Aku Wanitanya Aagha

Ny Laura dan Tuan Nolan berjalan mendekati Naura yang berdiri di samping Nyonya Elif. Keduanya tampak tersenyum bahagia melihat anak kedua mereka. Laura mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk putri keduanya itu tapi Naura malah menolak dengan bergeser ke belakang Nyonya Elif. Ekspresi Naura pun tampak tidak senang, bahkan ia membuang muka sehingga membuat Nyonya Laura kecewa. Nyonya Laura yang tadinya tersenyum bahagia melihat Naura, seketika senyuman itu menghilang.

Tuan Nolan yang melihat itu, maju untuk mencairkan suasana tegang antara istri dan anaknya. "Lebih baik kita masuk dulu! Kalian pasti lelah karena perjalanan panjang!"

Nyonya Elif mengangguk tersenyum. Kemudian ia dan yang lainnya mengikuti Nolan dan Nyonya Laura ke dalam rumah besar mereka. Semuanya diantar oleh pelayan ke kamar mereka masing-masing. Dan Naura yang baru saja masuk ke kamarnya, didatangi oleh Tasya-sepupu Naura dari ibunya dan juga perempuan yang dijodohkan dengan Aagha.

"Waow, kau pasti senang banget bisa ketemu lagi dengan Bibi Laura dan Paman Nolan."

Mendengar suara Tasya, membuat Naura yang tadinya asyik melihat kamarnya, memutar tubuhnya ke arah pintu melihat Tasya berdiri diambang pintu. Perempuan itu berdiri dengan menyandarkan bahu kirinya di dinding pintu. Kedua tangannya terlipat dibawah dadanya dan pandangannya angkuh melihat Naura.

"Kak Tasya salah. Aku tidak senang!"

Tasya malah tersenyum sinis. Lalu ia berjalan dengan angkuhnya mendekati Naura. "Naura, apa kau tahu? Aku sangat membencimu sekarang! Kau pasti tahu alasannya bukan?"

"Maafkan aku Kak!" Naura menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah diwajahnya karena harus menikah dengan Aagha.

Plakk!

Tasya sungguh tak bisa menahan amarah dan kebenciannya lagi sehingga ia menampar wajah Naura. "Kau tahu kalau aku wanitanya Aagha. Aagha itu udah dijodohkan denganku sejak dulu tapi kau malah naik ke ranjangnya. Dasar murahan kamu Naura!"

Perlahan, dengan tangan kirinya, Naura memegang pipi bekas tamparan Tasya. "Aku sungguh tidak bermaksud ...,"

"Diam kau! Kau selalu bilang padaku, Aagha adalah kakak terbaikmu. Cuih, munafik! Ternyata kau sudah lama mengincarnya. Kau itu murahan dan tidak berguna!"

Naura sakit hati dan tersinggung mendengar ucapan Tasya tapi ia berusaha untuk diam dengan kepala menunduk karena ia memang merasa bersalah pada Tasya. Tasya malah tersenyum smirk. Ekspresinya itu menghina Naura yang selama ini tinggal jauh dari orang tuanya. "Kau mau tahu kenapa bibi dan paman membuangmu ke tempat jauh. Itu karena sifatmu yang suka merebut benda milik orang, Naura. Bibi dan paman tidak mau kau merebut barang Nara."

Naura yang tadinya menunduk, mengangkat wajahnya menatap Tasya. "Aku tahu Kak Tasya membenciku karena Kak Aagha tapi jangan coba-coba mempengaruhi supaya benci sama papa dan mama. Kak Tasya gak berhak bilang apapun mengenai kedua orang tuaku."

"Huh!" Tasya tersenyum sinis, "Jangan sok jadi anak yang berbakti Naura! Kau tidak pantas! Dan ingat, sekarang kau bisa menikah dengan tunanganku tapi jangan harap aku membiarkanmu bahagia selamanya. Aku akan merebut kembali milikku yang kau ambil!"

"Naura! Apa kamu di dalam?" Terdengar suara Nyonya Elif di luar yang membuat Tasya tampak ketakutan dan akhirnya memilih membuka pintunya.

"Halo Bibi Elif!" Dengan lembut dan sopan, Tasya membungkuk di depan Nyonya Elif. Bahkan senyum manis tampak diwajahnya.

"Oh ada Tasya! Apa bibi mengganggu kalian?"

"Tidak kok Bi. Kalau bibi mau bicara sama Naura, silahkan! Saya keluar saja karena memang sudah tidak ada yang mau saya bicarakan pada Naura.

Nyonya Elif tersenyum sembari memegang pipi kiri Tasya. "Nanti bibi cari kamu. Kita bicara berdua."

Tasya mengangguk. "Baik Bi. Kalau begitu, saya pamit pergi dulu. Selamat siang!"

"Em siang!"

"Silahkan masuk Mommy!"

Tasya yang mendengar ucapan Naura, menghentikan langkahnya dan menoleh ke Nyonya Elif yang berjalan masuk ke kamar Naura. Tasya semakin marah karena tak senang mendengar panggilan Naura ke Nyonya Elif, bahkan ia mengepal kedua tangannya. Namun ia segera pergi dari tempat itu.

"Jadi mommy datang karena ...," Nyonya Elif menghentikan kalimatnya ketika ia melihat bekas memerah dipipi Naura, "Loh pipimu kenapa Naura?"

"Tidak apa-apa mommy." Naura segera memegang pipinya itu saat melihat tangan Nyonya Elif ingin menyentuhnya.

"Itu merah seperti habis ditampar. Apa jangan-jangan kamu bertengkar dengan Tasya?" Nyonya Elif pernah muda dan ia pernah merasakan yang namanya salah paham antar sesama perempuan karena laki-laki sehingga ia bisa gampang menebak. Apalagi ia melihat Tasya di kamar Naura dan semua orang tahu bahwa Tasya menyukai Aagha. Maka besar kemungkinan mereka bertengkar karena Aagha.

"Nggak kok. Saya jatuh!" bantah Naura, dan ia membantah bukan karena melindungi Tasya tapi ia tidak mau masalah menjadi rumit jika Nyonya Elif tahu.

Namun Nyonya Elif tidak gampang dibohongi. Seperti dukun yang seolah tahu semuanya, ia selalu mengintrogasi orang yang tidak jujur padanya. "Kau berbohong Naura. Pipimu tidak seperti jatuh. Itu bekas tamparan. Dan itu dilakukan oleh Tasya, kan?"

Naura diam dan diamnya itu adalah sebuah jawaban untuk Nyonya Elif. Nyonya Elif langsung menghela nafas kasar. "Naura, ...,"

"Maaf Naura potong! Ini masalah antara aku dan Kak Tasya. Mommy jangan ikut campur! Kalau mommy ikut campur, masalahku dengan Kak Tasya makin rumit. Dia akan semakin membenciku dan menyalahkan aku."

Lagi-lagi nafas kasar kembali lolos dari mulut Nyonya Elif. "Baiklah. Sekarang lebih baik kita bicarakan masalah pernikahan!"

Naura mengangguk. Kemudian Nyonya Elif mulai bicara pada Naura tentang gaun, model undangan serta cincin kawin yang akan dipakainya di hari pernikahan. Selebihnya, semuanya diatur oleh Nyonya Elif dan yang lainnya.

"Apa itu semua yang kamu suka?" tanya Nyonya Elif pada pilihan Naura.

"Iya mom!"

"Oke. Mommy sudah catat semuanya. Sekarang waktunya kamu istirahat. Besok mommy akan ajak kamu periksa ke dokter."

Naura terkejut mendengar itu, bahkan matanya membulat sempurna. "Pe-periksa?"

"Iya. Kandunganmu itu harus diperiksa dan dikasih obat penguat kandungan supaya tidak terjadi apapun di hari kamu menikah," jelas Nyonya Elif yang membuat Naura terdiam kaku.

Tanpa diduga, Lucas yang ingin menemui Naura, mendengar semua obrolan mereka di dalam. Ia pun ikut kaget. "Naura hamil?"

Suara langkah kaki Nyonya Elif terdengar jelas. Lucas pun berlari dan bersembunyi dibalik dinding tembok dekat kamar Naura agar tidak ketahuan bahwa ia menguping. Dari persembunyiannya itu, ia melihat jelas Nyonya Elif pergi meninggalkan kamar Naura.

"Naura!" seru Lucas setelah Nyonya Elif tak terlihat.

Naura sedikit kaget melihat Lucas tapi itu hanya sebentar.

"Bisa kita bicara?"

"Sepertinya ...,"

"Aagha tidak ada. Dia sibuk dengan dronenya."

"Oke. Masuklah!" Naura tahu jika Aagha sudah sibuk dengan benda kesayangannya itu maka pria itu akan tinggal berjam-jam di ruang komputernya.

Lucas akhirnya masuk. Sementara Tasya yang ingin klarifikasi dari Aagha langsung menerobos masuk ke ruang komputer Aagha.

"Ga. Aku mau bicara penting!"

Terpopuler

Comments

Devi Sinoehajie

Devi Sinoehajie

udh up nya lama mlah di gantung sich thor 😭😭😭

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!