Oniel tengah mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Air matanya meleleh dan menetes terbang di bawa angin saking cepatnya ia melajukan motornya. Saat ini, ia tengah mencari keberadaan Estelle.
' Tolong, jangan pergi.' Batin Oniel.
Semalam saat ia pulang hendak mengambil pakaiannya secara diam diam, ia tidak melihat keberadaan Estelle di kediamannya. Ia melihat ke garasi dan motornya ada disana, tetapi Estelle tak berada dimanapun.
Oniel bahkan melihat kamar Estelle terbuka, namun tidak ada Estelle di dalamnya. Ia jadi mengingat ucapan Estelle saat pulang sekolah tadi, dimana Estelle mengatakan kepada Marco bahwa ia akan pergi jika Oniel tidak menyukai keberadaannya.
CKIT!!!
Suara rem motor berhenti mendadak.
Oniel melihat salah satu anggotanya terluka dan di gotong oleh beberapa orang. Oniel pun turun menghampiri orang orang itu.
" Ada apa ini pak?" Tanya Oniel.
" Tidak tahu, belum lama ini terdengar suara perkelahian, saya pikir tawuran jadi saya bawa banyak warga datang. Ternyata pas kami datang cuma ada anak muda ini seorang." Ucap pria yang menggotong teman Oniel.
Pemuda itu pun perlahan sadar setelah di beri minyak angin, tiba tiba ia menangis histeris ketakutan dan berkata Ampun berkali kali.
" Tinggal saja pak, dia temanku." Ucap Oniel pada pria pria yang menggotong teman Oniel.
" Hei, kau kenapa?" Tanya Oniel.
" Kak Oniel! Kak Oniel! Kau harus menyelamatkan Estelle, aku melihat monster wanita itu berlari dengan cepat dan mencekik Estelle!" Ucap pemuda itu.
Rupanya, pemuda itu adalah pemuda yang dulu pernah mengganggu Estelle saat pertama kali Estelle bangun dari tidur panjangnya. Ia jadi mengenal Estelle karena Oniel memperkenalkan Estelle sebagai adik sepupu.
" Monster wanita?? Apa maksudmu!" Ucap Oniel bingung.
" Kak Oniel, aku hampir mati di cekik oleh monster wanita cantik. Lihat ini! leherku.. Pasti ada bekas cekikan tangannya." Ucap teman Oniel.
Oniel melihatnya, memang ada jejak seperti telapak tangan yang melingkar di leher anak itu.
" Dimana Estelle?" Ucap Oniel panik.
" Tidak tahu, aku pingsan ketakutan saat monster itu mencekik Estelle" Ucap anak itu.
Oniel bangun dan masuk ke gang guna mencari Estelle, perasaannya kini benar benar tidak karuan. Oniel terkejut melihat keadaan di dalam gang, porak poranda dengan retakan retakan besar di tembok.
' Apalah Estelle berkelahi dengan Vampir lain? Apakah ada Vampir lain selain Estelle?' Batin Oniel.
Oniel mengecak kesana kemari, mencari Estelle. Namun ia tidak menemukannya. Oniel yakin Estelle pasti sudah pergi mengingat sebentar lagi hampir pagi, tapi kemana?
Tiba tiba Oniel teringat dengan gorong gorong kereta api markas pribadinya. Ia pun langsung bergegas kesana, tanpa mempedulikan panggilan temannya yang kebingungan.
" Yah.. Aku di tinggal." Ucap Teman Oniel.
Oniel melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Matahari juga sudah mulai menunjukan sinar jingganya, tak terasa ia sudsh sampai di stasiun kereta bawah tanah. Ia berlari sekuat yang ia bisa hingga menabrak orang orang yang berjalan disana.
" Maaf." Ucap Oniel ketika ia menabrak seorang pria hingga jatuh, lalu Oniel kembali berlari meninggalkan orang itu.
Oniel memasuki sebuh area yang sebenarnya dilarang di datangi. Ia masuk begitu saja, untungnya tidak ada yang melihat Oniel masuk kesana.
Oniel menghentikan langkahnya ketika melihat Estelle tergeletak dan melihat kearahnya saat ini. Tapi kemudian perhatiannya teralihkan dengan luka lebar di leher Estelle, walau sebenarnya luka itu sudah banyak menyusut di banding sebelumnya.
" Estelle!! Hei, kau terluka. " Ucap Oniel panik.
Estelle menatap datar Oniel seperti biasanya, ia tidak mengerti mengapa tiba tiba Oniel datang mencarinya. Padahal sudah semingguan ini Oniel mengindarinya.
" Estelle, kamu terluka." Ucap Oniel sembari memangku kepala Estelle.
" Aku tidak apa apa, luka ini akan sembuh dengan sendirinya." Ucap Estelle tenang.
Oniel terkejut mendengarnya, tapi kemudian ia teringat bahwa Estelle adalah seorang Vampir.
Oniel merobek kemeja yang ia pakai, lalu melililitkan nya ke leher Estelle untuk menutupi luka Estelle. Robekan itu terlihat sangat mengerikan, walau sudah semakin menyusut.
" Bolehkan aku pinjam tempat ini sebagai tempat tinggalku? kau tidak perlu pergi dari rumahmu, biar aku saja yang keluar. " Ucap Estelle.
" Tidak, maksudku.. pulanglah kerumahku." Ucap Oniel.
" Lalu kau akan tetap tinggal di luar?" Ucap Estelle, dan Oniel menggeleng.
" Maafkan aku, aku hanya terkejut sampai beberapa hari ini tidak pulang. Tapi sekarang, aku akan menerima sisi lain dirimu." Ucap Oniel memeluk Estelle.
" Kamu serius?" Ucap Estelle.
" Ya, aku serius. Maafkan aku Estelle." Ucap Oniel.
" Aku juga minta maaf, karena tidak jujur sejak awal padamu. Aku tidak tahu bahwa ada manusia yang memiliki toleransi tinggi terhadap Vampir sepertiku." Ucap Estelle.
Oniel masih terus memeluk Estelle, di dalam hatinya sekatang ada perasaan lega. Perasaan yang sejak kemarin membebaninya, kini hikang setelah memeluk Estelle.
" Bisakah kamu lepas pelukanmu? " Ucap Estelle.
" Oh, maaf." Ucap Oniel kemudian melepaskan pelukan Estelle.
Oniel melihat Estelle yang seakan baik baik saja, bahkan tak tampak seperti orang yang terluka. Luka ya juga tidak memiliki darah sedikitpun. Ya, darah.. Oniel baru menyadarinya, Estelle tidak berdarah.
" Kamu mengenal Viviane bukan?" Tanya Estelle membuyarkan lamunan Oniel.
" Ya, tunangan Estter." Ucap Oniel.
" Dia adalah Vampir, semalam dia hampir membunuh manusia. Aku baru tahu dia rupanya sering memangsa manusia." Ucap Estelle.
Dan lagi lagi Oniel syok mendengarnya. Apa apa an pikirnya, kenapa jadi ada banyak Vampir.
" Mungkin hanya kamu satu satunya manusia yang tahu bahwa kami Vampir." Ucap Estelle.
Ia melepaskan ikatan kemeja Oniel di lehernya, dan luka itu semakin mengecil saja. Oniel sampai terkejut melihatnya, bagaimana bisa luka yang sebelumnya terlihat lebih lebar sudah menyusut.
" Kamu tidak sekolah?" Ucap Estelle.
Oniel membuang nafasnya, lalu ia berbaring di sebelah Estelle yang saat ini sedang duduk.
" Tidak, lagi pula sudah terlambat." Ucap Oniel.
" Lalu kau akan berada disini sampai kapan?" Tanya Estelle.
" Kamu mengusirku?" Tanya Oniel.
" Tidak, ini tempatmu." Ucap Estelle.
" Aku lelah, semalaman aku mencarimu hingga tidak tidur, aku ingin tidur sekarang." Ucap Oniel lalu memejamkan matanya.
Estelle melirik Oniel yang tengah tertidur di sebelahnya itu. Ia pun membiarkannya, ia hanya akan duduk disana sampai mata hari terbenam hingga lukanya benar benar sembuh sempurna.
Di sekolah, semua murid semakin berdesas desus aneh. Karena hari ini Estelle dan Oniel sama sama tidak masuk sekolah. Mereka beranggapan mungkin pertengkaran Oniel dan Estelle semakin besar hingga memutuskan berhenti sekolah.
Kabar tentang Oniel dan Estelle yang menjadi Inses itu juga sudah terdengar di telinga Estter. Estter selalu bertanya pada Joy tapi Joy pun tidak tahu sebenarnya ada hubungan apa antara Estelle dan Oniel, karena Estelle begitu pendiam dan tertutup.
" Kemana Oniel? Ponselnya tidak bisa dihubungi. " Tanya Samuel pada Marco.
" Aku tidak tahu, semalam dia bilang ingin pulang untuk mengambil pakaian. Tapi tidak kembali lagi, sampai aku bangun di pagi hari pun dia tidak ada." Ucap Marco.
" Oliver, dia ke rumahmu?" Ucap Marco pada Oliver, dan Oliver menggeleng.
" Kemana dia, kabarnya Estelle juga ridak masuk sekolah." Ucap Samuel.
Estter mendengarnya, ia pun pergi meninggalkan sekolah dan mengendarai mobiknya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya saat ini adalah mendatsngi kediaman Oniel.
Setengah jam berlalu, ia sampai di kediaman Oniel dan disambut oleh pelayan rumah.
" Maaf tuan muda, tuan muda Oniel dan nona Estelle tidak ada dirumah." Ucap pelayan disana.
Estter pun masuk kemobil dengan perasaan kecewa. " Jika mereka berdua tidak dirumah, apakah mereka sedang benar benar berkencan, sekarang? " Gumam Estter.
Ia jadi tidak memiliki semangat kembali kesekolah, akhirnya ia pun pulang kerumah. Ia kesal sendiri membayangkan Estelle yang mungkin saat ini tengah bersama Oniel.
Hingga tak terasa, sudah sore hari. Oniel bangun dari tidurnya dan mendapati Estelle yang tengah duduk dengan pandangan lurus kedepan.
" Astaga, jam berapa ini?" Ucap Oniel.
" Sebentar lagi malam akan tiba." Ucap Estelle.
' Tidak biasanya aku bisa tidur begitu nyenyak. Kenapa aku bisa tibur begitu lama?' Batin Oniel.
" Estelle, lukamu sudah hilang?" Ucap Oniel terkejut dan bangun dari posisi baringnya.
" Aku memiliki kemampuan penyembuhan diri yang cepat." Ucap Estelle.
" Ayo kita pulang." Ucap Estelle.
" Oh ****! aku sembarangan memarkirkan motorku, matilah!" Gumam Oniel.
Mereka berdua oun keluar dengan mengendap endap lalu sampailah mereka di luar stasiun. Dan benar saja, motor Oniel sudah tidak ada di tempatnya.
" Pasti di kantor polisi lagi, sudahlah. Ayo kita naik taksi saja." Ucap Oniel.
Estelle menurut saja, akhirnya mereka pun menggunakan taksi untuk pulang ke kediaman Oniel. Dan tak lama, Sampailah mereka berdua di kediaman Oniel.
" Masuklah, jangan pernah berpikir untuk pergi lagi dari rumah ini." Ucap Oniel.
" Apakah kau tidak masalah tinggal denganku?" Ucap Estelle.
" Mulai sekarang, aku menerimamu." Ucap Oniel.
" Terimakasih." Ucap Estelle.
Akhirnya mereka berdua masuk kedalam kamar mereka masing masing, dan entah mengapa perasaan Oniel begitu bahagia saat ini.
" Kenapa hatiku rasanya begitu lega?" Gumam Oniel sambil tersenyum sendiri.
Ke esokan harinya..
Estelle dan Oniel berangkat sekolah bersama, dan sekolah semakin riuh karena kehadiran mereka berdua yang tampak kembali akur. Estelle memang selalu berwajah datar, tetapi Oniel.. Oniel kembali merangkul Estelle seperti awal Estelle masuk sekolah.
" Ayo." Ucap Oniel.
Oniel merangkul Estelle seperti biasanya, karena tinggi Estelle memang hanya sebatas ketiak Oniel, jadi mereka terlihat begitu romantis di mata murid murid lainnya.
Tiba tiba Estter berjalan menyusul Oniel dan Estter, ia menarik tangan Estelle lalu membawa Estelle kedalam pelukannya.
" Hei!!" Ucap Oniel.
Semua mata memandang kejadian itu, seperti sebuah kisah cinta segitiga antara Estelle, Estter dan Oniel. Estter memeluk Estelle, dan entah mengapa ia merasa begitu nyaman memeluk Estelle hingga tak mau melepasnya lagi.
' Perasaan ini.. Selalu hadir saat aku bersamanya. Jauh darinya membuatku gelisah, melihatnya bersama orang lain membuat hatiku sakit. Estelle.. Aku aku rasa aku jatuh cinta padamu.' Batin Estter.
" Apa apa an kau, Huh!! " Ucap Oniel.
Viviane yang melihatnya pun begitu marah, Estternya.. Terang terangan memeluk gadis lain dihadapannya, dan lagi gadis itu adalah Estelle.. musuhnya.
" Estter, apa yang kau lakukan?" Ucap Viviane.
Estelle mendengar detak jantung Estter berdetak sangat kencang. Jantung.. yang berarti Estter memanglah manusia. Perlahan Estelle melepas pelukannya dari Estter.
Estelle tidak mau Viviane menyakiti Estter, mengingat Estter masihlah manusia biasa yang belum bangkit. Ban benar saja, tatapan Viviane begitu tajam kearahnya dan Estter saat ini.
" Apa kamu baik baik saja?" Ucap Estter.
" Aku baik baik saja?" Ucap Estelle.
" Kau dan Oniel.. Apkahah.."
" Apakah apa? Estelle adikku, kakak beradik marahan itu wajar, kan? Kalian saja yang tidak berpikir logis." Ucap Oniel.
" Aku dan Oniel bukan Inses." Ucap Estelle.
Mendengar itu, Estter pun tersenyum. Entah mengapa hatinya lega mendengar jawaban Estelle. Sememtara Viviane, dia pergi dengan marah meninggalkan mereka semua.
Sekolah pun di mulai. karena sudah ada konfirmasih langsung dari Estelle dan Oniel kini tidak terdengar lagi bisikan bisikan aneh, dan di ganti dengan gosip cinta segi tiga antara Estelle, Estter, dan Oniel.
Viviane murka, ia lembali kekediamannya, dan mengamuk. Semua pelayan manusia ia siksa untuk melampiaskan kekesalannya.
" KURANG AJAR!!!" Teriak Viviane.
" Aku mengnggu dia berreinkarnasi selama ratusan tahun aku hidup, dan disaat aku telah mendapatkannya, Estelle justru kembali bangun. Mengapa dia masih saja terikat dengan Estelle! Ingatannya sudah tersegel pun Estter tetap mendekati Estelle." Ucap Viviane.
" AARGH!!!" Teriak Viviane. Wujud Viviane saat ini begitu menyeramkan dangan Taring panjang, dan mata merah.
" Manusia bodoh!!!" Teriak Viviane.
Viviane menggigit dan menghisap para pelayannya, hingga pelayan pelayan itu mati kering karena kehabisan darah.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments