Masih di tempat yang sama, Estelle masih mengikuti kemanapun Oniel dan teman temannya pergi. Kali ini Oniel membawa Estelle untuk mencoba jajanan jajanan malam, seperti sate , bakso bakar, dan lain lain.
" Estelle, cobalah.. Ini enak." Ucap Oniel memberikan satu tusuk bakso bakar.
" Benda apa ini?" Tanya Estelle.
" Ini bukan benda.. ini makanan, Namanya bakso bakar, cobalah." Ucap Oniel.
" Snif.. Snif.." Estelle justru mencium bakso bakar itu.
" Astaga dia ini imut sekali.. Kenapa aku merasa dia ini bukan manusia." ucap Samuel.
Estelle langsung melirik kearah Samuel.
' Apa dia tahu aku Vampir?' Batin Estelle.
" Aku merasa dia ini seperti anak ayam yang baru menetas dan baru mulai mengenal dunia, sangat lugu dan polos." Ucap Samuel lagi.
' Dia menyamakan aku dengan unggas, beraninya.' Batin Estelle lagi.
" PLETAK."
" Beraninya menyamakan Estelle dengan anak ayam. Dia sangat cantik bagai dewi dari kayangan kau malah menganggapnya anak ayam." Ucap Marco sembari memukul kepala Samuel.
" Aku sedang membicarakan keluguannya woy, kenapa kau pukul kepalaku s*alan." Ucap Samuel yang merasakan sakit.
' Kenpa manusia suka sekali ribut dengan hal kecil.' Batin Estelle.
" Sudah jangan ribut, Estelle cobalah.. Enak." Ucap Oniel.
Estelle menjadi bingung sendiri, seumur umur hidupnya ia tidak pernah memakan makanan selain darah dan daging mentah. Ini....
" Aku jamin, kamu suka." ucap Marco.
Estelle mengambil satu tusuk bakso daei tangan Oniel lalu kembali menciumnya.
' Aku memegang pasak, juga mencium bau bawang putih yang kuat. Semua makanan manusia mengandung racun bagi Vampir. Tapi tidak masalah, aku adalah Vampir murni, hal hal seperti ini tidak akan menyakitiku.' Batin Estelle.
Estelle menggigit satu bakso bakar lalu mengunyahnya, ia terkejut.. Karena rasanya begitu enak.
' Hmm.. Enak juga.' Batin Estelle.
Estelle menggigit lagi bakso bakar di tangannya, hingga habis satu tusuk. Dan kini tatapannya mengarah ke tangan Oniel.
" Kamu mau lagi?" Tanya Oniel.
" Ya.. " Sahut Estelle antusias.
Oniel tersenyum lalu memberikan semua bakso bakar di tangannya kepada Estelle, sembari mengacak rambut Estelle.
Marco, Samuel dan Oliver menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Satu bungkus bakso bakar berisi 10 tusuk, dan Estelle menghabiskannya dalam waktu singkat.
" Kenapa ini sangat enak?" Tanya Estelle.
" Entah, aku hanya membeli tidak membuat. Jadi aku tidak tahu mengapa itu enak. Yang jelas itu dari daging sapi." Ucap Oniel.
" Oh.. Sapi.." Ucap Estelle dengan mulut penuh.
" Makan pelan pelan, tidak ada yang berebut denganmu. Jika masih kurang kita bisa beli lagi." Ucap Oniel.
" Hmm.. Terimakasih." Ucap Estelle.
Tiba tiba telinga Estelle mendengar teriakan, teriakan minta tolong wanita yang berasal dari bagian belakang gedung.
" Oniel.. Bolehkah aku izin ke toilet?" Ucap Estelle mencari alasan.
" Toilet sedikit jauh dari sini, biar aku antar." Ucap Oniel.
" Ayo." Ucap Estelle menarik tangan Oniel.
Oniel terkejut karena Estelle berlari begitu cepat, padahal Estelle sudah berusaha mengimbangi cara lari manusia pada umumnya.
" Estelle, toilet tidak ada disini." Ucap Oniel, tetepai Estelle terus berlari menuju kesuatu tempat.
" TOLONG!!!" Teriakan itu begitu jelas terdengar di telinga Estelle kali ini.
" Estelle, sebentar.. Sepertinya ada yang teriak minta tolong." Ucap Oniel.
" Oh, iyakah?? " Ucap Estelle pura pura tidak tahu.
" Iya, sebentar." Ucap Oniel.
Oniel berjalan menuju ke sebuah gang, dan benar saja disana ada segerombolan preman yang sedang mengganggu seorang gadis.
' Dia lagi...' Batin Estelle.
Dia yang dimaksud oleh Estelle adalah Joy, Joyceline.
" Hei!! Jengan ganggu dia!!" Teriak Oniel.
" Kak Oniel?! " Ucap salah satu preman itu.
" Beraninya mengganggu wanita, kau sudah aku peringati berkali kali mengapa tidak di dengar! Apa kau ingin aku copot telingamu?!! " Bentak Oniel.
" Ma.. Maaf kak." Ucap preman itu.
" Pergi!!" Teriak Oniel.
' Rupanya benar, Oniel ini adalah manusia yang memiliki derajat lebih tinggi.' Batin Estelle.
" Kakak.." Teriak Joy langsung memeluk Estelle.
Oniel terkejut karena gadis yang di tolongnya mengenal Estelle.
" Kamu kenal dia?" Ucap Oniel kepada Joy.
" Dia kakak penyelematku kemarin, dan dia menyelamatkan aku lagi hari ini. Kakak, mulai hari ini aku menjadi penggemarmu." Ucap Joy.
Estelle sampai bingung sendiri sengan Joy yang melekat kepadanya bagai lem.
" Kau ini kaum gay??" Tanya Oniel.
" Enak saja.. aku menjadi penggemarnya bukan berarti aku gay. Aku hanya mengidolakannya saja, kakak sangat keren." Ucap Joy.
" Kenapa kamu selalu di ganggu laki laki di sudut gang? Apa yang kau lakukan di gang sebenarnya?" Ucap Estelle.
" Mm.. Itu, aku bosan dirumah jadi aku pergi keluar. Dan aku lari dari pengawasan kakak ku, lalu berakhir disini. Siapa yang tahu disini ada preman." Ucap Joy menjelaskan.
" Hei dik, cara berpakaianmu ini sungguh mengundang kejahatan apa kau tidak sadar?" Ucap Oniel.
" Apa yang salah dengan pakaianku.." Ucap Joy tidak mengerti.
Joy mengenakan celana pendek dengan atasan menggunakan tali spagettie tanpa menggunakan luaran lagi, dan hal itu memang benar mengundang pria untuk melirik bagian dada Joy yang memang berisi.
Oniel melepaskan jaketnya lalu membungkus tubuh Joy tanpa mengatakan sepatah katapun.
" Hei!!" Teriak Joy, namun Oniel sama sekali tidak mendengarkannya.
" Nah, begini lebih baik. Lain kali saat mau keluar jangan pakai pakaian yang terbuka dik. Itu mengundang kejahatan." Ucap Oniel.
Joy yang tidak pernah di perlakukan begitu oleh pria menjadi merona. Menurut Joy, apa yang dilakukan oleh Oniel ini sangat romantis. Seperti apa yang ia lihat di drama drama romantis selama ini.
" Ayo.." Ucap Estelle.
" Kakak, boleh aku ikut dengan kalian?" Tanya Joy pada Estelle.
Estelle melihat kearah Oniel, lalu Oniel mengangguk.
" Baiklah.. Tapi jangan merepotkan." Ucap Estelle dengan wajah datarnya.
" Janji.." Ucap Joy dengan senyum lebarnya.
Mereka bertiga pun pergi dari sana, dan saat kembali ke pasar malam, rupanya Marco, Oliver dan Samuel tengah bermain permainan yang tersedia disana.
" Wahhhh... Rupanya begini rupa pasar malam." Ucap Joy.
" Kamu ini anak mami ya? Tidak pernah keluar dari rumah." Tanya Oniel.
" Enak saja, aku ini anak papa, bukan mami." Ucap Joy.
" Sama saja." Ucap Oniel.
" Beda lah.. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, karena ibuku telah meninggal sejak kecil. Aku tumbuh dengan ayah dan kakak laki lakiku." Ucap Joy sendu.
Oniel merasa bersalah karena sudah membuat Joy teringat dengan kesedihannya.
" Mm.. Maaf aku tidak tahu, sebagai permintaan maaf dariku, aku akan mentraktirmu makanan disini, bagaimana?" Tanya Oniel.
" Boleh.." Ucap Joy bersemangat.
' Dia mudah sekali puas, tapi dia juga rupanya senasib denganku.. Sama sama tidak memiliki ibu.' Batin Estelle.
Akhirnya mereka pun bermain bersama disana, dan yang Estelle lakukan hanya memakan bakso bakar, hingga 40 tusuk banyaknya. Hingga Oniel dan yang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
" Kalian mau?" Ucap Estelle.
" Tidak.. Tidak.. Untukmu saja.. Hehehe.." Sahut Marco dengan senyum anehnya.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
gaby
Estelle makan bakso bakar sampe 40tusuk. Aq jd curiga jgn2 dia masih sodaraan sm Suketi yg makan sate 100tusuk🤣🤣
2024-02-04
2