Chapter 19: Sistem Poin

Sebelum aku keluar kamar dan hendak pergi ke taman menemui Fisa, sebenarnya aku mendapati pesan misterius yang tidak aku ketahui siapa pengirimnya, pesan itu berisi hal yang membuatku jadi cukup kesal.

Satomi Adney, si bocah pembenci kopi. Jika kau terus mendekati sang putri, maka kau akan menerima akibatnya.

Dari pesannya saja aku sudah tahu kalau putri yang dimaksud adalah Fisa, tapi untuk sekarang aku masih tidak mengetahui siapa orang yang mengirim pesan ini. Hanya ada tulisan Unknown di bagian nama pengirim pesan ini. Seharusnya nama panjang semua siswa akan tertera disana, tapi ini sama sekali tidak ada.

Bahkan walaupun aku tidak menyimpan kontak mereka, seharusnya nama para siswa tetap ada ketika mengirimi pesannya. Karena semua ini adalah sistem yang sudah terpasang di jam tangan ini.

Aku harus memikirkan hal ini nanti, mungkin jika membahasnya dengan Fisa akan jadi lebih baik. Walaupun mungkin dia akan merasa khawatir, tapi semuanya kulakukan demi kebaikannya sendiri.

Sesampainya di taman, aku melihat Fisa yang duduk di bangku taman bagian tengah sambil mengayunkan kedua kakinya. Lalu setelah itu aku menegurnya dan duduk disebelahnya.

Aku tidak berbaring di rerumputan taman karena aku sudah merasa sangat tenang.

"Yo, Cool-boy! Hari ini adalah hari pertama ujian pasangan kita. Mungkin gurumu belum memberitahu tentang detail ujiannya, tapi kita akan melakukan aktivitas bersama selama 6 jam di sekolah ini. Jika kurang dari 6 jam, maka pengurangan poin akan terjadi."

"Kau sudah tahu tentang ujiannya?"

"Ya, intinya kita hanya perlu terus bersama-sama seperti makan, minum, berolahraga, dan lain sebagainya. Kita akan menghubungkan kedua jam tangan kita nanti, setelahnya jarak akan diatur maksimal 25 meter dan jika melebihi itu, maka kita tidak dianggap bersama."

"Aku mengerti. Sepertinya jam tangan ini sangat berguna, lagipula jam ini juga sangat mudah untuk dibawa."

Sambil memainkannya, aku membuka menu poin dengan cara menekan bagian ujung jam-nya. Fisa juga memperhatikan jam tanganku dengan tatapan serius.

History Point

First Test: +80

Skip Class: -50

Academic Exam 1: +71

Academic Exam 2: +86

Athletic Exam 1: +60

Athletic Exam 2: +100

Total Point: 347

Class E Ranking (4)

"Hah?! Apa-apaan? Kau mendapat nilai sempurna pada ujian atletik kedua?!"

Fisa terkejut melihat nilai ku yang terakhir, sebenarnya aku juga terkejut.

Setelah melihat kejadian ini, aku tidak ingin lagi memakai setengah kekuatanku. Rasanya mengerikan, aku bisa sangat mencolok karena hal konyol ini.

"Aku juga terkejut dan tidak menyangka, tetap saja rasanya aneh."

"Tidak ada yang aneh, itu adalah hasil dari kerja kerasmu! Berbanggalah!"

"Hmm.. ya."

Dengan matanya yang berbinar-binar, Fisa menatapku dengan tatapan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Tatapan Fisa kali ini terasa seperti mengapresiasi apa yang telah kuperbuat.

"Ngomong-ngomong, Fisa. Berapa jumlah poinmu sekarang?"

"Ini, lihatlah!"

"Umm.. 723 Poin, cepat sekali kau menaikkannya."

"Berapa peringkatmu di kelas?"

"Masih jauh, untuk sekarang masih peringkat ke 18."

Kelas A memang hebat, poin sebanyak 723 itu hanya mendapatkan peringkat ke 18. Dibandingkan dengan kelas E, 347 poin sudah mendapat peringkat 4. Perbedaan jadi terlihat sangat jauh, mana kelas yang unggulan dan mana kelas yang hampir dibawah standar.

"Cool-boy, kau tahu? Persaingan poin akan terus terjadi hingga akhir semester satu kedepan, itu karena kalau ada siswa kelas B yang memiliki poin lebih tinggi dari siswa kelas kami, maka siswa kelas B akan naik ke kelas A, sedangkan siswa kelas A yang memiliki poin lebih rendah darinya akan turun ke kelas B. Begitu juga dengan kelas lain."

"Aku mengerti, dengan kata lain mereka akan saling bersaing untuk perebutan kelas dalam satu semester. Berjuanglah agar tidak turun kelas!"

"Ya, aku akan berusaha. Sekarang bisakah aku bertanya apa yang terjadi pada ujian atletik kedua? Kau mendapat nilai sempurna!"

"Bagaimana menjelaskannya, ya? Hmm.. mungkin karena aku terbawa emosi."

"Eh? Apa maksudmu?"

Kebohongan yang kubuat ini, benar-benar buruk. Aku tidak bisa memberitahu Fisa kalau aku sudah menahan diri selama ini lalu memakai setengah kekuatanku pada ujian terakhir.

"Begitulah, aku kesal karena terus diremehkan dan aku tiba-tiba dapat menaklukan semua stasiun yang ada saat sedang kesal."

"Jadi seperti itu. Biar aku beritahu satu hal, Cool-boy! Menggunakan kekuatan saat terbawa emosi hanya akan menghancurkan dirimu, kuharap kau bisa lebih tenang untuk selanjutnya."

"Ya, aku mengerti. Maafkan aku!"

"Tidak perlu meminta maaf, aku memberitahu ini untuk kebaikanmu."

"Terima kasih, tuan putri."

"Eh?! Darimana kau dapat kata itu?"

Mungkin sekarang saatnya aku akan memberitahu pesan misterius yang muncul di jam tanganku ini.

"Bisakah kau melihat ini?"

"Ya, tentu. Ada apa?"

Aku membuka bagian pesan tadi dan melihatnya bersama dengan Fisa.

"Aneh sekali bukan?"

"Ya, memang aneh. Tapi kenapa kau tahu kalau tuan putri yang dimaksud adalah aku?"

"Mudah saja, rumor tentang kita yang berpacaran dan berciuman sebanyak dua kali sudah menyebar luas."

"Oh, benar juga. Tidak masalah, untuk sekarang kita biarkan saja pesan misterius ini. Sepertinya yang mengirim ini adalah pihak sekolah, dia memanfaatkan posisinya untuk mengirim pesan yang tidak bisa dilihat namanya."

"Ya, aku mengerti. Sekarang kita akan berpisah disini karena kelas akan segera dimulai."

"Baiklah. Sampai nanti, Cool-boy! Muachh.."

"Hmm? Ya, sampai nanti."

Fisa memberiku sebuah kecupan di pipiku sebelum berpisah. Bahkan sensasi bibir lembutnya masih dapat kurasakan hingga saat berada di kelas.

Sepertinya keadaan kelas menjadi agak aneh, tatapan para siswa yang menatapku terasa lebih banyak dari sebelumnya. Mungkin karena aku mendapatkan nilai sempurna saat ujian kemarin.

"Lihat dia! Dia mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian atletik kedua. Aku yakin sekali dia melakukan kecurangan."

"Aku juga yakin, orang aneh sepertinya tidak mungkin se-atletik itu. Bahkan kudengar kelas A saja paling tinggi mendapatkan nilai 90 dan dia dengan anehnya mendapat nilai sempurna."

"Kau benar, dia pasti memakai sebuah trik!"

"Apa perlu kita laporkan saja ke pihak sekolah?"

"Kita tidak punya bukti dan untuk selanjutnya, kita akan menguak kecurangan orang aneh itu."

Ternyata memang benar, mereka sedang membicarakan tentang diriku. Namun karena aku tidak peduli, aku langsung duduk di bangku sebelah Elaina.

"Satomi, kau bodoh ya?"

"Aku tahu itu, ternyata menggunakan setengah kekuatan masih sangat berlebihan."

"Kau memang hebat bisa mendapat nilai sempurna. Mereka itu hanya iri denganmu, jadi karena itulah mereka berusaha mencari kesalahanmu."

"Ya, sebenarnya aku tidak peduli."

Baru sesaat aku duduk dan berbincang dengan Elaina, pak Smith datang dan membuat mereka semua langsung terdiam.

"Selamat pagi! Aku ucapkan selamat untuk kalian karena tidak ada yang di dropout dalam ujian Minggu kemarin. Jujur, aku benar-benar terkesan melihat angkatan kelas E tahun ini. Kerja bagus!"

Pak Smith memuji lagi, sepertinya kali ini beliau memuji seisi kelas dengan tulus.

"Bagaimana? Apakah melelahkan? Jangan terlalu banyak mengeluh, kalian juga tidak boleh merasa lebih cepat puas! Karena kali ini aku akan memberitahu tentang ujian selanjutnya."

"Ya, aku sudah tahu."

"Diam, Satomi! Aku tidak menyuruhmu untuk berbicara."

"Maaf kalau begitu."

Seperti biasa, pak Smith masih menganggapku sebagai orang aneh sama seperti kebanyakan orang.

"Ujian kali ini agak spesial dan mungkin kalian akan menyukainya. Benar sekali, ujian berpasangan dengan kelas A, kalian akan beraktivitas secara bersama-sama dengan salah satu dari mereka, pasangan kali ini harus dengan lawan jenis. Untuk berpasangan kalian hanya perlu menghubungkan jam tangan kalian dengan jam tangan mereka, penjelasan lengkapnya juga bisa kalian dapatkan dengan bertanya pada mereka."

"Pak Smith, maaf jika aku menyela lagi. Kenapa tidak ada panahan dalam ujian kemarin?"

Aku mengira kalau ujian terakhir adalah memanah, tapi ternyata ujiannya malah melewati berbagai stasiun. Karena penasaran, aku bertanya pada pak Smith, tidak peduli jika pengurangan poin akan terjadi.

"Ah, benar juga. Aku lupa memberitahunya, karena panahan cukup sulit untuk dilakukan siswa baru, ujiannya diganti dengan melewati rintangan di stasiun. Mungkin dalam festival olahraga nanti akan ada kompetisi memanah. Kau mengerti sekarang?"

"Ya, aku mengerti."

Seperti inilah yang terjadi jika seorang guru terlalu ditakuti, mereka tidak berani bertanya apapun bahkan jika itu mengganjal dipikiran mereka. Sepertinya pak Smith sengaja dijadikan wali kelas 1-E agar dapat mengontrol perilaku dan tindakan siswanya. Bukan hanya itu, mereka takut pak Smith kesal dan mendapatkan pengurangan poin.

Sepertinya sistem poin bisa membuat perilaku para siswa menjadi lebih baik, mereka juga akan jadi lebih disiplin dalam menaati aturan sekolah.

"Untuk yang terakhir, kuharap kalian tidak mencari masalah dengan siswa kelas A. Sekarang kalian boleh berkeliaran bebas di sekolah, tapi jika kalian kembali ke asrama sebelum pukul tiga sore, maka pengurangan poin akan kuberikan. Kalian mengerti?"

"Siap! Mengerti!"

Tegas sekali.

Selesai dengan penjelasan yang sulit dimengerti banyak siswa, pak Smith pergi keluar kelas.

"Kau beruntung, ya. Kau bisa berpasangan dengan Fisa dan masalahmu sudah selesai."

"Begitulah. Bagaimana denganmu?"

"Aku terlalu takut untuk mendekati mereka."

"Kau perlu bantuan ku?"

"Tidak perlu, aku tidak ingin membuat Fisa cemburu."

"Begitu ya? Kalau begitu kau bisa meminta tolong pada Weston, dia sudah menjadi orang yang lebih baik sekarang. Jika dia membuatmu takut lagi, maka aku akan menolong mu."

"Ta-tapi.."

"Percayalah!"

Aku pergi keluar kelas, meninggalkan Elaina dengan kata-kata yang tidak berarti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!