Nauder hampir kehilangan kesadarannya kala anak buah Sandra terus memukulinya, bagaimana tidak, anak buah Sandra berjumlah 12 orang, sedangkan dia hanya seorang diri, tentu saja dia kewalahan. Seandainya tadi Nauder tidak pergi terlebih dahulu, sudah pasti Elsa tidak akan seperti ini.
“Ahh ...." tiba-tiba terdengar suara jeritan dari arah dalam, dan Nauder tahu itu adalah suara mantan istrinya. Mendengar suara itu, kekuatan Nauder mendadak bangkit, hingga Nauder yang sedang tersungkur itu langsung bangkit.
Tatapannya langsung teralih pada pistol yang ada di salah satu saku anak buah Sandra, dan dengan cepat Nauder berlari menuju tubuh lelaki itu, gerakan Nauder sangat tiba-tiba, hingga semua anak buah Sandra tidak sempat untuk mencegahnya dan pada akhirnya Nauder berhasil mengambil pistol itu dan langsung melepaskan tembakan pada semua yang ada di sana.
Dan setelah semua anak buah Sandra terkulai, Nauder langsung masuk ke dalam dan tepat ketika dia masuk, ternyata Sandra ada di depannya. Rupanya Sandra baru saja melihat yang sedang terjadi.
Wajah Sandra sudah memucat kala anak buahnya tumbang, dia semakin panik ketika melihat Nauder ada di depannya.
“Kau!” Nauder menggeram, dia gelap mata baru saja dia akan menyerang Sandra tiba-tiba mata Nauder langsung melihat ke arah Elsa yang duduk di kursi dengan kondisi terikat sambil menunduk.
Sepertinya, Elsa akan kehilangan kesadarannya, hingga pada akhirnya Nauder hanya mendorong tubuh Sandra, lalu setelah itu dia menghampiri Elsa. Nauder berpikir untuk memberikan pelajaran pada Sandra nanti.
“Elsa ... Elsa.” Nauder membungkuk kemudian dia langsung menepuk-nepuk pipi Elsa. Jantung Nauder serasa ditikam ribuan belati saat melihat wajah Elsa yang memar.
Nauder terus berusaha menyadarkan Elsa, hingga akhirnya, Elsa membuka matanya dia diambang batas kesadarannya hingga dia merasa mimpi saat melihat Nauder ada di depannya.
“Nauder, tolong aku.” Elsa berucap lirih dan sedetik kemudian wanita itu langsung kehilangan kesadarannya. Dengan cepat, Nauder melepaskan tali yang mengikat tubuh mantan istrinya.
Sandra yang berniat untuk kabur karena dia tidak ingin mati konyol di tangan lelaki itu, menghentikan langkahnya, saat melihat pistoll.
Rupanya, tanpa sandar tadi Nauder menjatuhkan pistol itu. Sandra menyeringai, dia tidak ingin hancur seorang diri, dia pun mengambil pistol itu dan melepaskan tembakan pada Nauder.
Saat Nauder berhasil melepaskan tali yang mengikat Elsa, lelaki itu langsung terhuyung ke depan, ketika timah panas terkena bahu kanannya.
Nauder berteriak, dia langsung merintih ketika bahunya terkena tembakan, dia tidak memikirkan dirinya, dia memikirkan Elsa yang harus segera dibawa ke rumah sakit dan sekarang karena dia tidak sanggup menahan tubuh Elsa, tubuh Elsa pun terjatuh ke tanah.
Dia terus melihat ke arah pintu, berharap Alvaro segera tiba untuk menyelamatkan Elsa, sedangkan dia benar-benar sudah tidak bisa bergerak karena dia merasakan rasa nyeri yang luar biasa.
10 menit kemudian
Beberapa orang lelaki masuk, dan Nauder yang berada di ambang batas kesadarannya menoleh. “Tolong bawa dia dulu,” ucap Nauder, dia yakin itu mungkin adalah anak buah Alvaro.
Tadi, Nauder terlalu kalut saat mengetahui Elsa diculik, hingga dia menelpon Naura dan Naura mengatakan akan menyuruh suaminya yang bergerak.
***
Elsa mengerjap, lalu membuka mata. Wanita itu meringis, seluruh tubuh Elsa terasa nyeri bahkan kepalanya terasa berputar-putar, dia kembali memejamkan matanya guna menetralkan rasa pusingnya.
Tiba-tiba Elsa kembali membuka mata, ketika mengingat semuanya rentetan-rentetan kejadian yang terjadi tadi, semua langsung menubruk otak Elsa, hingga Elsa teringat sesuatu.
Nauder
Satu nama itu yang tiba-tiba Elsa pikirkan, entah mimpi atau nyata, tapi Elsa melihat Nauder sebelum dia tidak sadarkan diri. Tak lama, pintu terbuka hingga Elsa langsung menoleh, ternyata sosok Naura yang datang.
“Akhirnya kau sadar.” Naura menarik kursi kemudian menundukkan diri. “Tunggu sebentar, dokter akan segera kemari,” ucap Naura yang melihat Elsa meringis.
“Naura,” lirih Elsa dengan suara yang super pelan, bahkan nyaris tidak terdengar.
“Bagaimana keadaan Nauder.”
Tubuh Naura diam mematung. “Nauder, kenapa kau bertanya Nauder padaku? memangnya kau sudah bertemu dengan Nauder?” tanya Naura bertubi-tubi, hingga Elsa kembali terdiam.
’Tunggu, apakah aku bermimpi.” Batin Elsa bertanya-tanya. Sebelum Elsa bertanya lagi dokter masuk ke ruangan lalu memeriksa tubuh Elsa
***
Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Elsa masih belum bisa memejamkan matanya. Rasanya Elsa ingin menangis kencang-kencangnya, ketika mengingat kejadian tadi.
Sekarang, dia berada di rumah sakit seorang diri, karena Naura baru saja pulang, rasa takut menjalar dalam diri Elsa, dia takut Sandra akan kembali lagi, walaupun di luar sudah ada anak buah Alvaro yang berjaga, tapi tetap saja dia takut.
Di tengah rasa sakit yang melandanya, Elsa kembali terpikirkan tentang tadi, tentang dia yang melihat Nauder. Dia merasa Nauder yang tadi menyelamatkannya, tapi Naura mengatakan yang menyelamatkannya adalah anak buah Alvaro.
Elsa ingin menganggap itu mimpi, karena jika itu nyata pasti Naura akan tahu tentang keberadaan Nauder, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Lamunan Elsa buyar ketika mendengar suara pintu terbuka, ternyata Damian yang masuk lelaki itu berjalan dengan tergesa-gesa ke depan brangkar.
“Elsa kau tidak apa-apa, kau baik-baik saja?”. tanya Damian.
Elsa mengangguk, “Hmm, aku baik-baik saja.” Damian merasa tersayat saat melihat wajah Elsa yang memar.
“Maafkan aku, seharusnya aku tidak meninggalkanmu, seharusnya aku tadi mengantarmu pulang,” ucap Damina yang dia merasa bersalah.
Tadi helmia mengamuk dan mencelakai diri sendiri, hingga Damian langsung pergi ke rumah yang di tempati oleh ibunya. Percaya atau tidak, walaupun Damina membenci ibunya, tapi masih terbesit kepedulian di hati lelaki itu, hingga saat mendengar ibunya akan melukai diri sendiri Damian langsung pulang.
“Tidak apa-apa, Damian. Aku baik-baik saja,” Jawab Elsa
***
Nauder meringis, lelaki itu merasakan rasa sakit yang luar biasa hebat di bahunya, pelurunya sudah diangkat oleh dokter dan dia hanya tinggal melewati masa penyembuhan.
Nauder yang sedang berbaring diberangkar, masalah nafas, kemudian menghembuskannya. Rasanya, dia ingin melihat Elsa ke bawah, tapi dia tidak mungkin menampakkan dirinya
Tak lama, pintu terbuka, Naura masuk ke dalam ruang rawat Nauder, sehingga Nauder menghela nafas, setidaknya dia bisa menanyakan keadaan Elsa pada Naura.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Naura.
“Masih sama,” jawab Nauder. “Bagaimana keadaan Elsa, Naura.?”
“Apa dia baik-baik saja.” Naura mahela nafas, dan menggeleng, lalu dia bersedekap menatap Nauder lekat-lekat.
“Elsa baik-baik saja, dia juga bertanya tentangmu. Tapi aku rasa dia menang menganggap kehadiranmu sebagai mimpi.”
Nauder menghela nafas lega kala Elsa menganggapnya hanya bermimpi. “Kau akan terus seperti ini, kau tidak akan menemui Elsa?” tanya Naura dia menjadi gemas sendiri, karena kelakuan mantan suaminyam
Nauder terkekeh. “Hmm, aku akan menemui nanti.”
“Jika kau baik-baik saja, aku pulang."
“ Naura!” panggil Nauder, ketika Naura akan berbalik.
“Apa?”
“Sampaikan terima kasihku kepada suamimu,” jawab Elsa.
“Tentu, kau harus berterima kasih pada suamiku." Naura pun berbalik membuat Nauder terkekeh pelan.
Setelah Naura keluar, Nauder menatap ke arah langit-langit, bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk matanya saat mendengar Elsa sudah sadarkan diri.
Dia tidak seberani itu untuk menampakkan dirinya di hadapan mantan istrinya,
banyak sekali yang terjadi pada Nauder 4 tahun ini, dia melewati semuanya dengan rasa sedih yang luar, biasa karena selama 4 tahun ini dia ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
apa mungkin selama 4 tahun Nander sembunyi karena sakit
2023-01-03
1
Nia Kurniawati
kasihan nauder
2023-01-03
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
nauder dan Elsa masih sama sama saling mencintai semoga setelah masalah ini mereka bisa kembali bersama
2023-01-03
1