Naura bisa mengimbanginya?"
Nyonya Laura adalah sahabat baik Nyonya Elif-ibu kandung Aagha. Mereka pernah hidup satu atap selama bertahun-tahun ketika Laura masih belum menikah dengan Nolan. Dan karena persahabatannya dengan Nyonya Elif, membuat Laura dekat dengan Aagha dan Azra sejak kecil tapi ketika sudah menikah dengan Nolan, Laura pun memilih tinggal di Italia bersama suami dan anak pertamanya. Hanya Naura yang dibesarkan oleh keluarga Ozkan atas permintaan Laura tentunya.
***
Pernikahan Naura dan Aagha tetap dilaksanakan. Aagha tidak mengajukan protes seperti yang ia katakan di depan Azra. Bahkan Aagha banyak diam. Pria itu juga tidak pernah menemui Naura selama tiga hari ini. Ia malah sibuk dengan kegiatannya yang asyik bermain gokar bersama Azra.
"Kak, kamu kalah lagi!" kata Azra yang senang bisa mengalahkan kakaknya.
"Aku capek. Tidak mau bernain lagi." Aagha keluar dari mobil kecil itu lalu berjalan ke tenda istirahatnya. Pria itu langsung mengambil botol minum dan meneguknya sampai habis. Botol air yang sudah kosong, ia lempar begitu saja.
Azra menghampirinya dan perempuan itu langsung duduk di kursi. "Kakak sebenarnya kenapa sama Naura? Apa yang dia lakukan sampai dia bikin kakak uring-uringan begini? Dulu kakak nggak begini loh sama Naura."
"Tidak begini bagaimana maksudmu?" tanya Aagha dengan kening mengerut.
"Ya marah-marah."
"Perempuan itu sangat licik. Kamu jangan terpengaruh sama sikapnya. Dia cuma pura-pura polos!"
"Apanya yang pura-pura polos. Naura memang polos kok. Bahkan dia nggak tahu bagaimana kerasnya dunia luar. Apa kakak lupa, sejak Bibi Laura menitipkan Naura pada keluarga kita, Kakak selalu mengurungnya di rumah hingga sampai Naura sendiri berinisiatif untuk hidup mandiri. Waktu itu aku masih ingat, kakak tidak setuju Naura tinggal sendiri."
Bukan hanya Naura yang selalu dimanja oleh Aagha. Lunara pun diperlakukan seperti itu tapi Azra hanya membahas Naura saat ini karena sikap Aagha yang berubah drastis pada Naura. Yang dulunya sayang kini berubah penuh kebencian dimata Aagha.
"Huh, kau mungkin tidak ingat. Aku peduli padanya karena Bibi Laura tapi kepedulianku padanya sia-sia saja. Ternyata dia bukan perempuan polos tapi perempuan licik yang suka pura-pura baik, pura-pura perhatian dan pura-pura tidak tahu apapun." Setelah bicara seperti itu pada Azra, Aagha pergi begitu saja.
Azra menatap kepergian Aagha dengan ekspresi penasaran yang tampak jelas diwajahnya. "Sebenarnya apa yang terjadi pada Kak Aagha? Dia mau menikahi Naura tapi sikapnya kayak terpaksa. Apa ada sesuatu yang terjadi diantara mereka dan aku tidak tahu?"
Sementara itu, Lucas mengamuk di kamarnya setelah tahu bahwa Aagha tetap mau menikah dengan Naura meski ia sudah memprovokasi Aagha tentang hubungannya dengan Naura.
"Brengsek! Sialan!" umpat Lucas sembari melempar sebuah vas bunga ke lantai hingga pecah berserakan. "Aagha, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan merebut yang seharusnya menjadi milikku. Kau yang suka mengancam orang, tidak pantas memiliki Naura."
Disaat yang sama, Lunara masuk ke kamarnya. Ada pelayan yang mengantarnya ke kamar tapi pelayan itu hanya mengantar sampai depan pintu saja.
"Aku dengar suara ribut dari luar. Ada apa Kak? Apa Kak Lucas menjatuhkan sesuatu?" Dari luar ketika Lunara datang, ia mendengar vas bunga yang dilempar Lucas hingga ia bertanya seperti itu pada suaminya.
Lucas yang marah karena Aagha, menatap sinis ke arah Lunara. "Kau mau tahu apa yang terjadi? Aku melempar barang. Aku merusaka semua barang di kamar itu. Mau tahu kenapa? Itu karena kau dan kakakmu yang serakah itu. Kalian berdua tidak ada bedanya. Kakakmu licik, kau juga licik."
Lunara berusaha berjalan mendekati Lucas menggunakan tongkat. Ia bisa mendekati suaminya itu dari suara Lucas yang ia dengar dengan jelas.
"Apa kamu masih marah pada kakakku dan Naura? Kak Lucas, Naura sekarang menemukan kebahagiaannya bersama kakakku. Kamu jangan mengusiknya lagi dengan rasa sukamu yang tidak wajar itu. Hentikanlah! Naura tidak pernah mencintaimu. Dia mencintai Kak Aagha!" Meski Lunara sedih dengan kelakuan suaminya tapi ia tetap berusaha bicara lembut pada pria yang memang harusnya ia hormati.
"Huh!" Lucas malah tersenyum sinis dan Lunara tentu tak bisa melihat ekspresi suaminya. Sepersekian detik berikutnya, ia mendekat ke Lunara lalu kembali bicara. "Kau masih saja bodoh Lunara. Atau memang kau pura-pura bodoh supaya aku tidak menyalahkanmu."
"Apa maksudmu Kak? Menyalahkan apa?" Sungguh Lunara tidak tahu apapun.
"Kau pura-pura bodoh supaya aku tidak menyalahkanmu atas perbuatan licik kakakmu yang memisahkan aku dari Naura. Dengar Lunara, walau aku menikahimu dan walau Aagha berhasil menikahi Naura tapi kalian adik kakak tidak akan pernah berhasil mengambil hatiku dan Naura. Aku dan Naura tetap saling mencintai meski tidak bisa bersama. Kau harus tahu itu."
Mata Lunara berkaca-kaca dan akhirnya menangis di depan Lucas. Hal itu malah membuat Lucas semakin benci pada Lunara. Ia mendekati Lunara kemudian memegang dagu Lunara, meremasnya dengan amat keras sampai Lunara meringis sakit.
"Kau pikir dengan menangis di depanku, aku akan kasihan padamu. Tidak akan Lunara. Aku semakin jijik dan semakin benci padamu. Sikapmu yang seolah kau adalah korbannya, tidak akan pernah membuatku empati kepadamu. Dan karena itu, aku tidak sudi menyentuhmu." Lucas melepas genggamannya dari dagu Lunara yang terus menangis.
Lucas kemudian berjalan melewati Lunara untuk segera keluar dari kamar yang membuatnya sesak. Namun ketika ingin membuka pintu, ia menoleh kembali melihat Lunara. "Walau saat ini aku tidak berhasil menikah dengan Naura tapi suatu hari nanti, aku akan mendapatkan kembali milikku. Kau dan Aagha akan menyesal telah berbuat seperti ini padaku dan Naura."
Lucas keluar setelah mengatakan itu pada Lunara. Lunara seketika menjatuhkan dirinya di lantai dan menangis sejadi-jadinya di sana. Begitu dalamnya cinta Lucas untuk Naura hingga Lucas ingin merebut Naura dari Aagha. Sungguh menyakitkan bagi Lunara yang saat ini menjadi istrinya tapi Lunara tak bisa mengeluh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Denita Precilla
Aagha juga ngg bisa diajak kompromi. marah2 Mulu sama Naura. lembut dikit kek
2023-01-17
0
Denita Precilla
astaga si Lucas terobsesi banget sama Naura
2023-01-17
0