Dokter sudah pergi setelah memeriksa keadaan Naura. Kini yang ada di kamar Naura hanya ada Aagha dan juga pelayan yang selalu menjaga kamar Naura.
“Kau pergi saja. Biar aku yang menjaganya!” titah Aagha pada pelayan rumahnya itu.
Sang pelayan tidak mengatakan apapun, hanya membungkukkan tubuhnya di depan Aagha lalu meninggalkan kamar itu. Setelah pintu ditutup oleh pelayannya, Aagha kemudian duduk di tepi kasur-samping kiri Naura berbaring. Sejenak, ia diam menatap wajah Naura yang pucat pasi lalu berkata, “seandainya kamu tidak berbuat seperti itu Naura. Aku juga tidak akan memaksamu dan mengurungmu di sini. Semua karena dirimu sendiri yang egois.”
Aagha yang duduk menatap Naura, memutar tubuhnya menghadap jendela kamar yang ada disamping kiri tempat tidur. Daripada menatap wajah Naura yang selalu membuatnya kesal, lebih baik ia menatap yang lain saja.
Tiba-tiba Naura menggerakkan kepalanya. Ia yang tertidur, menggelengkan kepalanya dengan pelan dan keningnya mengerut. “Kak Aagha!”
Naura mengigau sembari memegang erat tangan kanan Aagha. Aagha menoleh ketika suara Naura mengigau, terdengar. Tangannya yang satu memegang tangan Naura yang masih erat meremas tangan satunya. Aagha tidak mengatakan apapun. Ia hanya menatap wajah Naura yang tampak gelisah seakan wanita itu bermimpi buruk. Dan ekspresi Naura, membuat hati Aagha yang membatu, menjadi iba.
Perlahan tangannya yang memegang tangan Naura, bergerak hingga menyentuh kepala Naura. Dengan lembut, ia membelai kepala Naura. Pandangannya yang iba, menatap Naura yang gelisah dan perlahan tangannya itu berpindah ke dahi Naura. Ia mengusap lembut kening Naura yang mengerut hingga raut gelisah menghilang dari wajah Naura.
"Aku membencimu tapi aku tidak senang melihatmu begini," ucap Aagha yang masih menatap Naura dan tangannya berpindah ke tangan Naura.
"Lucas!" Tiba-tiba, Naura mengigau-memanggil nama Lucas hingga membuat Aagha yang tadinya merasa iba, seketika berubah kesal.
Pria itu pun menghempas tangan Naura lalu berdiri sembari berteriak, "Linsy! Linsy!"
Pelayan rumahnya yang bernama Linsy itu, berlari masuk ke kamar. "Ada apa tuan?"
"Urus dia!" Setelah mengatakan itu dengan nada tinggi pada Linsy, Aagha keluar dari kamar dengan penuh amarah.Bahkan meninggalkan Villanya dengan mengendarai mobilnya sendiri-dengan laju kencang.
Sementara di hotel, di mana Lucas dan Lunara melangsungkan pernikahan mereka berdua. Suasana di sana sudah tak begitu ramai. Para tamu sudah meninggalkan tempat pesta bahkan kedua pengantin sudah ada di kamar pengantin mereka. Namun, mereka tidak menikmati malam pengantinnya. Lucas yang tidak menginginkan pernikahannya dengan Lunara, malah mengganti pakaiannya dengan pakaian casual. Setelah itu, ia merapikan rambutnya di depan cermin meja rias.
Merasa dirinya sudah rapi, ia mendatangi Lunara yang sejak tadi duduk menunggu di sofa dengan gaun pesta yang masih membalut tubuhnya. "Kau bisa mandi sekarang atau mau ganti baju, terserah. Lakukan saja yang ingin kau lakukan karena malam ini, aku tidak bisa menemanimu. Aku mau pergi."
Gadis buta itu, menggerakkan kepalanya ke kiri ketika ia merasakan suara Lucas terdengar di sebelah kirinya. Namun, wajahnya tidak bisa ia hadapkan tepat di depan Lucas berdiri. "Kak Lucas mau ke mana?"
"Ini urusanku. Tidak ada urusannya denganmu," ketus Lucas.
"Bagaimana kamu bisa bilang tidak ada urusannya denganku? Kita sudah menikah dan aku istrimu yang berhak tahu ke mana kamu mau pergi?" tegas Lunara.
Lucas kesal mendengar Lunara yang menekannya padahal ia dan perempuan itu baru saja menikah. Ia menatap kesal pada Lunara lalu berkata, "kita memang sudah menikah tapi cuma sekedar menikah saja. Aku tidak menganggapmu sebagai wanitaku apalagi menganggapmu istriku. Satu-satunya wanita dalam hidupku hanya Naura. Kau harus paham itu, Lunara."
"Kamu mencintainya tapi bagaimana dengan dia?"
"Tentu saja dia mencintaiku juga."
"Sadarlah Kak Lucas. Cuma kamu yang suka sama dia. Sedangkan dia, dia sama sekali tidak mencintaimu Kak Lucas. Dia cuma menganggapmu sebagai teman. Buktinya dia pergi meninggalkanmu. Dia menerima lamaranmu pun karena tidak mau menyakiti orang tua kita yang sudah menjodohkan kalian." Lunara tidak tahu mengenai hubungan Naura dan Lucas. Ia hanya tahu jika Lucas sangat menyukai Naura dan ingin menikahi Naura bahkan meminta pada orang tua agar menikahkan mereka berdua.
"Kata siapa Naura tidak mencintaiku? Kata siapa Lunara?" teriak Lucas karena tak terima ucapan Lunara.
"Kak Aagha. Kakakku bilang, Naura tidak mencintaimu. Dia mencintai orang lain makanya dia pergi liburan tanpa bicara langsung padamu dan hanya meninggalkan pesan singkat."
"Huh!" Lucas tersenyum sinis tapi ekspresinya itu tentu tidak bisa dilihat oleh Lunara, "kakak kesayanganmu itu sangat licik. Semua yang dia katakan padamu tidak ada yang benar. Termasuk hubunganku dengan Naura."
"Apa maksudmu Kak Lucas? Jangan memfitnah kakakku. Kamu bisa dituntut sama dia." Kening Lunara mengerut dan dari nada bicaranya terdengar tak senang mendengar Lucas menjelek-jelekkan Aagha.
"Aku tidak memfitnah dia. Yang kukatakan adalah kenyataan Lunara. Dia memang orang yang sangat licik. Dia memaksaku meninggalkan Naura lalu menikahimu. Bahkan dia mengancam keluargaku yang sekarang bergantung pada bisnis keluargamu. Kalau bukan karena ancaman kakakmu. Mana mungkin aku mau menikahimu. Kau bukan wanita yang kucintai bahkan tidak akan pernah. Walau Langit runtuh dan bumi kiamat pun, aku tidak akan mungkin mencintaimu."
Lunara meneteskan air matanya ketika mendengar semua ucapan Lucas. Bahkan ia tak mampu menyela ucapan Lucas dan hanya bisa menangis karena hatinya yang perih mendengar kata-kata Lucas.
"Dan kau harus tahu Lunara. Aku dan Naura awalnya tidak dijodohkan tapi kami memang pacaran lalu berencana menikah. Dan kami berdua yang langsung meminta restu pada kedua orang tuaku dan juga keluargamu yang sudah membesarkan Naura." Karena begitu marah pada sikap Aagha yang menekannya serta mengancamnya agar mau menikah dengan Lunara hingga ia mengeluarkan semua yang berusaha ia pendam di depan Lunara yang tidak tahu apapun.
Lunara semakin sedih. Tangisannya semakin menjadi-jadi bahkan ia memegang dadanya yang terasa sesak. "Tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Naura dan kamu ...,"
Lunara tak sanggup melanjutkan kalimat yang membuat perasaannya terluka.
"Kamu harus terima kenyataan bahwa aku dan Naura saling mencintai. Jujur, aku tidak ingin menyakitimu tapi aku sudah muak dengan sandiwara ini. Setelah aku menemukan Naura. Aku akan menceraikan mu."
Lunara terkejut. "Walau kamu tidak mencintaiku tapi kamu tidak bisa semudah itu menceraikan ku Kak Lucas. Karena kamu sudah berjanji di hadapan tuhan dan kedua orang tua kita bahwa kamu akan menjagaku dan bertanggung jawab padaku. Lagipula kalau kamu terpaksa karena kakakku, kenapa baru sekarang kamu berontak? Kenapa kamu lakukan setelah kita menikah? Harusnya kamu lakukan ini ketika kakakku memaksamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ilma Kikyo
next
2022-12-12
0
R⃟ Shezan Hayase
karena Lucas d paksa oleh org tua & Kakakmu Lunara. Kasian dgn nasib Naura
2022-12-11
0