Viviane dan Estelle masih saling berhadapan saat ini, Estelle menatap Viviane dengan tatapan datar tak berekspresi, sedangkan Viviane menatap Estelle dengan tatapan permusuhan.
" Kenapa Vivane?" Ucap Estelle.
" Kau masih hidup rupanya? Bagaiaman? Apakah setelah kau tidur panjang menyusul Estter kau meneukannya kembali?" Ucap Viviane.
" Ya, aku menemukannya. Dia telah ber- reinkarnasi menjadi manusia biasa dengan ingatan yang tersegel." Ucap Estelle.
" Kau sudah menemukannya? Oh, ataukah gadis yang membuat dia menjadi sulit di atur akhir akhir ini adalah dirimu, Estelle? Dia adalah tunanganku sekarang, kau tidak ada kesempatan untuk merebutnya dariku." Ucap Viviane.
" Pada dasarnya kami saling mencintai, Viviane. Aku yakin aku bisa membuatnya mengingatku kembali. Dan membuatnya mengingat tentang cinta kami." Ucap Estelle.
" Itu tidak akan terjadi." Ucap Viviane.
Estelle melihat saat ini Viviane tampaknya tengah kelaparan. Tatapan matanya merah gelap, tanda ia begitu lapar. Vivane melesat pergi, namun Estelle tidak mengejarnya lagi.
Estelle kembali ke arena balap, dan di saat itu pas dengan balapan yang berakhir, dan tentu pemenangnya adalah Oniel.
" Estelle, kita menang." Ucap Oniel memeluk Estelle.
Mereka pun pergi dari sana setelah mendapatkan hadiah dari balapan itu. Hadiah yang mereka dapatkan berupa mobil Sport milik lawan, dan langsung di bawa oleh Samuel. Dan di sinilah mereka sekarang, di restoran seafood yang buka tengah malam.
" Ayo - ayo.. kita rayakan kemenangan kepala suku." Ucap Marco.
" Kepala suku, nenekmu." Ucap Oniel sambil menepak kepala Marco.
" Kau itu ketua kita, jadi apa salahnya aku panggil kepala suku." Ucap Marco terkekeh.
" Ayo pesan, pesan yang banyak. Bos kita yang bayar." Ucap Samuel.
Oniel menatap Estelle yang sedari tadi tidak bersuara, Oniel mengikuti arap pandang Estelle dan rupanya Estelle tengah menatap penjual daging di malam hari yang tak jauh daei sana.
" Estelle, kau mau makan apa?" Ucap Oniel.
" Apakah ada daging bakar?" Tanya Estelle.
" Daging bakar??" Ucap Samuel heran.
" Maksud Estelle adalah Steak." Ucap Oniel.
" Oh.. Steak. Ini restoran seafood Estelle, bukan restoran barat." Ucap Samuel.
" Baiklah, apapun boleh." Ucap Estelle.
Entah mengapa Oniel terus menatap Estelle, dan Oliver menyadari itu. Sayangnya Oliver tidak bisa berbicara dengan Estelle lewat hatinya, ia setengah serigala.
Akhirnya makanan tiba, dan mereka pun memakan makanan itu dengan lahap. Estelle yang belum pernah mencoba rasa ikan bakar pun menyukai rasanya, ia makan dengan lahapnya.
" Ayo pulang, besok kita harus sekolah." Ucap Oniel.
" Ya benar, ayo." Ucap Samuel.
Akhirnya mereka pun bubar, Estelle mengendarai motornya dengan Oniel yang mengiringinya dari samping. Dan tibalah mereka di rumah.
" Estelle.. Apakah telah terjadi sesuatu kepadamu?" Ucap Oniel.
" Tidak ada." Ucap Estelle singkat.
" Apakah saat aku balap motor tadi kamu menungguku di area final?" Ucap Oniel bertanya.
" Ya, aku menunggumu disana." Ucap Estelle.
' Kamu tidak disana, aku melihatmu berlari.. Sangat cepat.' Batin Oniel.
" Baiklah, selamat malam." Ucap Oniel.
" Malam." Sahut Estelle , lalu pergi memasuki kamarnya.
' Apakah aku berhalusinasi saat balap motor? Aku melihat Estelle berlari sangat cepat sebelum akhirnya menghilang di balik pohon besar.' Batin Oniel.
Saat Oniel sedang tanding balap, tiba tiba ia melihat Estelle yang berlari menuju kearah hutan, Oniel bahkan hampir jatuh karena melihat Estelle yang berlari kedalam hutan. Dan anehnya, saat melewati pohon besar, Estelle menghilang begitu saja.
Ke esokan harinya, Estelle dan Oniel berangkat ke sekolah bersama. Seperti biasanya mereka berdua selalu menjadi pusat perhatian para siswi disana. Dan kali ini, Estter pun melihat Estelle yang turun dari motornya, bersamaan dengan Oniel.
" Dia pasti marah padaku, karena malam itu aku tidak datang ke sana." Gumam Estter.
Entah mengapa, Estter kembali mengalami hal aneh saat melihat Estelle, kini di kepalanya tiba tiba muncul bayangan bayangan pria yang sama sepertinya dengan pakaian kuno tengah tertawa bahagia dengan gadis yang memiliki wajah yang sama dengan Estelle, juga dengan pakaian kuno.
' Kenapa ini, kenapa bayangan bayangan aneh ini selalu muncul.' Batin Estter.
Estelle melihat itu, ia melihat Estter memegang kepalanya. Saat tatapan mereka bertemu, Estelle pun tersenyum pada Estter. Dan entah mengapa, jantung Estter berdetak begitu cepat melibat bagaimana Estelle tersenyum.
Estelle melihat Viviane yang datang menghampiri Estter, ia pun langsung membuang wajah dan pergi dari sana. Estelle tidak ingin Viviane menyakiti Estter, mengingat saat ini Estter adalah manusia biasa yang belum bangkit jiwa Vampirnya.
" Ayo." Ucap Estelle, dan Oniel mengangguk. Mereka pun pergi dari sana menuju kelas mereka.
Sepanjang jam sekolah itu, baik Estelle maupun Oniel, mereka tidak ada yang memperhatikan pelajaran, seperti biasanya mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing, hingga akhirnya jam pelajaran berakhir.
" Oniel, aku akan pergi dengan Joy." Ucap Estelle.
" Ya, pergilah. Jam berapa kira kira kamu pulang?" Tanya Oniel.
" Sebelum jam makan malam, aku pulang." Ucap Estelle.
" Baiklah. Jika ada apa apa, hubungi aku lewat Joy." Ucap Oniel.
" Ya." Ucap Estelle.
Estelle pergi bersama Joy, sementara Oniel mengendarai motornya pulang ke kediamannya. Tiba tiba jalanan begitu macet, rupanya ada kecelakaan yang terjadi. Oniel terjebak di dalam kemacetan itu dan mau tidak mau menunggu hingha evakuasi selesai.
" Haih, sepertinya baka sampai rumah terlambat." Gumam Oniel sambil menatap jam tangannya.
Tatapan oniel terkunci pada korban yang saat ini di angkat oleh petugas. Tapi bukan pada korbannya melainkan pada kantong yang berisi cairan merah yang di pegang oleh petugas penyelamat.
" Itu..." Gumam Oniel. Tiba tiba di kepalanya teringat dengan kejadian saat ia tidak sengaja melihat Estelle meminum cairan merah dari kantong yang sama.
" Tidak mungkin.." Gumam Oniel.
Proses evakuasi selesai, dan kini jalanan pun sudah kembali di buka. Oniel melajukan motornya tapi dengan pikiran yang kacau. Hingga akhirnya ia pun tiba di kediamannya.
Tatapan Oniel tertuju pada kamar Estelle saat ini. Ia melihat jam, dan masih jauh dari jam makan malam. Yang artinya Estelle masih lama untuk kembali. Dengan langkah berat, Oniel menuju ke kamar Estelle dan membuka pintu kamar Estelle.
CKLEK!!
Pintu terbuka.
" Ya Tuhan, apa yang aku lakukan. Maafkan aku Estelle." Gumam Oniel.
Oniel masuk kedalam kamar Estelle dan pandangannya tertuju pada kulkas kecil yang berada disisi ranjang Estelle.
Perlahan ia membuka kulkas itu dan mengambil satu kantong cairan merah dengan tangan gemetar.
" Astaga." Gumam Oniel dan menjatuhkan kantong itu hingga pecah.
Di kantong itu jelas tertulis bahwa cairan merah itu adalah darah manusia berserta tipe golongan darahnya. Oniel benar benar terkejut melihatnya.
" Oniel.." Ucap Estelle.
Rupanya Estelle sudah kembali, dan ia mendapati Oniel yang berdiri di depan kulkas yang berisi stok darahnya. Estelle tidak menyangka hari ini akan tiba juga, dirinya ketahuan oleh Oniel.
" Ka- kau.. "Ucap Oniel dengan mata memerah berair.
Dengan gerakan kilat, Estelle menutup pintu kamar lalu menghampiri Oniel. Oniel tentu kini lebih terkejut lagi, tidak ada hitungan detik, Estelle telah berada di hadapannya saat ini.
" Si- siapa kau, sebenarnya?" Ucap Oniel.
" Oniel, kau adalah temanku, bukan? Aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun darimu, tapi aku berbeda denganmu. Aku hanya tidak ingin kau membenciku jika kau tahu siapa aku." Ucap Estelle dengan wajah datarnya seperti biasa.
" Jadi, siapa kau?" Ucap Oniel.
" Oniel.. Aku adalah Vampir." Ucap Estelle mengaku.
Dan entah mengapa air mata Oniel menetes begitu saja mendengar kejujuran Estelle.
" Aku Vampir yang berusia 2500 tahun, yang bangun dari tidur panjangnya." Ucap Estelle.
" Kamu bercanda kan?" Ucap Oniel, dan Estelle menggeleng.
Oniel jadi mengaitkan semua yang terjadi, dari awal bertemu memang Estelle terlihat aneh. Ia begitu pucat, dan tidak tahu apapun tentang masa kini. Oniel juga mengingat saat ia mengecek nafas Estelle dan ia yakin Estelle tidak bernafas saat itu.
Di tambah ia melihat Estelle meminum darah, dan melihat Estelle yang melesat sangat cepat tidak seperti manusia normal pada umumnya. Memikirkannya membuat ia menjadi tidak bisa berpikir jernih saat ini.
" Maaf, Estelle aku perlu waktu untuk mencerna ini semua." Ucap Oniel, lalu keluar dari kamar Estelle.
Estelle melihat Oniel yang mengendarai motornya meninggalkan kediaman. Ia pun hanya bisa diam.
' Sudah aku duga, akan begini.' Batin Estelle.
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
ArgaNov
Hai, Kak, aku sudah tinggalkan hadiah, jangan lupa singgah ke ceritaku juga ya
2023-01-21
2