"Oke. Seperti yang kamu minta Lun. Aku gak akan minta maaf lagi tapi kamu jangan marah dan benci sama aku ya."
Lunara mengangguk meski tak dapat melihat ekspresi Naura.
"Tapi Naura. Aku masih penasaran mengenai hubunganmu dengan Kak Aagha. Apa benar kamu dan Kak Aagha saling mencintai? Bukan karena Kak Aagha yang maksa sendiri kan?" Meski Lunara percaya bahwa Naura tidak punya perasaan pada Lucas tapi Lunara sulit percaya jika Naura dan Aagha menikah dengan alasan cinta. Sebab, selama ini mereka tidak menunjukkan hubungan mereka meski Aagha kadang memanjakan Naura. Ia menganggap bahwa sikap hangat kakaknya pada Naura, karena menganggap
Lunara dan Naura tidak lagi membicarakan masalah pernikahan atau Lucas. Mereka hanya mengobrol biasa.
Malam hari selesai makan malam, Nyonya Elif mengumpulkan semua orang di ruang tengah untuk membicarakan pernikahan Naura dan Aagha. Hanya orang tua Lucas yang kali ini tidak ada karena rencana pernikahan Naura adalah urusan Keluarga Ozkan. Nyonya Elif tidak bisa menghadirkan mereka yang menurutnya orang luar.
"Jadi alasan mommy mengumpulkan kalian di sini karena mommy mau bicara mengenai rencana mommy. Rencananya mommy akan mengadakan pernikahan Naura dan Aagha di Italia. Mommy juga sudah bicara dengan daddy kalian semalam. Beliau setuju dan memanggil kita semua ke Italia. Sekalian Lunara dan Lucas bulan madu di sana!"
Baik Aagha maupun Naura tidak ada yang protes dengan rencana Nyonya Elif. Mereka hanya diam saja. Berbeda dengan Lucas yang tampak tak senang mendengar Naura dan Aagha menikah, bahkan ia terus melirik tajam ke Aagha dan ia sempat juga melirik Naura yang kala itu membuang muka karena tidak ingin bertatapan langsung dengan Lucas-sang kekasih.
"Aagha, apa ada yang mau kamu katakan?" tanya Nyonya Elif yang tetap penasaran dengan pendapat putranya.
"Terserah mommy! Yang penting aku dan Naura menikah supaya Naura terhindar dari iblis yang suka berkeliaran di rumah ini." Kata-kata yang dilontarkan Aagha itu, merupakan sindiran untuk Lucas.
Dan Lucas tahu bahwa Aagha sedang menyindirnya tapi ia tetap diam meski kesal dengan kakak iparnya itu. Begitu juga dengan Naura yang tahu siapa-yang telah disindir oleh Aagha, ia hanya diam menatap kedua pria itu. Hanya Lunara, Nyonya Elif dan Helena yang tidak tahu.
"Oke. Karena tidak ada yang protes, jadi mommy akan mengatur keberangkatan kita minggu depan," kata Nyonya Elif.
"Biar aku yang urus semuanya. Mommy duduk diam saja!" kata Aagha yang tidak suka melihat ibunya sibuk dengan masalah keberangkatan ke luar negri.
"Baiklah. Mommy akan serahkan semuanya sama kamu."
Satu minggu kemudian.
Akhirnya mereka berangkat ke Italia menggunakan pesawat pribadi yang sudah diatur oleh Aagha. Lucas selalu mendampingi Lunara yang membutuhkan bantuan seseorang. Hatinya kesal dengan hal itu tapi ia tidak bisa menolak ataupun mengeluh karena menghormati Nyonya Elif dan keluarganya. Ia tidak mau wanita yang selama ini dianggap ibu oleh Naura, kecewa karena dirinya yang tidak perhatian pada Lunara. Sementara Naura selalu ditemani oleh Aagha. Pria itu tidak pernah melepaskan pandangannya dari Naura agar Naura tidak punya kesempatan untuk bisa leluasa bertemu dengan Lucas.
Selama berjam-jam di dalam pesawat, akhirnya mereka sampai di Bandara Italia. Semuanya turun dari pesawat dengan pasangan mereka masing-masing. Termasuk Nyonya Elif yang turun bersama dengan Helena-kakak iparnya.
Di depan Bandara sudah ada Tuan Edis menunggu kedatangan istri dan anak-anaknya. Ia didampingi oleh dua bawahannya. Di sana juga ada Azra-saudara kembar Aagha yang tinggal di Italia bersama ayahnya.
"Hai sayang!" Edis langsung memeluk istrinya dengan erat. Ia amat merindukan Elif yang sudah berbulan-bulan tidak bersamanya. "Aku merindukanmu!"
"Daddy tidak merindukanku," sahut Lunara yang membuat Tuan Edis melepaskan pelukannya dan beralih memeluk Lunara-anak bungsunya. Sementara Nyonya Elif dan yang lainnya saling memeluk dengan Azra.
"Apa ini suamimu Lunara?" Tuan Edis sudah pernah melihat Lucas ketika Lunara menikah dengan Lucas tapi Tuan Edis tidak pernah bicara panjang lebar dengan laki-laki itu. Ia hanya sekali tersenyum pada Lucas. Itupun karena perintah dari Nyonya Elif yang menyuruhnya ramah pada suami anaknya. Hal itu pun yang membuat Lucas takut dan sungkan dengan Tuan Edis.
"Daddy kayak gak pernah ketemu aja sama Kak Lucas," balas Lunara.
"Halo Pa!" Lucas mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Tuan Edis. Raut wajah Tuan Edis tampak datar tapi ia tetap membiarkan Lucas meraih tangannya dan membiarkan tangannya dicium oleh Lucas.
"Kita lanjutkan obrolannya di rumah saja," kata Tuan Edis yang tidak nyaman berada di sana.
Tanpa mengatakan apapun, mereka mengikuti Tuan Edis dan semuanya masuk ke mobil yang sudah terparkir di deoan Bandara. Mobil melaju setelah semua barang-barang mereka masuk ke mobil. Di mobil, Tuan Edis melanjutkan pelukannya pada Nyonya Elif karena belum puas melepas rindunya pada istrinya itu. Sementara Aagha yang duduk di belakang bersama Naura, terlihat datar melihat kemesraan kedua orang tuanya karena itu sudah biasa ia saksikan. Sedangkan Naura menundukkan kepala karena tidak berani menatap yang menurutnya akan membuat kedua orang tua itu risih.
Aagha menoleh ke samping dan ia mengerutkan keningnya melihat Naura. "Kenapa kamu menundukkan wajahmu?"
"Gak apa-apa."
"Angkat kepalamu. Aku tidak suka melihatmu seperti orang bodoh!" titah Aagha dengan suaranya yang tegas.
"Iya kak."
Tanpa Aagha sadari, Nyonya Elif dan Tuan Edis menatapnya dengan tajam.
"Gha. Kamu itu satu-satunya anak laki-laki daddy yang paling daddy banggakan. Bahkan daddy selalu bilang pada semua orang kalau kamu laki-laki yang membanggakan keluarga. Tapi ternyata kamu selalu bicara kasar begitu pada perempuan. Pada Naura lagi, yang sebentar lagi kamu nikahi," protes Tuan Edis yang tidak suka melihat sikap Aagha.
"Aku tidak bicara kasar. Aku cuma mengingatkan dia supaya tidak jadi bodoh," bantah Aagha.
"Kata-katamu memang tidak kasar tapi suaramu itu, kamu pelankan sedikit di depan Naura," sambung Nyonya Elif.
"Kalian berdua memang sepaket." Karena kesal sampai Aagha bicara seperti itu pada kedua orang tuanya.
Secara bersamaan Nyonya Elif dan Tuan Edis, menggelengkan kepalanya melihat Aagha yang berwajah dingin.
"Sebenarnya dia begitu turunan siapa?" bisik Tuan Edis pada istrinya.
"Siapa lagi kalau bukan kamu? Dulu, kamu juga beitu sama aku. Bahkan kamu lebih kasar lagi dibanding Aagha!"
Ucapan Nyonya Elif membuat Tuan Edis kehabisan kata-kata dan akhirnya diam membisu tapi senyuman tampak diwajahnya.
Tak lama mobil mereka berhenti disebuah rumah mewah bergaya kastil. Semuanya turun dari mobil, dan di depan rumah mereka disambut oleh Laura dan Nolan yang merupakan kedua orang tua Naura. Naura terkejut melihat kedua orang tuanya yang sejak kecil tak pernah ia temui. Hanya foto dan beberapa video mereka yang pernah dilihat oleh Naura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
R⃟ Shezan Hayase
up dong ka up
2023-01-07
0
Masyithah Zainal
lanjuuuttt
2023-01-06
1
Ummu Aiman
lah bukannya kmrin meninggal ya orang tuanya naura.. ??
jdi tmbah pnsrn.
2023-01-02
1