Anak Siapa?

Aagha tidak mempedulikan Azra. Bahkan ia pergi sebelum menjawab kebingungan Azra. Pria itu kini duduk di depan meja bar, menikmati seteguk demi seteguk minuman beralkohol digelasnya. Kata-kata yang dilontarkan Lucas kepadanya mengenai Naura, selalu terbayang-bayang dipikirkannya. Tidak ingin percaya tapi ia tahu bahwa Naura sangat mencintai Lucas. Mengingat itu, membuatnya sangat marah. Entahlah, mungkin karena kebenciannya pada Naura semakin dalam.

"Berikan aku satu botol lagi!" Aagha bicara dengan seorang bartender yang berdiri di depannya dan ada meja bar yang membatasi mereka. Ia menggunakan aksen Italia para orang itu karena ia memang pernah tinggal lama di Italia, rumah keluarga ayahnya. Terlebih ia mantan petinju yang cukup terkenal di kota itu.

"Anda sudah minum tiga botol tuan. Sebaiknya hentikan saja!" balas pelayan di bar itu.

"Aku bilang berikan satu! Apa kau tidak dengar aku?" bentak Aagha yang tidak suka ditolak.

Karena takut, pelayan bar itu akhirnya memberikan satu botol lagi pada Aagha kemudian ia menghubungi Azra tentang kondisi Aagha di bar. Bar yang ditempati Aagha saat ini adalah salah satu bisnis milik ayahnya, jadi semua orang yang bekerja di sana tahu siapa Aagha dan Azra. Apalagi Aagha memang seorang selebriti karena bakatnya yang selalu menjadi juara tinju di negara itu.

Sementara Azra yang menerima telfon dari pelayan bar, tampak khawatir dan takut. Ketakutannya ada karena Aagha suka cari masalah pada orang disaat mabuk. Apalagi Aagha sedang marah karena sesuatu dan ia khawatir karena Aagha akan masuk rumah sakit lagi jika minum terlalu banyak alkohol. Namun saat ini, ia tidak bisa mendatangi kakak kembarnya itu karena harus menemani ibunya.

"Naura! Kamu di dalam nggak?" Akhirnya Azra mau tidak mau mendatangi Naura untuk minta tolong pada Naura.

Naura yang baru saja menutup matanya, datang membuka pintu. "Ada apa Kak?"

"Tadi kamu tidur ya?" Azra bertanya seperti itu karena melihat Naura mengucek-ucek matanya.

"Baru mau tidur sih. Memang ada apa Kak!?"

"Kak Aagha sekarang ada di Bar Sette! Dan aku gak bisa ke sana karena harus temani Mommy. Aku juga takut kalau aku yang pergi, mommy akan tahu Kak Aagha di bar," jelas Azra yang membuat Naura tak bisa menolak permintaan Azra.

"Oke Kak. Biar aku yang ke sana!"

"Ingat Naura. Kak Aagha tidak bisa minum terlalu banyak. Itu sangat bahaya untuknya dan bisa merenggut nyawanya kalau dia terus menerus minum alkohol. Jadi, apapun yang terjadi kamu harus bawa Aagha pulang. Jangan sampai dia masuk rumah sakit lagi. Mommy akan sedih lagi kalau sampai itu terjadi." Wajah Azra yang bicara dengan Naura, begitu khawatir.

"Iya. Aku mengerti Kak!"

"Kamu jangan nyetir sendiri. Suruh Om Johan antar kamu ke sana," kata Azra.

"Iya. Bentar, aku ambil jaket dulu!" Naura buru-buru mengambil jaketnya di dalam kemudian keluar kamarnya bersama Azra. Ia dan Azra berjalan keluar dari rumah tapi Azra hanya mengantar sampai depan rumah saja. Ia masuk setelah melihat mobil Pak Johan melaju meninggalkan rumah.

"Pak Johan, lebih cepat lagi!" Terlihat jelas diwajah Naura yang khawatir dengan Aagha. Karena walau bagaimana pun ia menyayangi pria itu meski rasa sayangnya hanya bentuk rasa sayang adik kepada kakaknya.

Sekitar dua puluh menit lebih, mobil Pak Johan sampai di depan bar. Naura segera turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam. Larinya berhenti ketika ia sudah berada di dalam. Sejenak ia diam menatap sekelilingnya, mencari keberadaan Aagha.

Aagha tengah duduk di sebuah sofa yang berada jauh dari pintu masuk bar. Dan pria itu tidak sendiri. Ada tiga perempuan yang tengah mendekatinya, mencoba menemani pria itu minum.

"Pergi! Jangan sentuh aku!" bentak Aagha pada semua perempuan itu.

Ketiga perempuan itu pergi. Dan disaat yang sama, Naura mendekatinya dengan langkah pelan tapi pasti. Naura yang kesal melihat Aagha mabuk-mabukkan, merebut botol alkohol ditangan pria itu.

Aagha menoleh melihat Naura. Namun ia tidak terkejut melihat perempuan, wajahnya malah biasa-biasa saja. "Berikan padaku!"

"Kak Aagha tahu kalau kakak minum, kakak akan masuk rumah sakit lagi! Jadi stop minum! Lebih baik kita pulang saja!"

"Kamu siapa berani-berani memerintahku? Kamu bukan siapa-siapa."

"Aku Naura, aku adik ...," Naura menjeda kalimatnya ketika ia sadar bahwa kalimat itu sudah tidak cocok untuknya dan Aagha, "aku perempuan yang akan menikah denganmu," lanjutnya kemudian.

"Huh!" Aagha malah tersenyum sinis. "Aku tidak menginginkanmu. Kamu itu cuma perempuan murahan yang tidak tahu diri."

"Aku tahu Kak Aagha marah padaku karena Lucas. Aku akan menerima semua kemarahan kakak, asal Kak Aagha mau pulang bersamaku!" Naura tidak ingin Aagha terus berada di tempat itu dan minum-minum yang akhirnya akan membuat Aagha berakhir di rumah sakit seperti yang sudah terjadi.

"Aku akan pergi denganmu kalau kau membuka pakaianmu di sini!"

Bola mata Naura berkaca-kaca karena mendengar perintah Aagha. Ia tidak mau melakukannya karena hal itu tentu merusak harga diri dan kehormatannya tapi ia harus menghentikan Aagha. "Apa Kak Aagha akan pergi bersamaku setelah aku membuka pakaianku?"

"Tentu saja." Senyum smirk tampak diwajah Aagha. Raut wajahnya pun penuh hinaan untuk Naura yang ia anggap perempuan murahan.

Dengan tangan gemetar serta air mata yang mulai turun ke pipinya, Naura membuka jaketnya hingga jatuh ke lantai. Kemudian ia melanjutkannya lagi dengan membuka baju luarnya hingga tersisa baju **********. Baju dalaman bertali kecil itu masih membungkus dada dan perutnya tapi terlihat sangat seksi hingga Naura sendiri sangat malu. Bahkan ia menundukkan kepalanya dan menangis karena merasa sangat malu.

"Kau memang murahan! Jangan pernah ikuti aku! Kau tidak pantas!" Aagha kesal. Sampai-sampai ia meninggalkan Naura yang masih berdiri di sana. Ketika Aagha pergi, segerombolan tamu di bar itu, mendatangi Naura. Semuanya laki-laki. Dan mereka mengelilingi Naura yang tampak ketakutan. Bahkan salah satu dari mereka menyentuh bahu mulus Naura.

"Aaaaa!"

Aagha yang sudah ada di luar Bar, menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Naura lalu berlari masuk ke dalam. Pria itu terkejut melihat beberapa pria berkumpul di dekat Naura. Tanpa bertanya, Aagha langsung memeukul mereka satu persatu. "Brengsek!"

Ada empat pria. Keempat pria itu ketakutan melihat Aagha. Sebab, mereka memang mengenal Aagha yang tidak takut apapun.

"Sory!"

"Pergi! Jangan pernah datang kemari lagi! Kalau tidak, aku akan langsung membunuh kalian," ancam Aagha. Keempat pria itu akhirnya pergi tanpa mengeluh. Mereka malah ketakutan karena berurusan dengan Aagha.

Setelah keempat pria itu pergi, Aagha menoleh melihat Naura yang menunduk. Tatapannya begitu dingin dan tajam seolah ingin menelan Naura hidup-hidup. "Bodoh!"

Naura menundukkan kepalanya karena takut. Sementara Aagha memungut jaket Naura kembali untuk memakaikannya ke Naura tapi jaket itu terlihat sangat kotor akibat ulah para pria nakal tadi. Dengan nafas kasar keluar dari mulutnya, Aagha membuang jaket itu lalu terpaksa melepas jaketnya untuk Naura.

"Kalau aku menyuruhmu makan racun, apa kau juga akan melakukannya?" kata Aagha sembari memakaikan jaketnya pada Naura.

Naura mengangkat kepalanya. "Aku tidak sebodoh itu."

"Kau melepas pakaianmu begitu saja, padahal kau sendiri tidak nyaman. Kalau bukan bodoh, lalu apa namanya." Suara Aagha keras hingga Naura kembali menundukkan kepalanya.

"Itu kulakukan supaya Kak Aagha pulang bersamaku."

Aagha sudah lelah bicara hingga ia menarik Naura meninggalkan tempat yang dipenuhi dengan orang-orang nakal. Di mobil yang dikendarai Pak Johan, Aagha dan Naura duduk di belakang tapi keduanya sama-sama diam. Bahkan mereka berdua menatap jalanan dari jendela kaca mobil. Detik berikutnya, Naura menoleh pada Aagha yang masih tampak marah. Ia ingin bicara tapi ada Pak Johan hingga akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk menjelaskan sesuatu pada Aagha.

Mobil berhenti, Aagha dan Naura pun sudah turun dari mobil. Ketika Aagha mau masuk rumah, Naura tiba-tiba menarik lengan bajunya. Aagha menoleh tapi tidak mengatakan apapun.

"Kak Aagha, aku tahu kalau Kak Aagha marah karena kata-kata Lucas. Aku mengerti kalau Kak Aagha begini karena Lunara. Kak Aagha bisa percaya padaku. Meski Lucas bilang dia mencintaiku tapi aku tidak akan menghancurkan pernikahan mereka."

 "Lalu, bagaimana dengan anak itu?" tanya Aagha yang membuat Naura bingung.

"Anak? Anak siapa?"

Terpopuler

Comments

R⃟ Shezan Hayase

R⃟ Shezan Hayase

Aagha cemburu nihh haha

2023-01-14

1

Devi Sinoehajie

Devi Sinoehajie

knpa lama2 baru up thor

2023-01-14

1

Devi Sinoehajie

Devi Sinoehajie

hahaha
aghaa aghaaa terlalu ceroboh sebagai seorang pria,terlalu mudah di provokasi

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!