Harus kemana

Gengs hari ini aku up dikit dulu ya karena ada keperluan. Besok up lagi kok, kali ini aku usahain up tiap hari ya. Asal komen di atas 100 ya 😁

Tubuh Nauder masih diam mematung. Bahkan dia belum menyadari Gio sudah keluar dari ruangannya. Nafasnya sudah terasa tercekat.

“Tidak tidak mungkin Elsa melakukan semuanya untukku," lirih Nauder, lelaki itu benar-benar terpukul dengan apa yang Gio ucapkan.

Tiba-tiba Nauder memegang dadanya yang terasa sesak saat mengingat kejadian 2 minggu ini di mana dia begitu tega pada Elsa. “Tidak, aku tidak mau menyesal lagi." Dengan cepat, Nauder pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung menyambar kunci mobil, dia ingin kembali ke mansionnya untuk memastikan semuanya.

Saat keluar dari ruangannya, Nauder menyerobot tubuh Gio yang sedang berjalan, dia langsung berlari ke arah tangga darurat karena lift tidak kunjung terbuka, lelaki itu kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Nangan ditanyakan betapa paniknya Nauder saat ini, sedari tadi penyesalan demi penyesalan menghantamnya kilatan-kilatan tingkahnya pada Elsa terngiang-ngiang di otaknya.

“Aishhh!” Nauder berteriak saat jalanan mulai padat, dia menekan-rekan klakson. Rasanya Dia tidak sabar untuk berada di Mansion. Setelah melewati perjalanan cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai Nauder sampai di mansion.

Nauder turun dari mobil, dia bahkan tidak menutup pintu mobil karena terburu-buru, lelaki itu langsung berlari kedalaman dan ketika masuk kedalam mansion, dia langsung berlari ke arah lift untuk naik ke dalam kamar dan tepat saat turun dari lift Nauder kembali berlari ke arah kamarnya. dia langsung menendang pintu hingga pintu kamar terbuka, dan dia pun langsung masuk.

”Elsa ... Elsa!" teriaknya kali ini nada suara Nauder terdengar sangat pilu,.dia memanggil-manggil istrinya namun istrinya tidak ada di manapun. Padahal jelas-jelas tad Gio sudah mengatakan bahwa Elsa pergi. Dan Nauder berharap kata-kata itu hanya bohongan. Tapi ternyata Elsa benar-benar sudah meninggalkan mansionnya.

Nauder tidak menyerah sampai di situ, dia langsung pergi ke kamar mandi untuk mencari istrinya. Namun Elsa tidak ada di manapun dan saat dia akan pergi ke sudur lain, dia melihat dua amplop coklat di atas nakas.

Dengan tangan gemetar Nauder mengambil amplop itu, kemudian lelaki itu pun langsung membukanya dan ternyata di dalam amplop itu ada sebuah surat.

‘Nauder, entah kau membaca surat ini atau tidak. Tapi aku hanya ingin mengatakan terima kasih. Aku sama sekali tidak menyesali apapun yang terjadi diantara kita, aku hanya bersyukur telah menjadi bagian hidupmu dicintai oleh lelaki sehebatmu. Aku minta maaf karena tidak bisa memberimu anak, tapi aku rasa aku akan mengatakan bahwa aku istri yang baik untukmu, karena faktanya aku selalu mengurusmu dari kau bangun tidur sampai kau tidur lagi. Tapi Jangan pikirkan itu, aku baik-baik saja. Oh ya tolong, berikan satu amplop lagi pada calon istrimu, di kertas itu aku sudah menuliskan kebiasaanmu dari saat kau bangun tidur sampai kau tidur kembali. Aku juga sudah menulis semua jenis makanan yang Kau sukai dan kau tidak sukai, dan yang terpenting aku juga sudah mencatat apapun hal yang berkaitan denganmu. Jia kau berkenan. Tolong kirimkan foto anakmu jika kalian sudah mempunyai anak, dan juga aku akan mendoakanmu semoga kalian bahagia. Terima kasih Nauder.

Nauder menjatuhkan surat yang ia pegang, tangisnya sudah berlinang dan dia pun langsung membuka surat satunya lagi, dan benar saja tulisan Elsa begitu panjang wanita itu begitu rinci menuliskan semua tentangnya.

“A-apa yang aku lakukan. Tidak, aku tidak mau kehilangan dia.” Seketika Nauder pun bangkit dari duduknya, kemudian lelaki itu berniat untuk ke keluar kamar. Tapi, dia menghentikan langkahnya