...Happy Reading & Enjoy...
......................
Gafi menatap putranya, "Dulu Papa sudah pernah menekannya dan dia berjanji tidak akan melakukan kekerasan lagi."
Razzan mendengus sekali lagi. Haruskah ia saja yang memberi pelajaran pada tua bangka itu? Sungguh pecundang sekali, seorang pria tidak bisa menepati perkataannya.
"Kalau begitu, Papa nikahkan aku aja sekarang!" sahutnya enteng.
"B*d*h! Lihatlah, mau kamu kasih makan apa Ivona? Kerja saja belum, mana tiap hari hobinya berantem mulu." Timpal Gafi menolak keras.
"Benar. Bisa bisa tambah stress Ivona nanti." Risha juga ikut menyahut.
"Cih! Kalian meremehkan ku rupanya," Razzan menatap ayah ibunya sinis.
"Meremehkan apa? Kau kan memang masih anak bawang." Ucap Gafi kelewat santai.
"Aku sudah kerja tauk!" balasnya tak mau kalah.
Sang ayah pun mengernyit heran, kerja dari mananya?
Orang tiap hari saja masih keluyuran tidak jelas. Bertengger sana sini mencari mangsa.
"Kalian tidak percaya? Wah!" Razzan menggelengkan kepalanya.
Ia lalu menunjukkan sebuah foto, dimana itu merupakan kafenya.
Voan Kafe, tempat nongkrong anak muda yang sekarang sedang hits hitsnya.
"Ini benar punyamu Nak?" Risha tidak menyangka jika anaknya yang masih duduk di bangku SMA sudah memiliki usaha sendiri.
"Kalian meremehkan ku sih! Kalau begitu cepat nikahkan aku Pa!" Gafi pergi dengan acuh meninggalkan ruang makan.
"Tidak akan, sebelum kamu berhasil menggantikan Papa di perusahaan." Katanya sedikit keras.
"Apa? Mana bisa seperti itu? Heh!" Razzan segera mengejar papanya.
Dan terjadilah percekcokan antara ke duanya. Risha bahkan dibuat geleng geleng akan tingkah mereka.
Mengapa dua manusia itu tidak bisa akur? Selalu saja seperti tikus dan kucing.
Pusing menghadapi, ia lebih memilih untuk siap siap keluar. Pergi ke salon, barulah bertemu teman temannya. Membahas masalah arisan juga perbutikan.
"Mama mau kemana?" tanya Razzan saat melihat ibunya sudah rapi sambil menenteng tas sosialitanya.
"Arisan. Pa, aku pergi dulu," pamitnya sambil cepika cipiki mesra.
Razzan pun memutar matanya jengah. Pria tunggal tersebut lebih baik pergi kembali ke kamarnya.
Melakukan hal yang lebih bermanfaat misalnya. Memantau perkembangan kafe juga melihat keadaan showroom mobil dan motornya.
"Setidaknya apartemen hadiah papa itu berguna sedikit," gumamnya.
Memang belum lama ini Gafi menyita seluruh fasilitasnya, lantaran ia sudah membatalkan tour healing ayah ibunya.
Razzan juga berdalih meminjam mobil kesayangan papanya untuk pergi ke sekolah. Namun kenyataannya, mobil tersebut masuk ke sebuah tempat pegadaian.
Gafi yang geram pun menarik fasilitas Razzan, membuatnya terpaksa menjual apartemen hadiah itu dan hasilnya digunakan untuk membuka kafe. Sementara sisanya, ia gunakan untuk membuka showroom kecil kecilan.
"Huh, jenuh juga. Ngomong ngomong, lagi apa ya dia sekarang?" Razzan menerawang ke atas. Memikirkan Ivona.
Lama kelamaan rasa kantuk menyerangnya. Razzan pun tertidur pulas. Ia seakan mati suri meskipun jam terus berdenting menunjukkan siang hari yang terlewat.
Drttt
Ponselnya berdering nyaring, dengan setengah terpejam Razzan meraih dan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?" suara serak khas bangun tidur terdengar.
"Lo dimana? Anak anak nyariin."
Tuttt
Panggilan dengan cepat berakhir tanpa dibalas satu kata pun olehnya.
"Bener bener ya, Atha a*j**g!" umpat Razzan kesal.
Segera ia bersiap pergi ke markas menemui anggotanya yang lain.
Kebetulan sekali pria itu tidak ada di ruang keluarga maupun ruang tamu. Membuat Razzan leluasa pergi tanpa diinterogasi.
"Tuan muda, anda mau kemana?" Bik Omm entah darimana muncul.
"Haduh, ini darurat. Saya mau main dulu sebentar, da da Bik!" Razzan melambaikan tangannya dan langsung ngibrit keluar.
Di tangannya ada sebuah kunci mobil yang sudah ia ambil secara asal. Pergi ke garasi dan mencari mobil yang cocok.
Ia hanya membutuhkan sekitar 30 menit untuk sampai ke markas. Jalanan yang sedikit padat karena saat ini jam makan siang habis, membuatnya ekstra sabar.
"Akhirnya," Razzan bernapas lega begitu sampai di markas.
"Lo mau kemana?" tanyanya saat melihat Migo juga Ozi baru saja membuka pintu.
"Eh, ada Bos. Kita mau cari makan, mau nitip?" tawar Migo yang di iyakan oleh empu.
"Alhamdulillah rezeki nomplok!" batinnya senang ketika mata duitan itu melihat uang merah merah.
Hallo ioy, lama tidak jumpa yaa:) Tetep semangatin Ay ya biar update lancar!!! See u di part selanjutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Siti Khalimah
lanjut
2023-10-03
0