Melepas dengan iklash

Kekuatan Elsa langsung meningkat ketika menyadari bahwa hidupnya lebih berarti, dia tidak tahu siapa yang tadi duduk di sebelahnya. Entah itu malaikat, ataupun itu hanya orang biasa.

Namun ucapan wanita menyadarkan Elsa, ucapan itu memang sederhana namun memberikan dampak yang luar biasa pada wanita malang itu. Hingga sekarang, Elsa langsung bangkit dari duduknya dia menghapus air matanya kemudian keluar dari gereja. Dia memutuskan untuk pulang ke Mansion dan membereskan semua barang-barangnya.

Mungkin besok, dia akan pamit pada Nauder dan menyerahkan semuanya, dia akan pergi ke kampung halamannya dan menetap di sana.

***

Elsa sampai di Mansion. Dia turun dari taksi kemudian masuk ke dalam dan saat masuk ke dalam Elsa langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh Mansion. Entahlah Semenjak dia merasakan ikhlas karenaa ucapan wanita paruh baya tadi, Elsa sudah tidak merasakan sakit lagi, mungkin karena dia sudah mengikhlaskan semuanya.

“Nona tumben sekali anda sudah pulang.” tiba-tiba Gio bertanya saat Elsa akan masuk kedalam lift.

“ Elsa tersenyum bisa kita bicara?” tanya Elsa, Gio mengangguk hingga kini, Elsa dan Gio sudah duduk di ruang tamu.

“Ada apa Nona Elsa?’ tanya Gio.

“Gio, mungkin aku di sini hanya tinggal dua hari lagi.”

“Maksud anda nona?” Gio bertanya dengan bingung.

“Ternyata aku tidak sekuat itu,” jawab Elsa dia tertawa agar Gio tidak melihat kegetirannya namun tetap saja, wajah Elsa menggambarkan semuanya.

“Maksud anda nona?”

“Aku tahu kau mengerti maksudku. Aku pikir dengan aku menjadi sekretaris Nauder, akan kembali lagi padaku. Tapi posisiku benar-benar sudah tergantikan oleh wanita lain. Aku tidak akan membawa apapun yang diberikan oleh Nauder termasuk Mansion dan beberapa aset lainnya. Aku akan mengembalikan semuanya pada Nauder. Aku mungkin akan pergi ke kampung halamanku dan memulai bisnis kecil-kecilan di sana.”

Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Elsa saat mengatakan itu dan anehnya ketika dia berbicara dengan Elsa merasakan perasaan lega yang luar biasa.

Mungkin inilah arti kata ikhlas yang sesungguhnya

“Nona harusnya anda tidak mengalah harusnya Anda mempertahankan Tuan Naude, karena semua milik anda,” kata Gio yang berusaha membujuk Elsa agar terus bertahan. Sedangkan Elsa hanya tersenyum.

“Gio sekuat apapun aku menahan Nauder, jika hatinya bukan untukku lagi, Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak mau terlihat menyedihkan karena menarik Nauder yang sudah ingin melepaskanku. Jadi, aku rasa ini semua sudah cukup tidak ada lagi yang harus dipertahankan. Aku tidak akan mengatakan apapun pada Nauder, dan mungkin besok hari terakhirku menjadi sekretaris Nauder.

Tolong jangan beritahu Nauder pergi dari sini toh dia juga tidak akan peduli.” Elsa bangkit dari duduknya kemudian menatap Gio.

“Terima kasih, selama ini kau sudah baik padaku. Aku tidak bisa memberikan hadiah apapun, aku hanya bisa mendoakanmu. Agar kau bahagia.” Elsa Berbalik, kemudian berjalan ke arah lift untuk naik ke dalam kamar, dia harus mengemasi barang-barang miliknya yang tak seberapa karena dia tidak akan membawa apapun yang diberikan oleh Nauder.

***

Saat berbincang-bincang dengan Sandra, tanpa sengaja Nauder melihat ke arah jendela, tiidak ada Elsa di mejanya, hingga Nauder mengerutkan keningnya. Ini masih belum jam pulang tapi sekretaris yang juga istrinya tidak ada. Di pikiran Nauder, mungkin Elsa sedang ke pantry atau keluar hingga dia kembali berbincang-bincang dengan Sandra.

Dan setengah jam berlalu, Nauder kembali melihat ke ruangan Elsa. Namun Elsa sudah tidak ada di sana, hingga dia pun bangkit.

“Sebentar Nona, Sandra.” nauder keluar dari ruangannya, untuk memastikan keberadaan Elsa.

Saat berada di depan ruangan Elsa, Nauder langsung berjalan ke arah meja meja Elsa yang sudah rapih, map juga tertata dengan rapi pertanda pekerjaan Elsa sudah selesai.

“Baguslah Jika dia sudah pergi,” ucap Nauder. Dia merasa senang karena menyangka Elsa menyerah hingga nauder pun kembali ke ruangannya, saat dia akan membuka pintu, tiba-tiba Nauder memegang dadanya. Entah kenapa dia tiba-tiba merasakan dadanya begitu nyeri.

“Tidak mungkin ginjalku bermasalah lagi,” lirih Nauder. Dia pun membuka pintu dan masuk ke dalam.

***

Elsa mendudukkan diri di ranjang dengan kaki yang menjuntai ke bawah, dia menatap koper kecil miliknya. Di koper itu hanya ada beberapa berkas riwayat pendidikannya, beberapa baju yang dulu ia bawa, serta beberapa dokumen pribadi.

Elsa benar-benar tidak membawa apapun dan besok Elsa akan bekerja untuk terakhir kalinya menjadi sekretaris Nauder, dan itu adalah bakti terakhir Elsa pada suaminya.

Perlahan, Elsa menaikkan kakinya kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan, tatapan mata Elsa menatap ke depan tangisnya sudah berlinang dia berusaha memejamkan matanya dengan hati yang benar-benar hancur.

***

Keesokan harinya

Saat Nauder masuk ke ruangan, ia menoleh ke arah samping, ternyata Elsa belum juga tiba. Sejenak Nauder terpaku saat melihat meja Elsa. Entah kenapa dia merasa aneh saat melihat meja Elsa, hingga tanpa sadar kakinya melangkah untuk masuk ke dalam.

“Tuan, Nauder.” .tiba-tiba terdengar suara Sandra dari arah belakang, rupanya Sandra datang sambil menenteng paper bag, paper bag itu berisi sarapan untuk Nauder dan tak lama, terdengar suara derap langkah, hingga Sandra melihat ke arah belakang ternyata Elsa juga baru saja tiba

Saat Elsa baru saja tiba, Nauder dengan cepat keluar dari ruangan sekretarisnya.

”Kau terlambat,” ucap Nauder dengan nada yang sedikit kesal, sejujurnya dia hanya tidak ingin Elsa merasa terbang karena dia masuk ke dalam ruangannya.

Elsa mengangguk. “Maaf tuan. Tadi aku menyiapkan sarapan dulu untuk Tuan,” Elsa tahu Nauder akan menolak sarapannya, tapi setidaknya Elsa sudah berusaha memberikan kenang-kenangan terakhir untuk Nauder.

“Aku sudah membawakan sarapan untuknya,” jawab Sandra dengan percaya diri.

“Aku akan memakan sarapan dari Sandra,”. jawab Nauder. Dia pikir Elsa akan menunjukkan ekspresi tersinggung atau ekspresi kesal, tapi istrinya malah tersenyum tulus.

“Baiklah,” jawab Elsa dengan enteng. Entah kenapa itu membuat Nauder kesal.

“Kemari, aku akan memakan itu.” Elsa dengan senang hati memberikan paperbag pada Nauder tanpa Nauder sadari, itu adalah kenangan yang terakhir dari Elsa.

“Tuan aku sudah membuatkan sarapan untukmu.” Sandra tidak terima

.

“Ini untuk makan siang, aku akan memakan makananmu,” ucap Nauder hingga Sandra merasa di atas awan, sedangkan Elsa sama sekali tidak bereaksi. Benar, mengikhlaskan semua adalah hal yang terbaik yang bisa Elsa lakukan hingga sakitnya tidak terlalu berasa.

Nauder masuk ke dalam ruangannya, disusul oleh Sandra, sedangkan Elsa masuk ke dalam ruangannya sendiri. Saat masuk ke dalam, Elsa langsung duduk di kursi kerjanya kemudian mengutak ngetik laptopnya, memeriksa pekerjaannya. Hari ini, semua pekerjaannya harus selesai.

***

Makan siang pun tiba, Elsa melihat Nauder dari jendela, ternyata Nauder sedang duduk di kursi kerjanya, sambil memakan sandwich yang ia buat sedangkan Sandra terlihat sedang mengutak-atik laptop di sofa. Kali ini Elsa menatap Nauder tanpa ragu.

Bisanya Elsa tidak akan pernah mau melihat ke arah jendela. Tapi saat ini Elsa berusaha mengabadikan wajah mantan suaminya dan ketika Elsa menatap wajah Nauder, Nauder pun melihat ke arah Elsa hingga tatapan suami istri itu saling mengunci.

Tiba-tiba dadan Nauder berdetak saat Elsa menatapnya seperti ada perasaan yang berbeda namun secepat kilat dia mengalihkan tatapannya ke arah lain, karena tidak ingin Elsa salah paham begitupun dengan Elsa, dia membuka tasnya kemudian dia juga memakan sandwich yang tadi ia buat. Dia tidak makan keluar, karena dia harus mengerjakan pekerjaannya secepatnya.

Dan pada akhirnya, jam kerja pun usai dia melihat ke arah Nauder yang sedang berbincang-bincang dengan Sandra. Elsa membereskan mejanya, menaruh semua ke tempatnya. Lalu, setelah itu Nauder pun bangkit dan membawa tasnya untuk pamit pada suaminya, serta memberikan beberapa map Karena pekerjaannya sudah selesai.

Setelah dipersilahkan masuk, Elsa pun langsung masuk ke dalam hingga Nauder dan Sandra menghentikan pembicaraan mereka.

“Bicara saja di sini,” jawabnya, seperti biasa nadanya layaknya seorang bos yang galak.

“Tuan, Nauder. Maaf jika ini terburu-buru, tapi aku memutuskan untuk mengundurkan diri sekarang.” Tubuh Nauder diam mematung saat mendengar ucapan Elsa,.kemarin dia berharap Elsa secepatnya mengundurkan diri. Tapi sekarang entah kenapa dia merasa tidak rela.

“Oh, jadi kau ngin mengundurkan diri?” tiba-tiba Sandra berbicara, Hingga Nauder tersadar. Elsa mengangguk, lalu dia berjalan ke arah meja Nauder dan setelah menaruh berkas serta name tag nya, Elsa kembali berjalan ke arah sofa.

“Tuan Nauder. Semua pekerjaanku sudah selesai, data-data sudah aku susun dan ada di flash disk di mejamu. Terima kasih atas kesempatan selama dua Minggu ini.” Elsa mati-matian menahan tangis, Tidak ada yang tidak hancur dengan perpisahan termasuk Elsa sekarang

Walaupun dia pamit sebagai sekretaris, tapi dia juga harus pamit sebagai istri dari lelaki yang sudah bersamanya selama 6 tahun. Saat melihat ekspresi Elsa dan saat melihat senyuman di wajah istrinya Nauder benar-benar terpaku, hingga dia sama sekali tidak menjawab ucapan Elsa.

“Semoga dapat pekerjaan yang lebih baik lagi nona Elsa,” ucap Sandra dengan seringai mengejek pada Elsa. “Bukankah begitu tuan Nauder.”

Nauder tersadar kemudian menatap. “Kau tidak perlu datang ke pengadilan, biar pengacara yang mengurusnya. Aku akan mengirimkan surat cerai pada emailmu.” Elsa tersenyum dengan senyuman yang sangat memikat, lalu mengangguk, kemudian dia pun pamit keluar dari ruangan Nauder.

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

ya Tuhan.. nyerinya hariku

2023-12-31

1

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

😭

2023-04-20

0

Yan Ndri

Yan Ndri

Maaf aq skip Thorr, Lanjuttttt Thor 🙏

2023-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Damian
4 Malaikat Berbicara
5 Melepas dengan iklash
6 Terbongkar
7 Harus kemana
8 Teguh
9 Posisi terbalik
10 Tidak perduli
11 Memecat
12 Mengikuti
13 Berbalik
14 Kilas Balik
15 Kenyataan
16 Melepas
17 Menghilang
18 Penculikan
19 Kehidupan Nauder
20 Menjalani
21 Mengetahui
22 Waktu Yang Berharga
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Menyindir
26 Ungkapan
27 Bagaimana dengan aku
28 Persaingan
29 Perkenalkan
30 Jodoh Damian
31 Kilas balik
32 Titipan Damian
33 Menunggu
34 Kegetiran
35 Ibu Yang Tegar
36 Berjuang
37 Murkanya Nauder
38 Hukuman
39 mengecoh Stev
40 Tertipu
41 Tempramental
42 Rencana
43 Felling
44 Terjebak dengan Rencana
45 Sudah Biarkan saja Dia!
46 Mengingat masa lalu
47 Pedih
48 Kejanggalan
49 Kedatangan
50 Pelajaran
51 Keputusan
52 Sampai Jumpa Geo
53 By Mommy
54 Maudy Yang Malang
55 Titik Balik
56 Menabrak
57 Rahasia Alia
58 Sikap yang aneh
59 Demam
60 Stev yang Tertegun
61 Sebuah Ide
62 Murka
63 Dijahili
64 Berdamai
65 Bimbang
66 Cinta sepihak
67 Hal Sederhana
68 Sebuah kalung
69 Bingung
70 konspirasi
71 Flashback
72 Rencana
73 Membatalkan
74 Masa lalu
75 Tentang Ricard
76 Cemburunya Shakira
77 Pahit
78 Dua belas tahun berlalu
79 Omelan
80 Jadwal
81 Seaoson dua. Leana dan Geo
82 Mengungkapkan
83 Memilih pergi
84 Sampai jumpa
85 Enggan menyentuh
86 Sampai jumpa
87 Gagal
88 Tempat baru
89 Rumah baru
90 Hilang
91 Aura yang dingin
92 Terbongkar
93 Tak sadarkan diri
94 Apartemen
95 Malam yang tak seharusnya
96 Fakta
97 Menjadi orang lain
98 Menjelma
99 Langkah
100 Peranku selesai
101 Tempat baru
102 Luka di mata Gadis kecil
103 bertemu
104 Kesepian
105 Tegar
106 Mengelak
107 Sesal yang tak berguna
108 Bertemu
109 Terbongkar
110 Kesempatan
111 Hukuman
112 Firasat
113 Amarah
114 Kritis
115 Selamat
116 Pulang
117 Rea yang malang
118 kondisi
119 Sampai jumpa besok
120 Maafin
121 Rea yang Malang
122 versi lain
123 I LOVE YOU PAPA DARIUS
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Damian
4
Malaikat Berbicara
5
Melepas dengan iklash
6
Terbongkar
7
Harus kemana
8
Teguh
9
Posisi terbalik
10
Tidak perduli
11
Memecat
12
Mengikuti
13
Berbalik
14
Kilas Balik
15
Kenyataan
16
Melepas
17
Menghilang
18
Penculikan
19
Kehidupan Nauder
20
Menjalani
21
Mengetahui
22
Waktu Yang Berharga
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Menyindir
26
Ungkapan
27
Bagaimana dengan aku
28
Persaingan
29
Perkenalkan
30
Jodoh Damian
31
Kilas balik
32
Titipan Damian
33
Menunggu
34
Kegetiran
35
Ibu Yang Tegar
36
Berjuang
37
Murkanya Nauder
38
Hukuman
39
mengecoh Stev
40
Tertipu
41
Tempramental
42
Rencana
43
Felling
44
Terjebak dengan Rencana
45
Sudah Biarkan saja Dia!
46
Mengingat masa lalu
47
Pedih
48
Kejanggalan
49
Kedatangan
50
Pelajaran
51
Keputusan
52
Sampai Jumpa Geo
53
By Mommy
54
Maudy Yang Malang
55
Titik Balik
56
Menabrak
57
Rahasia Alia
58
Sikap yang aneh
59
Demam
60
Stev yang Tertegun
61
Sebuah Ide
62
Murka
63
Dijahili
64
Berdamai
65
Bimbang
66
Cinta sepihak
67
Hal Sederhana
68
Sebuah kalung
69
Bingung
70
konspirasi
71
Flashback
72
Rencana
73
Membatalkan
74
Masa lalu
75
Tentang Ricard
76
Cemburunya Shakira
77
Pahit
78
Dua belas tahun berlalu
79
Omelan
80
Jadwal
81
Seaoson dua. Leana dan Geo
82
Mengungkapkan
83
Memilih pergi
84
Sampai jumpa
85
Enggan menyentuh
86
Sampai jumpa
87
Gagal
88
Tempat baru
89
Rumah baru
90
Hilang
91
Aura yang dingin
92
Terbongkar
93
Tak sadarkan diri
94
Apartemen
95
Malam yang tak seharusnya
96
Fakta
97
Menjadi orang lain
98
Menjelma
99
Langkah
100
Peranku selesai
101
Tempat baru
102
Luka di mata Gadis kecil
103
bertemu
104
Kesepian
105
Tegar
106
Mengelak
107
Sesal yang tak berguna
108
Bertemu
109
Terbongkar
110
Kesempatan
111
Hukuman
112
Firasat
113
Amarah
114
Kritis
115
Selamat
116
Pulang
117
Rea yang malang
118
kondisi
119
Sampai jumpa besok
120
Maafin
121
Rea yang Malang
122
versi lain
123
I LOVE YOU PAPA DARIUS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!