Mendengar ucapan Nauder Elsa berdecih, lalu dia melihat ke arah Nauder, “Jika kau ingin memasukkan ke dalam penjara masukkan saja.” Elsa malah menantang balik Nauder, dia tidak peduli lagi dengan suaminya.
Dia tidak tahu kenapa suaminya ada di sini, dia juga tidak tahu kenapa suaminya ingin menariknya kembali menjadi sekretaris. Padahal bukankah kemarin Nauder mati-matian mengusirnya dan ingin dia pergi lalu kenapa sekarang suaminya ada di sini.
Elsa terlalu lelah untuk berpikir, hingga pada akhirnya dia balik menantang suaminya sedangkan Nauder, ingin sekali meminta maaf, dia ingin mengatakan dia menyesal dia ingin mengatakan bahwa dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Elsa.
Tapi tidak semudah itu, karena Nauder tahu, Elsa tidak akan luluh dengan hanya kata maaf. Jika dia meminta maaf, Elsa bukan memaafkannya. Tapi, akan menganggapnya sebagai pembual, apalagi Nauder menyadari bahwa dia sudah menyakiti Elsa sekian dalam setelah Elsa berkorban untuknya.
Dan Nauder lebih memilih untuk membuktikannya dengan perlakuan, bukan dengan kata-kata. Jika Elsa sudah luluh dan memaafkannya, maka dia akan minta maaf untuk sementara Nauder lebih memilih menarik Elsa kembali menjadi sekretarisnya. agar dia lebih mudah mendekati istrinya, setidaknya dia juga bisa bersama Elsa sepanjang hari.
“Kenapa? kau tidak jadi memasukkan ke dalam penjara. Masukan saja, aku tidak takut.” Elsa kembali berbicara, hingga Nauder tersadar, lihatlah bahkan ancaman Nauder tidak mempan padanya, apalagi meminta maaf secara langsung, yang jelas-jelas tidak akan digubris oleh istrinya.
Ia bingung, bagaimana harus menahan Elsa. Karena jika dia tidak bergerak dengan cepat, Elsa pasti akan pergi. Hingga, Nauder melihat ke sekitar dan tatapannya berhenti di pintu keluar yang selalu dilewati oleh pegawai dan pintu itu tampak sepi.
“Kabari saja aku jika laporannya sudah ada dan kirim saja pada emailku, aku akan menghadapinya,” ucap Elsa, ketika Nauder tidak kunjung menjawab.
Elsa pun dengan segera berbalik. Namun tak lama Elsa berteriak ketika nauder memanggul tubuhnya, seperti memanggul kalung beras.
Nauder pun berlari ke arah pintu keluar yang selalu dilewati oleh peragawati, kebetulan di sana sepi dan beruntung dia juga memarkirkan mobilnya di pojok yang tidak terlalu jauh dari pintu.
“Nauder turunkan aku!” Segala umpatan Elsa sebutkan, dia bahkan memukul-mukul punggung Nauder, dia juga menendang-nendang perut Nauder agar suaminya menurunkannya.
Nauder meringis. Namun dia berjalan dengan cepat bahkan, bahkan langkahnya cenderung berlari agar cepat sampai di mobil, beberapa orang melihat ke arah mereka. Namun Nauder benar-benar tidak peduli, sehingga pada akhirnya lelaki itu sampai ke dalam mobil.
Saat berada dalam mobil, Nauder langsung memasukkan Elsa ke dalam, kemudian dia berlari untuk ke kursi kemudi dan langsung mengunci pintu.
“Nauder apa kau gila, apa kau bodoh!” teriak Elsa ketika Nauder sudah masuk ke dalam mobil.
“Buka pintunya, aku untuk turun!” Elsa berusaha membuka pintu. Namun tidak bisa, hingga Elsa berusaha untuk meredam emosinya. Elsa bukan tipe orang yang selalu mengedepankan amarah, hingga sekarang dia berusaha untuk tenang walaupun hatinya meronta-ronta dan menjerit.
“Aku tidak mau tahu, kau harus menyelesaikan tugasmu sebagai sekretarisku.” Nauder tetap Kekeh dengan ucapannya. Elsa tidak melawan lagi wanita itu lebih memilih menyenderkan tubuhnya kebelakang, rasa jengkel rasa kesal dia rasakan pada suaminya.
“Sebenarnya ada apa denganmu, kemarin kau mati-matian ingin aku pergi, agar kau bisa menikahi kekasihmu. Lalu, sekarang kau menarikku lagi, apakah sudah tidak ingin anak?”
Nauder yang baru saja akan menyalakan mobilnya, langsung terdiam ketika Elsa membahas anak. Ia hampir saja menjatuhkan air mata ketika mengingat tingkah lakunya.
“Tidak ada tidak ada alasan, yang jelas kau harus kembali menjadi sekretarisku sampai waktu kontrakmu habis.”
“Masukkan saja aku ke dalam penjara, aku hanya akan dipenjara 1 tahun daripada aku harus menjadi sekretaris selama 2 minggu lagi.” Nauder tidak kaget dengan jawaban Elsa. Lihatlah pendirian Elsa begitu kuat.
“Aku tidak mau mencari masalah, yang pasti kau harus menjadi sekretarisku.’
“Di mana hati nuranimu, Nauder?” tiba-tiba Elsa berbicara kali ini ada suaranya mulai bergetar, pertanda dia ingin menangis.
Dia tidak mengerti dan jangan dijalan pikiran suaminya
“Tidak akan ada lagi Sandra, kau hanya perlu membantu pekerjaanku.”
Elsa diam mematung saat Nauder mengatakan hal tersebut. “Memangnya apa juga peduli,” lirihnya. Elsa langsung memalingkan tatapannya ke arah jendela, karena dia merasa tangisnya akan berlinang apalagi ketika Nauder menyebutkan nama Sandra.
Nauder tidak berbicara lagi, hingga lelaki itu langsung menyalakan mobilnya dan menjalankannya untuk pergi ke apartemennya. Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai Nauder sampai di apartemennya. Dia dan langsung melihat ke arah Elsa yang memejamkan matanya, rupanya tanpa sadar Elsa tertidur.
Bagaimana tidak, semalaman dia tidak tidur sama sekali dan pagi hari dia harus pergi ke stasiun dan ketika berada di mobil akhirnya tanpa sadar wanita malang itu tertidur.
Melihat Elsa tertidur, Nauder menatap wajah istrinya lekat-lekat. “Bagaimana mungkin kau bisa menyia-nyiakan wanita seperti ini.” Nauder kembali mengutuk dirinya.
Setelah jam berlalu, Elsa terbangun dari tidurnya ia langsung menatap ke arah depan dan dia juga langsung menoleh ke arah nauder yang sedang memperhatikannya.
“Kau sudah bangun rupanya?’ tanya Nauder, Elsa tidak menjawab.
“Di mana ini?” tanya Elsa dengan ketus.
“Ini basement apartemenku.”
“Kenapa kau harus membawaku ke sini? buka kuncinya, aku akan pergi dari sini,” ucap Elsa dengan ketus
Nauder tetap bergeming, dia tidak menjawab dan hanya menatap Elsa. Saat ini dia ingin merangkul dan memeluk tubuh istrinya minta maaf sebanyak-banyaknya. Tapi dia tahu jika dia melakukan ini Elsa malah akan semakin menjauh.
“Cepat buka!” kali ini Elsa berteriak, hingga Nauder tersadar.
“Kita tidak akan keluar dari sini sebelum kau setuju bahwa kau akan menjadi sekretarisku lagi.”
“Ya sudah jika begitu, tidak usah keluar saja sekalian." Elsa kembali menantang. Namun Nauder menghela nafas gusar.
1 jam kemudian, rupanya Elsa sepertinya akan menyerah karena dia ingin membuang air kecil, dia melihat ke arah Nauder yang tampak asik memainkan ponsel.
Elsa tidak bisa menahan buang air kecil karena akan berpengaruh pada ginjalnya apalagi semenjak transplantasi ginjal tubuhnya juga terkadang tiba-tiba drop, hingga pada akhirnya Elsa memutuskan sesuatu.
“Kenapa kau ingin aku menjadi sekretarismu lagi now dan mengembangkan senyumnya saat Elsa bertanya ini bertanda Elsa akan setuju dengan ucapannya
“Aku sedang banyak pekerjaan dan aku membutuhkanmu, hanya kau yang bisa membantuku jika tidak mungkin perusahaanki tidak akan selamat.”
Mendengar ucapan Nauder, tiba-tiba hati Elsa terketuk, walaupun dia mengalami hal menyakitkan tapi mendengar perusahaan Nauder akan bangkrut rasanya Elsa juga tidak bisa membiarkan semuanya terjadi. Apalagi kemarin dia melihat data-data yang aneh.
“Oke, hanya dua minggu, setelah itu aku tidak ingin ada hubungannya lagi denganmu.” Mendengar ucapan Elsa yang mengatakan tidak ingin ada hubungan lagi dengannya, hari Nauder mencelos. “Sekarang, antarkan aku. tidak mau tinggal denganmu.”.
“Tidak bisa, kau harus tetap tinggal bersamaku.” Nauder tetap ingin tinggal berada di apartemen dengan Elsa, karena hanya ini caranya agar dia bisa mendapatkan kembali istrinya.
Namun reaksi Elsa membuat Nauder menciut, dari ekspresi wajahnya mengatakan bahwa Elsa sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapannya.
“Aku tidak mau tinggal denganmu, aku rasa jika otakmu masih sehat kau mengerti perkataanku.” Nauder memejamkan matanya hingga pada akhirnya dia mengatakan.
“Baiklah, ada satu unit apartemen kosong dan kau bisa di sana, aku akan menyiapkan semuanya.”
“Cepat buka pintunya, aku ingin ke kamar mandi.” Nauder langsung membuka pintu dan Elsa keluar. Setelah Elsa keluar, dengan cepat dia pun mengikuti istrinya karena takut istrinya kabur.
“Aku akan tinggal di apartemen ini, kau pindah saja ke apartemen yang kosong,” ucap Elsa ketika mereka sudah berada di unit apartemen milik Nauder yang selama 2 minggu itu ditinggali oleh lelaki tampan tersebut.
Baru saja Nauder akan membalas, pintu tertutup rupanya Elsa menutup pintu dari dalam. .
***
Elsa mematut diri di cermin, hari ini ia akan kembali menjadi sekretaris Nauder, kemarin malam Nauder mengirimkan pakaian-pakaian miliknya. Tapi tentu saja Elsa tidak membiarkan Nauder masuk, hingga Nauder menyimpan koper Elsa di depan pintu.
Setelah rapih, Elsa keluar dari kamar. Wanita itu langsung keluar dari apartemennya dan ketika dia keluar, ternyata sudah ada Nauder yang berada di luar.
“Elsa, ayo berangkat denganku,” ucap Nauder.
“Tidak mau, aku akan berangkat dengan Damian." Ternyata semalam, saat Elsa mencari makan di luar, dia bertemu Damian di luar apartemen dan ternyata apartemen Damian berada di tower yang sama.
Bahkan, mereka pun kemarin berbincang-bincang cukup lama dan sekarang Elsa ingin berangkat bersama Demian, bukan hanya itu setelah dia selesai menjadi sekretaris Nauder, Elsa akan menjadi pegawai di kantor Damian.
“Nona Elsa.” Tiba-tiba Elsa dan Nauder menoleh.
Saat Demian datang, jantung Nauder berdetak dua kali lebih cepat, dia langsung menoleh ke arah Elsa namun Elsa sama sekali tidak menoleh ke arahnya, dan malah menghampiri Damian.
Tubuh Nauder diam mematung saat melihat Elsa dan Damian ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
EndRu
panas kan Naudher
2023-12-31
0
Ilyloveme
Asli egois, batin terus. Tinggal ucapin kata maaf, soal diterima atau gaknya yaa lu harus terima semuanya karena lu, usaha, buktiin dari perlakuan lu
2023-07-23
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
semua berbalik.. apa yang dulu Elsa rasa sekarang kamu pun merasakannya Nander
2022-12-18
2