...Happy Reading & Enjoy...
......................
Sekarang di sinilah ia, duduk manis di kursi ruang BK. Di hadapannya Bu Widi dan Pak Santo duduk menatap sangar.
"Jelaskan!" titah Bu Widi memulai sidang kali ini.
"Seperti yang Ibu lihat." Jawab Razzan santai.
Sudah biasa ia diinterogasi seperti ini. Bedanya sekarang Razzan sendiri, tidak bersama anak - anak Willdoff. Sebuah geng motor yang selalu merecoki dan menggagalkan aksi balap liar.
"Apa alasan kamu berantem Razzan?" geram Bu Widi.
"Tidak terima." Sahutnya singkat.
Pak Santo selaku kepala sekolah SMA Pallsilyn memijat keningnya pusing. Ingin mendepak bocah onar ini, namun bisa bisa sekolahnya ditutup total oleh Eister Group.
"Telepon orang tuamu!" perintahnya sesaat kemudian.
"Papa saya meeting, mama saya ke salon." Celetuk Razzan enteng, entah benar atau salah yang penting ia sudah menjawab.
Masa bodoh orang tuanya yang benar meeting atau berduaan di rumah.
"Telepon Razzan!" tegas Bu Widi yang mulai terpancing emosi.
"Saya tidak ada pulsa Ibu gangster." Balasnya gemas.
"Apa kamu bilang? Gangster? Jadi kamu ngatain saya ibu gangster?" Razzan buru buru tersenyum tengil.
"Hubungi saja tuan Gafi, Bu Widi!" Pak Santo menyuruh guru BK itu pergi.
Kini tinggallah Razzan dan pak kepala sekolah berperut buncit itu.
"Sebenarnya saya cukup senang dan tenang. Sudah 2 minggu ini kamu tidak berbuat onar. Tapi sekarang? Kenapa kamu ulangi lagi?" Pak Santo menghela napas kasar. Pusing menghadapi anak didiknya yang langka tersebut.
"Ya karena saya tidak terima." Jawab Razzan polos.
"Tidak terima karena apa? Coba jelaskan sejelas jelasnya!" Razzan mengubah posisi duduknya menjadi lebih serius.
"Jadi gini Pak, ibaratkan Bapak itu punya kucing imut dan pendiem. Eh tiba tiba dateng gorila jelek yang mengamuk melukai kucing imut Bapak. Apa Bapak terima? Padahal kucing imut Bapak ini hanya diam tidak melakukan kesalahan apapun." Entah darimana ide tersebut datang, yang jelas Razzan sudah menceritakannya.
"Saya tidak terimalah." Senyum Razzan terbit.
"Nah itu yang saya alami Pak."
"Dimana kamu melihat gorila jelek itu? Saya juga ingin melihatnya!" tungkas Pak Santo cepat, sepertinya geram dengan sosok gorila yang dimaksud.
Razzan pun hanya memutar matanya malas.
Mengapa bisa ia memiliki kepala sekolah pecinta hewan imut?
"Permisi Pak, 10 menit lagi orang tua Razzan akan datang." Bu Widi kembali selepas menelepon.
"Ini sudah kan Pak, Bu? Kalau begitu saya keluar dulu,"
"Heh duduk dulu!" Pak Santo menahan tangan Razzan.
"Bapak itu ada perlu sama saya atau orang tua saya?" balasnya jengah.
"Razzan! Diam dan duduk!" tegas Bu Widi. Sedari tadi wanita satu ini marah marah saja.
Mau tak mau siswa berbandana hitam di tangannya pun duduk.
"Merepotkan!" batinnya kesal.
Untuk mengusir kebosanan, ia lekas memejamkan matanya. Tiba tiba otak cemerlangnya kepikiran akan wanita di UKS.
"Apa dia sudah sadar? Apa dia baik baik saja?" begitu banyak rentetan pertanyaan di akalnya.
"Permisi, maaf menunggu lama." Terlihat seorang wanita dengan pakaian mewahnya datang setelah mengetuk pintu.
"Ah iya tidak apa apa Nyonya Gafi. Mari silakan duduk!" Pak Santo berdiri menyambut diikuti Bu Widi.
"Iya terimakasih Pak, Bu." Risha, Risha Qiandra Riyn tersenyum sungkan.
Dan lihatlah, sang anak masih asik memejamkan matanya.
Benar benar tidak mencerminkan seorang anak dan seorang murid yang baik budiman.
...🍁🍁🍁...
Hallo ioy, gimana kabar kalian? Masih semangat ngikutin tingkah Razzan dan kehidupan Ivona? Jangan lupa untuk terus dukung ay ya, mwahh!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Siti Khalimah
jadi pengen ke bangku s.a
2023-10-02
0