Jangan Bicara Omong Kosong!

"Jangan bicara omong kosong! Kau pikir aku percaya dengan omonganmu. Aku tahu, kau bilang begitu supaya aku membatalkan pernikahanku dengan Naura!" Aagha tidak langsung percaya dengan omongan Lucas tapi sebenarnya, ada keraguan dalam hatinya tentang Naura.

Lucas sedikit kaget mendengar ucapan Aagha yang bisa menebak maksud dari kata-katanya yang memang ingin menghancurkan pernikahan Aagha. Namun ia tidak mau menyerah dan tetap mempengaruhi Aagha agar membenci Naura. "Apa aku harus membuktikannya padamu?"

"Setiap sesuatu yang dikatakan, memang harus dibuktikan, baru bisa dipercaya. Kalau kau hanya mengatakannya dengan mulutmu itu, itu tidak akan membuktikan apapun."

Lucas tersenyum smirk menatap Aagha lalu berkata, "Sebenarnya ini akan membuat Naura malu tapi bagaimana lagi. Kau memaksaku untuk membuktikan omonganku."

"Jangan bertele-tele! Katakanlah!" tegas Aagha yang tidak suka dipermainkan.

Lucas berjalan satu langkah ke depan untuk lebih dekat dengan Aagha. Bahkan ia memajukan kepala ke telinga Aagha kemudian berbisik, "Naura punya tanda lahir di bawah, di bagian intimnya dan aku yang sudah tidur dengannya, pernah melihat itu."

Aagha terkejut sampai ia terdiam kaku melihat Lucas kembali berdiri tegak di depannya. Lucas melihat ekspresi Aagha yang terkejut dan hal itu membuatnya heran hingga berpikir bahwa mungkin saja Naura tidak pernah tidur dengan Aagha. Sebab, jika Aagha pernah meniduri Naura, ekspresi Aagha tidak akan terkejut begitu mendengar ucapannya tadi. Ya karena ia sedang berbohong. Ia sama sekali tak pernah melihat tanda lahir di bagian intim Naura, bahkan tidak tahu ada atau tidaknya tanda lahir di sana karena memang ucapannya itu hanya sebuah kebohongan untuk menguji Aagha.

"Kau juga pasti sudah pernah melihat tanda lahir itu kan?" Lucas tersenyum miring dengan ekspresi puas melihat tanggapan Aagha pada ucapannya.

"Brengsek!" Aagha tidak bisa lagi mengendalikan emosinya pada Lucas hingga ia memukul wajah Lucas dengan sangat keras. Dan karena ia seorang mantan petinju sehingga satu kali pukulannya itu, mampu membuat Lucas tersungkur di lantai.

Lucas yang kesakitan, malah tersenyum smirk sembari mengusap darah disudut bibirnya. Bukan karena senang menerima pukulan dari Aagha melainkan ia senang karena telah berhasil mempengaruhi Aagha untuk percaya kepadanya.

"Akan kuhabisi kau hari ini!" Aagha tidak sadar dengan sikapnya yang arogan itu. Ia menarik kerah baju Lucas hingga Lucas berdiri kemudian ia menggerakkan tangan kanannya untuk memukul tapi tiba-tiba Naura datang.

"Kak Aagha!"

Teriakan Naura tidak berpengaruh untuk Aagha. Aagha tetap memukul Lucas untuk melampiaskan kemarahannya. Naura tidak bisa tinggal diam. Ia berlari mendekati kedua pria itu, dan disaat yang bersamaan, Azra datang. Azra langsung menarik Aagha menjauh dari Lucas, sedangkan Naura menahan Lucas agar tidak ikut maju untuk melawan.

"Kemari kau. Aku akan membunuhmu hari ini juga. Brengsek!" Aagha yang dipegang oleh saudara kembarnya, meronta-ronta ingin memukul Lucas kembali.

"Kak, tenanglah! Kak!" teriak Azra tapi karena sudah dipenuhi emosi hingga Aagha tidak mempedulikan Azra.

Lucas malah menunduk dengan ekspresinya yang ketakutan-yang menunjukkan dirinya sebagai korban. Hal itu tentu sengaja ia lakukan agar terlihat menyedihkan di depan Naura. Bahkan sesaat ia menunjukkan senyum smirknya pada Aagha.

"Brengsek kau!" Aagha terlepas dari Azra yang tidak bisa menahannya lagi. Namun Azra maju kembali tapi tidak mempan.

Plakk!

Naura menampar Aagha secara tiba-tiba. Hal itu membuat Aagha akhirnya diam tapi ia semakin marah pada Naura yang seolah membela Lucas.

"Kau menamparku?"

Naura baru sadar apa yang sudah ia lakukan pada Aagha, dan raut wajahnya tampak bersalah karena telah menampar laki-laki itu. "Maafkan aku!"

"Kak Aagha, jangan salahkan Naura! Dia memukulmu supaya kamu sadar. Kamu tadi kayak orang kesurupan tahu, nggak. Bahkan tidak sadar kalau kita berada di rumah daddy!"

Aagha menoleh melihat Azra yang bicara. Dan ia baru sadar jika ia berada di rumah keluarganya. Ia tidak boleh menunjukkan kebenciannya pada Lucas yang bisa membuat keluarganya bertanya-tanya.

Disaat yang sama, Tuan Edis dan Nyonya Laura datang. Mereka yang duduk di ruang tengah memang sempat mendengar keributan di lantai dua.

"Ada apa Azra?" tanya Tuan Edis yang membuat semua orang terkejut.

Azra yang tidak ingin ada kekacauan lagi, segera mendatangi ayahnya dan menarik Tuan Edis untuk pergi. "Tidak ada apa-apa Dad. Ayo, Azra temani!"

Sementara Aagha yang masih berdiri tegak di depan Lucas yang terluka, menatap tajam pria itu. Ia juga menatap Naura yang berdiri di depannya. "Perempuan murahan!"

Setelah mengatakan itu, ia pergi meninggalkan Naura dan Lucas. Naura yang tadi mendengar ucapan Aagha, merasa sedih dan sakit hati tapi ia tetap diam membisu.

"Naura, aku ...,"

Naura seketika berbalik melihat Lucas dengan tatapan tajamnya hingga Lucas menghentikan kata-katanya.

"Kak Aagha tidak mungkin menyerang orang kalau dia tidak diprovokasi. Apa kamu mengatakan sesuatu yang membuatnya marah?"

Lucas menggeleng. "Tidak ada yang serius. Aku cuma bilang kalau aku mencintaimu tapi dia langsung memukulku. Mungkin dia tidak senang karena aku tidak mencintai adiknya malah bilang mencintaimu."

Selama ini Lucas tidak pernah berbuat diluar batas ataupun berbuat jahat pada orang. Hanya saja ia tidak mau Naura membencinya hingga ia sengaja berbohong di depan Naura. Pria itu takut sekali jika Naura tiba-tiba membencinya karena ucapannya pada Aagha.

"Lain kali jangan katakan itu di depan Kak Aagha! Dia sangat menyayangi Lunara. Dia tidak suka kalau Lunara disakiti orang. Aku harap kamu bisa memahami itu, Lucas!" kata Naura yang tidak mau membuat masalah menjadi semakin rumit.

"Lalu siapa yang akan memahamiku Naura? Siapa? Tidak ada. Kamu pun tidak mengerti perasaanku yang tersiksa karena pernikahan ini!"

Naura menghela nafas lelah mendengar keluhan Lucas yang sudah berulang-ulang. "Aku tidak mau mendengar itu lagi. Aku sudah capek!"

Naura pergi tanpa peduli dengan Lucas yang terluka. Namun sebenarnya ia kasihan pada Lucas karena bagaimana pun juga, ia mencintai Lucas.

"Brengsek!" Lucas kesal melihat Naura pergi begitu saja tanpa memperhatikannya. Sementara di kamar Aagha, Aagha mengamuk. Pria itu melempar semua barang-barang di kamarnya sampai ruangan di kamarnya itu sangat berantakan dengan pecahan beberapa barang. "Perempuan sialan!"

Azra yang khawatir dengan kakaknya, masuk ke kamar Aagha dan melihat kamar Aagha yang kacau. "Astaga Kak Aagha!"

"Pergi! Jangan ganggu aku! Aku mau sendiri!"

"Daddy memanggilmu. Dia mau bicara mengenai pernikahanmu!"

Aagha melempar tubuhnya di sofa lalu menjawab, "Aku tidak mau menikah. Batalkan saja!"

"Apa?" Azra sangat terkejut. Matanya sampai membulat sempurna. "Kenapa tiba-tiba tidak mau? Sebenarnya ada apa kak?"

Terpopuler

Comments

Denita Precilla

Denita Precilla

ya kan salah paham🤧licik si Lucas Thor. Aagha mlh percaya lagi. terus gimn tuh Thor. mereka nikah atau ngga🤦😫

2023-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!