Tak Punya Perasaan

"Janji sebelum menikah yang kukatakan di depan semua orang, hanya sandiwara, Lunara. Semua yang kamu dengar tentang aku yang akan bertanggungjawab padamu adalah bohong demi menuruti keinginan kakakmu yang memaksaku. Dan aku menikahimu demi keluargaku yang diancam oleh Aagha. Aku sudah menuruti kakakmu untuk menikahimu jadi tugasku sudah selesai. Sekarang aku harus menceraikanmu!" Lucas tidak peduli dengan perasaan Lunara yang sangat terluka karena sikapnya yang egois. Bagi Lucas, yang penting ia sudah menikahi Lunara. Masalah kapan ia menceraikan Lunara sudah menjadi haknya.

Lunara sangat malu pada teman-temannya dan para orang yang menyaksikan pernikahannya jika Lucas menceraikannya setelah baru saja menikah. "Oke. Kalau memang kakakku yang memaksamu tapi kamu tidak bisa seenaknya menceraikanku."

"Kenapa tidak? Yang penting aku sudah menuruti keinginan kakakmu. Dan kakakmu juga tidak mengatakan kalau aku tidak boleh menceraikanmu. Itu terserah aku!" Lucas ingin membalas dendam pada Aagha yang telah mengancamnya dengan menceraikan Lunara. Menurutnya, Aagha tidak akan bisa menentang jika ia menceraikan Lunara karena perjanjiannya ia hanya menikahi Lunara saja.

Lunara yang tadi hanya meneteskan air matanya, kini memperdengarkan suara tangisannya setelah mendengar Lucas yang tetap ingin menceraikannya dan tidak peduli dengan perasaannya yang pasti akan dihina orang lain karena bercerai setelah beberapa hari menikah.

Lucas makin benci dengan Lunara yang menangis di hadapannya seolah perempuan itu adalah korban. Ia pun melangkah meninggalkan Lunara yang menangis tersedu-sedu.

Lunara mendengar pintu tertutup hingga dengan penuh amarah ia mengamuk di dalam. Apa saja yang disentuh tangannya akan ia lempar ke lantai. Tak peduli bahwa semua barang yang ada di dalam adalah milik hotel tempatnya menginap karena mau barang mahal seharga ratusan juta atau ratusan milyar sekalipun, sanggup ia ganti.

Lucas kini berada di jalan. Ia mengendarai sendiri mobil pribadinya untuk mencari keberadaan Naura. "Aku tidak percaya kalau kamu meninggalkanku karena laki-laki lain Naura. Sebelum kamu menunjukkan siapa laki-laki itu, aku tidak akan pernah percaya. Pasti yang menyembunyikan keberadaanmu adalah Aagha. Aku yakin sekali."

Apapun yang dikatakan orang, Lucas tidak percaya jika Naura membatalkan pernikahannya sendiri dan memilih pergi berlibur bersama laki-laki lain. Ia hanya percaya jika Naura sendiri yang mengatakan di hadapannya. "Kemana pun kamu berada? Aku pasti akan menemukan Naura. Tunggu aku!"

Beberapa kali, Lucas mencoba menghubungi nomor Naura lagi tapi nomor kekasihnya itu tetap tak terhubung. Meski begitu, ia tidak menyerah untuk mencari Naura dan menanyakan semuanya pada perempuan itu. Ia mendatangi satu persatu teman-teman kuliah Naura karena mungkin saja salah satu dari mereka tahu keberadaan Naura saat ini. Namun, dari empat teman Naura yang sudah didatangi Lucas, tak ada yang tahu di mana Naura sekarang.

"Mereka semua tidak ada yang tahu keberadaan Naura bahkan selama seminggu ini, mereka tidak komunikasi dengan Naura. Aku yakin sekali kalau Naura disembunyikan oleh Aagha tapi kalau memang benar, lalu kenapa keluarganya tidak tahu? Apa mereka terlalu mempercayakan Naura pada Aagha?" Lucas berbicara sendiri setelah ia duduk di mobilnya. Lalu mobil itu kembali melaju untuk ke tempat selanjutnya. Sambil menyetir, Lucas menghubungi seseorang untuk mencari tahu semua properti milik Aagha karena ia curiga jika Naura tinggal di salah satu rumah atau apartemen milik Aagha.

Sementara Naura yang demam tinggi, kini sudah membaik. Panasnya sudah turun dan Naura pun kini duduk bersandar di sandaran kasur dengan diam melamun memikirkan dirinya yang tidak bisa bebas dan mungkin akan masih lama di Villa itu.

"Apa Kak Aagha lebih senang kalau aku mati tersiksa di sini?" gumam Naura dengan keputusasaannya.

Tiba-tiba Linsy-pelayan Villa itu masuk membawa makanan untuk Naura.

"Makan dulu nona!" kata Linsy sambil meletakkan nampan makanan di atas meja, samping kasur.

Naura diam saja dan hanya melirik Linsy sebentar kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Nona harus makan. Kalau tidak, bagaimana nona bisa punya tenaga untuk pergi dari sini."

Naura menoleh melihat Linsy. "Kenapa kamu bilang begitu Linsy? Apa kamu berniat membantuku untuk pergi dari sini?"

"Tidak nona tapi Tuan Aagha pasti membiarkan nona pergi dari tempat ini. Sampai saat itu tiba, nona harus sehat."

Naura yang tadinya berharap pada Linsy seketika kecewa. Raut wajahnya kesal melihat pelayan pribadi Aagha. "Aku tidak mau makan. Keluar saja! Jangan pedulikan aku!"

"Nona!" panggil Linsy pelan disertai ekspresi iba melihat Naura tidak mau makan.

"Aku bilang keluar! Dan bilang pada Aagha kalau aku tidak akan makan sampai dia membiarkanku keluar dari sini," teriak Naura.

Linsy tidak mengatakan apapun tapi ekspresinya masih kasihan dengan Naura. Ia membungkuk di depan Naura lalu keluar.

Setelah Linsy keluar, Naura meringkuk, menangis sedih karena terkurung di sana.

Di luar, Aagha baru datang dengan mobilnya. Ia turun dari mobil dan masuk ke Villa. Di dalam sudah ada Linsy menyambutnya. "Selamat malam tuan!"

"Bagaimana Naura?" tanya Aagha sembari melangkah masuk ke dalam dan Linsy mengekor di belakang.

"Nona Naura sudah agak membaik tapi dia tidak mau makan tuan."

Aagha yang ingin naik tangga, menghentikan langkahnya dan menoleh melihat Linsy. "Dia tidak mau makan? Kenapa?"

"Katanya nona akan makan kalau Tuan Aagha mengizinkan Nona Naura pergi." Linsy menundukkan kepalanya ketika bicara di depan Aagha karena takut melihat wajah Aagha yang pasti akan memarahinya gara-gara Naura .

Aagha tak menanggapi lagi. Laki-laki itu kembali melangkah menaiki tangga ke lantai dua. Saat sampai di depan kamar Naura, pintu kamar Naura langsung dibuka oleh Aagha.

Naura yang berbaring menangis, terkejut melihat Aagha masuk. Ia segera menghapus air matanya karena tidak mau dilihat oleh Aagha yang pasti menganggapnya lemah dan manja.

"Linsy bilang kau tidak mau makan kalau aku tidak membiarkan mu pergi?" tanya Aagha memastikan.

"Iya. Kak Aagha sudah mendapatkan apa yang kakak mau. Jadi tidak ada alasan lagi untuk Kak Aagha mengurungku terus-terusan di sini," tegas Naura dengan matanya yang tajam melihat kakak angkatnya itu.

"Lunara dan Lucas memang sudah menikah seperti yang kumau tapi kamu belum bisa bebas jika kamu bersikap tidak sopan padaku."

"Kapan aku tidak sopan pada Kak Aagha? Justru Kak Aagha lah yang ...,

"Halo!"

Disaat Naura bicara, Aagha malah sibuk mengambil ponsel disaku celananya dan mengangkatnya sampai Naura berhenti bicara.

"Apa?" teriak Aagha pada sang penelfon. Naura sampai kaget. Apalagi ketika Aagha meliriknya, Naura penasaran dengan yang di bicarakan Aagha bersama orang yang bicara ditelfon.

"Baiklah. Aku akan kesana." Tanpa pamit pada Naura, Aagha meninggalkan kamar yang membuat Naura semakin penasaran.

Terpopuler

Comments

Denita Precilla

Denita Precilla

nggak Aagha, nggak Lucas sama aja. egois. apa memang laki2 itu egois ya🥴

2022-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!