...Happy Reading & Enjoy...
......................
Ruangan yang hanya diisi dua orang tersebut mendadak hening. Entah bagaimana, Ivona merasa merinding dibuatnya.
"Eh?" terasa dingin.
Tangan pria ini memegang dagu Ivona, membuat tatapan bulat itu mengarah padanya. Razzan melemparkan mata elangnya dan Ivona merasa sedikit takut.
"Kenapa?" tanya Razzan dingin.
"Ha?" beo Ivona yang benar benar tidak paham maksudnya.
Tanpa banyak kata, Razzan menekan lebam di dagu wanita itu. Sang empu pun mengaduh kesakitan.
"Masih belum paham?" Razzan semakin menatapnya tajam.
"Em j-jatuh." Sahutnya lirih seraya memalingkan wajah.
Ia sendiri bingung, mengapa harus dijawab sih? Toh tidak penting juga bagi seorang Razzan, pikirnya.
"Menyingkir lah!" Ivona berusaha bangkit mendorong sosok besar di atasnya.
Keadaan semakin tidak nyaman, Razzan memutuskan untuk kembali duduk. Menatap sebuah foto bocah cilik yang sangat menyita perhatiannya itu.
"Dimana lagi?" tanyanya tanpa mau melihat ke arah Ivona.
Gadis di dekatnya terlihat menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Lagi lagi bingung ingin menjawab apa.
"A-apanya?" Razzan menghembuskan napas kasarnya.
"Apa perlu aku buka bajumu itu?" ucapan f**n**l langsung keluar diikuti lirikan mautnya.
"Heh apa yang kau ucapkan?" Ivona menggenggam erat baju piyama. Nampak begitu jelas kepanikan dan ketidak terimaan.
Razzan kembali bergelut dengan pikirannya. Bagaimana bisa luka di tubuh gadisnya tambah parah?
Membiarkan Razzan yang sibuk dengan lamunannya, Ivona pun melirik jam dinding. Hampir pukul tiga dini hari.
"Ehem! Kau, tidak ingin pulang?" Razzan acuh.
"Dimana orang tuamu?" ia malah balik bertanya.
"Pergi ke luar negeri." Ivona berkata dengan nada yang seakan kesal.
"Tidurlah, bukannya nanti harimu sekolah?" Razzan bangkit, tidak lupa mengambil jaket hitamnya.
"Kau nanti juga bersekolah," pria yang sedang terluka itu menipiskan bibirnya.
Ia kemudian menunduk mensejajarkan wajahnya, "Kita akan bertemu tiga hari lagi."
Razzan dengan enteng langsung melangkah membuka pintu.
Ivona? Begitu tersadar dia segera mengikuti Razzan.
"Kunci pintunya dan jangan biarkan seorang pun masuk! Satu lagi, perhatikan tubuhmu, jangan sampai terluka!" pesan Razzan sebelum benar - benar pergi dengan si hitam.
Ivona hanya mengangguk dan terus memperhatikan pria itu sampai hilang dari pandangannya.
Sedangkan si pengendara, dia meracau bahkan mengumpat ketidaktahuannya akan apa yang terjadi pada Ivona.
Suasana masih pagi, sangat mendukung untuk melampiaskan kekesalannya. Memacu kuda hitam itu di atas rata - rata, membelah jalanan kota yang sangat sepi.
Namun bukannya kembali ke rumah, ia justru pergi ke sebuah danau. Tempat biasa Razzan menenangkan diri selain di kafe miliknya.
"Argh!" teriaknya keras begitu ia sampai dan berdiri di hamparan rerumputan, menghadap ke arah genangan air tersebut.
Setelah tenang sedikit, ia langsung terjatuh duduk. Menarik ke dua lututnya.
"Apa yang sudah ku lewatkan? Apa di rumah dia selalu menderita? Lagian mana mungkin memar memar itu bekas jatuh? Dan juga suhu tubuhnya lumayan panas," gumamnya terus berpikir keras.
Putra tunggal keluarga Eister itu menghabiskan waktu paginya di danau. Menebak dan menerka nerka apa yang terjadi di keluarga Zesa.
Mulai dari ucapan ayahnya yang menceritakan kematian mendadak dan tragis seorang Zesamino. Hingga dirinya yang dijodohkan oleh putri tunggalnya.
Semua berputar menghiasi otaknya. Tanpa Razzan sadari, secercik cahaya mentari mulai memancar.
Oh rupanya pagi datang menyambut.
Razzan lalu berdiri dari duduknya, bersiap untuk kembali ke rumah menuntut penjelasan. Deringan ponsel pun sudah terdengar sejak tadi, sepertinya itu sang ibu yang tengah menelepon.
Mengabaikan ponselnya, ia buru - buru naik ke motor besarnya dan segera melaju. Mau bagaimana pun pagi ini Razzan harus memberitahukan hal ganjil kepada orang tuanya.
Semangat itu membuatnya langsung menambah kecepatan agar sesegera mungkin sampai.
......🍁🍁🍁......
Hallo ioy, mana nih yang penasaran sama kisah selanjutnya? Tetep pantauin RAZVON yaww!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments