Kedua tangan Naura terasa dingin ketika ia melangkah masuk ke ruang tengah di mana semua orang menunggunya. Bahkan wajahnya pucat pasi karena takut idenya yang mengatakan dirinya hamil tidak diterima oleh Aagha dan akhirnya mengungkap kebohongannya di depan Nyonya Elif yang sangat dihormatinya. 'Moga aja Kak Aagha mau diajak kerjasama. Kalau gak, aku bakal dianggap pembohong sama mommy. Lagipula dia sendiri yang maksa orang.'
"Saya sudah bicara dengan Naura tentang masalah pernikahan. Saya setuju dengan rencana mereka yang ingin menikah dan tidak ingin mendengar apapun. Bahkan hari ini, saya akan membicarakan masalah tanggal pernikahan pada mereka. Jadi, Nyonya Rudra dan Tuan Rudra, saya harap Anda kembali dulu. Karena masalah pernikahan Naura dan Aagha adalah masalah keluarga kami. Rasanya tidak pantas kalau saya membiarkan Anda tetap di sini." Nyonya Elif memang orang yang tegas jika menyangkut anak-anaknya. Bahkan bisa tegas di depan besannya yang ia hormati.
Nyonya Rudra dan Tuan Rudra sama-sama berdiri. "Baiklah Nyonya Ozkan! Kami akan tunggu undangan Anda. Saya dan istri saya kembali dulu. Permisi. Selamat siang!"
Tuan Rudra pun pergi bersama dengan istrinya tanpa mengeluhkan sikap tegas Nyonya Elif. Sebab mereka pun tahu sifat besannya yang memang tegas dalam keluarga.
Setelah Nyonya Rudra dan Tuan Rudra tak terlihat, Nyonya Elif beralih melihat Lucas yang duduk bersama Lunara. "Lucas, kamu ke kamar dulu bersama istrimu!"
Lucas masih ingin berada di sana untuk mendengar obrolan mereka tapi ia tidak bisa menentang perintah ibu mertuanya. "Baik Mom!"
"Mom, aku masih belum bisa ke kamar. Aku mau bicara dulu dengan Naura," imbuh Lunara yang sejak tadi menunggu momen dirinya diberikan kesempatan untuk bisa bicara berdua dengan Naura-sahabatnya.
"Bicaranya nanti saja. Ada hal yang harus mommy bicarakan dengan Aagha dan Naura secara pribadi," tegas Nyonya Elif.
Tidak ada yang berani membantah kata-kata Nyonya Elif yang tampak begitu serius, bahkan Aagha saja tidak berani jika ibunya sudah serius. Akhirnya Lunara pergi bersama Lucas yang menuntunnya.
Lucas yang berjalan melewati Naura, sempat melirik perempuan itu. Naura pun ikut melirik tapi ia cepat menundukkan wajahnya ketika menyadari pandangan tajam Aagha ke arahnya.
"Jadi, kenapa kamu suruh semua orang pergi, Elif? Apa ada masalah yang serius?" tanya Nyonya Helena yang sangat penasaran. Begitu juga dengan Aagha yang tiba-tiba berdebar dengan perasaan sedikit khawatir melihat ekspresi ibunya yang serius, seolah ada masalah besar yang sudah terjadi.
Nyonya Elif menoleh sebentar ke arah Naura yang saat itu juga melihatnya. Kemudian menoleh kembali pada Helena. "Ini masalah Naura dan aku tidak bisa mengatakannya di depan orang tua Lucas yang suka mempermalukan orang. Aku juga tidak mau Naura menjadi malu di depan mereka."
Naura sedikit kaget. Ia baru menyadari bahwa Nyonya Elif masih memikirkan nama baiknya. 'Kupikir mommy akan mengatakannya di depan keluarga Lucas. Ternyata beliau masih memikirkan diriku yang pasti malu.'
Sementara Aagha yang duduk di sofa, terlihat bingung dan penasaran setelah mendengar ucapan ibunya. Namun ia diam saja memperhatikan Nyonya Elif berdiri di depan Helena.
"Memang masalah apa yang ditimbulkan Naura?" tanya Helena.
Tanpa mengatakan apapun, Nyonya Elif membungkukkan tubuhnya serta memajukan wajahnya ke dekat Helena dan membisikkan sesuatu di telinga kakak iparnya itu.
"Apa?" Sontak saja Helena terkejut mendengar sesuatu yang dibisikkan Elif, bahkan Helena refleks berdiri dari tempatnya duduk, "kamu bilang Naura hamil?"
"Apa? Naura hamil?" Aagha pun dibuat terkejut dan ikut berdiri menatap Nyonya Helena dan Elif yang langsung menatapnya. Dengan perasaan yang tiba-tiba marah, Aagha melihat ke arah Naura dengan tatapannya yang tajam. "Siapa yang menghamilimu, Naura? Siapa? Katakan padaku! Katakan! Apa Lucas yang melakukannya?"
Saking marahnya, Aagha bicara dengan pertanyaannya yang mendesak tanpa titik, tanpa koma, membuat Naura malah ketakutan mendengar teriakannya. Nyonya Elif dan Nyonya Helena pun dibuat kesal oleh Aagha yang berteriak dengan pertanyaannya yang mendesak. Secara bersamaan, mereka berdua mendekati Aagha dan keduanya langsung menarik telinga Aagha.
"Auw sakit! Apa yang kalian lakukan? Lepaskan!" keluh Aagha sembari memegang telinganya yang ditarik Nyonya Helena dan Elif-ibunya.
Nyonya Helena dan Elif tampak kasihan melihat Aagha kesakitan hingga mereka pun melepaskan kembali telinga Aagha.
"Kenapa bibi dan mommy malah menarik telingaku sih? Memang apa yang salah?" tanya Aagha sembari mengusap telinganya yang memerah.
"Karena kamu melakukan kesalahan," sahut Nyonya Helena.
"Kesalahan apa?" tanya Aagha bingung.
"Naura hamil karena kamu Aagha tapi kamu malah bertanya padanya," sambung Nyonya Elif yang marah pada anaknya.
"Apa? Aku?" Aagha semakin terkejut mendengar ucapan ibunya. Matanya membulat sempurna melihat Nyonya Elif dan Helena.
"Iya. Mommy sudah dengar semuanya dari Naura!"
Aagha seketika menoleh ke Naura dan menajamkan matanya pada Naura.
'Gawat. Kak Aagha beneran marah!' Naura takut melihat ekspresi Aagha.
"Naura!!!!" seru Aagha dengan raut wajahnya yang seakan ingin membunuh Naura.
'Tu kan.' Naura langsung menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Aagha yang seolah ingin menelannya hidup-hidup.
"Aa sakit, sakit, sakit!"
Nyonya Elif kembali menjewer telinga Aagha. "Kenapa kamu malah teriak begitu pada adikmu? Dia itu hamil karena kamu. Kamu tidak boleh meneriakinya."
Naura yang tadinya takut pada Aagha malah tertawa kecil melihat Nyonya Elif menarik telinga Aagha tapi ia menundukkan wajah untuk menyembunyikan ekspresinya yang ingin tertawa.
Aagha yang sudah lepas dari Nyonya Elif melirik tajam Naura sebentar yang menunduk lalu kembali melihat ibunya. "Jadi Naura bilang pada mommy kalau dia hamil anakku?"
"Iya. Mommy sudah tahu semuanya. Kamu dan Naura mau menikah karena Naura hamil bukan karena cinta," kata Nyonya Elif.
Sambil memegang kepalanya yang terasa nyut nyut, Aagha menghela nafas kasar karena Naura yang menurutnya bodoh. Namun tak masalah baginya karena menurutnya ide konyol Naura malah membawa keuntungan untuknya yang ingin memisahkan Naura dari Lucas.
"Kenapa kamu begitu? Apa kamu kesal mommy dan bibimu tahu kamu menghamili Naura?" lanjut Nyonya Elif.
"Aku tidak kesal cuma belum siap aja kalian tahu tapi ya sudahlah!"
"Aagha!" seru Nyonya Elif dengan suara tegasnya serta ekspresi nya yang juga tegas.
Dan Aagha tahu maksud ekspresi ibunya itu. "Oke, oke. Aku minta maaf karena perbuatan ku yang mengecewakan kalian. Sekarang masalah pernikahan kuserahkan pada kalian. Aku akan menerima semua yang diatur bibi dan mommy. Apa itu cukup memuaskan kalian?"
"Bibi benar-benar dikejutkan dengan kalian berdua. Terutama Naura yang selama ini banyak diam. Bibi pikir kamu anak yang baik," sahut Helena menyalahkan Naura.
"Mbak Helen, jangan begitu! Ini adalah kesalahan yang tidak disengaja," kata Nyonya Elif membela.
"Huh!" Helena memalingkan wajah kesalnya yang tidak ingin melihat Naura.
"Ya sudah. Kita sudahi dulu obrolannya di sini. Aku mau bawa Naura ke atas dulu." Nyonya Elif pun menarik tangan Naura pergi.
Aagha yang kesal karena Naura terus menatap perempuan itu. 'Awas kamu Naura. Beraninya mengerjaiku!' batinnya.
Naura yang juga melihat Aagha, sadar dengan tatapan Aagha yang seakan dendam padanya. Ia pun segera mengalihkan pandangannya ke depan. 'Ya tuhan! Dia pasti dendam. Matilah aku!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Masyithah Zainal
kok lma x up-nya kak Thor,cptan dong.
2022-12-24
1
𝚁⃟• ꂵ꒤ꇙꋊ꒐꒐ ✨ꃅꀤꍏ꓄ꀎꌗ✖️
pokoknya tunggu ayat dr Aagha Naura🤣🤣🤣🤣
2022-12-24
1
Denita Precilla
ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-12-23
0