...Happy Reading & Enjoy...
......................
"Aduh duh, aduh!" pria bertindik itu langsung jatuh bersimpuh merasakan sakit yang luar biasa.
Tangan kanannya tidak bisa ia gerakkan, itu cukup sakit. Sepertinya patah tulang? Sangat mengerikan sekali pria di hadapannya ini.
Melihat temannya yang dengan mudah patah tulang, pria berbekas luka tersebut bermaksud ingin kabur saja. Ia tidak ingin bernasib sama.
Namun baru juga berbalik hendak lari, baju kaos buluk nya langsung ditarik oleh seseorang dengan kuat.
Krekk..
Lihatlah! Baru juga ditarik, tapi baju kebanggaannya itu sudah robek sana sini. Hal ini cukup membuktikan sekali jika tenaganya sangatlah besar.
"Mati aku!" pekiknya dalam hati.
Dengan pelan ia lantas membalikkan badan kakunya,
Bughh..
"Awh!" jeritnya tak kuat. Tulang rahangnya seakan bengkok.
Pria yang baru saja mengayunkan tangan kirinya itu tersenyum devil.
"Halo," sapanya ringan.
Cukup gila? Setelah menonjok orang, ia malah tersenyum menyapa? Entahlah, pria berbekas luka tersebut tidak ingin memikirnya.
"Kau sudah mengganggu wanitaku Tuan,"
"Gawat!" pria itu menelan ludahnya susah payah.
Ternyata ia baru saja membangunkan seekor harimau. Sedangkan dirinya hanyalah seekor anakan rayap, berdebu sekali.
"Dan lihatlah! Kau menodai mata sucinya, dengan pisang jelek mu itu! Apalagi ini, dua telur busukmu sangatlah tidak tau diri!"
"J-jangan Tuan, jangan buat saya kehilangan benda ini!" pria itu memohon seraya menggenggam miliknya erat erat.
"Siapa kau? Berani sekali memerintahku?" geramnya.
Mata elangnya pun kini beralih menatap Ivona yang masih sesenggukan gemetar takut. Ia juga masih mencengkram erat kaos lusuh yang tak berdaya.
"K-kak Razzan," lirih Ivona begitu netranya bersitubruk dengan sang empu.
Sebenarnya Ivona cukup bingung. Darimana munculnya kakak kelasnya tersebut? Di sisi lain ia juga sangat bersyukur lantaran pria ini.
"Katakan, dimana pria tidak berguna ini menyentuhmu?" raut Razzan tidak bisa berbohong.
Jiwa ketua Willdof sepertinya mulai terlihat menguasai.
Ivona masih diam enggan berbicara. Namun air matanya kembali luruh begitu saja.
"Katakan!" desak Razzan semakin keras. Membuat Ivona lemah, terkejut.
"D-di sini," Ia mengangkat tangannya. Memperlihatkan bekas memar di pergelangan tangan.
Darah Razzan mendidih. Ia berdesis pelan dan dengan sekali gerakan, pria di bawah kendalinya mengerang sakit.
Ivona semakin merinding. Kakak kelasnya itu baru saja mematahkan tulang lagi.
"To-tolong ampuni aku Tuan!" pria berbekas luka tersebut sudah menangis tidak tahan rasa sakit dari pergelangan tangannya.
"Saat kau memohon seperti ini, apa kau tidak terpikirkan bagaimana takutnya wanitaku?" desis Razzan dengan kobaran yang masih menyala.
"Cih! Aku lupa, kau memanglah pria tak berotak!" Razzan yang tidak suka berlama lama segera menghajarnya kembali.
Bughh.. Baghh.. Bughh..
"Akh! A-ampun Tuan! Ampunn,"
Meski sudah mengerang kesakitan, pria bengis ini enggan menyudahi aksinya. Ia terus menonjok, melempar bogeman mentah baik di perut maupun wajah.
"Kau jangan mati dulu!" Razzan bangkit setelah ikutan jatuh karena lawannya tepar.
Senyum smirk di bibirnya muncul saat menyadari sesuatu. Sepertinya itu hal yang sangat menarik.
"Sorry, tapi mataku bisa katarak kalau terus melihatnya." Dengan tampang entengnya, Razzan berjalan menginjak dua telur busuk itu.
"Akhhhh!" teriaknya kuat saat masa depannya hancur.
Sang pelaku hanya menoleh sebentar, lalu mengacungkan jari jempolnya yang terbalik.
Razzan lantas menoleh lagi, menarik Ivona yang masih lemas syok. Dipeluk nya tubuh tak bertenaga tersebut dengan sayang.
Ivona yang tak kuasa menahan sesak, kembali menangis.
Akankah ia yang selama ini berpura pura di publik, butuh sandaran?
Hallo ioy, see u besok lagi ya!! Yang pastinya lebih seruu, jangan lupa dukung Ay teruss babay!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments