Dunia Nauder seketika hancur dan menggelap, tubuhnya diam mematung dan tidak bisa digerakkan, nafasnya mulai tercekat. Ucapan dokter barusan benar-benar sebuah kejutan untuknya, kejutan yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
“Ka-kau pasti berbohong, kan? Ya, Kau pasti berbohong.” Nauder menggebrak meja, kemudian dia melemparkan berkas tentang riwayat kesehatannya.
Dia menatap dokter tersebut dengan marah, karena dia benar-benar emosi, sedangkan dokter itu hanya menunduk karena tau dia salah. Dia menyesal telah mengikuti ucapan Helmia. Dokter itu merasa bersalah hingga pada akhirnya dia pun jujur pada Nauder.
“Katakan kau berbohong kan?” kali ini Nauder menghampiri dokter tersebut, kemudian mencengkram jas dokter lalu menariknya hingga dokter yang tadinya duduk pun langsung bangkit karena tubuhnya di tarik oleh Nauder.
“A-aku tidak berbohong. Maafkan aku, ini semua karena perintah ibu anda.” Dokter tersebut berhasil menjawab, walaupun dengan terbata hingga seketika Nauder langsung memundurkan rangkanya, dia terlalu terkejut saat mendengar sang ibu yang ada di balik semuanya.
Sekarang, Nauder mengerti kenapa dulu ia dan Naura tidak kunjung mempunyai anak dan mungkin inilah alasannya. “Jaadi maksudmu ibuku yang ada di balik ini semua!” teriak Nauder.
“Ya, Tuan, maafkan aku. Ibumu yang memaksaku.” Nafas Nauder semakin memburu, dia pun langsung keluar dari ruangan dokter kemudian berjalan ke arah luar.
***
Nauder mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, jangan ditanyakan betapa emosinya dia saat ini yang pasti kemarahan lelaki itu benar-benar di level akut, dia sudah lama sekali tidak berkomunikasi dengan ibunya.
Dia pikir Helmia tidak akan lagi mengusik dia ataupun keluarganya. Tapi ternyata, salah. Dulu, saat dia akan menikah dengan Elsa, memang Helmia pernah datang dan menentang pernikahan Nauder karena Helmia ingin menjodohkan Nauder dengan orang lain.
Tapi tentu saja Nauder tidak menerima perintah sang Ibu, karena di mata Nauder, Helmia sekarang bukan apa-apanya lagi, dan tiba-tiba sekarang dia harus mendengar hal yang mengejutkan, dimana ibunya masih saja merecoki kehidupannya.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang akhirnya mobil yang dikendarai Nauder sampai di Mansion mendiang Ayahnya, dia pun langsung menekan klakson hingga penjaga membukankan gerbang, dan ketiga penjaga membukakan gerbang Nauder langsung masuk kembali.
Setelah mobil terparkir, Nauder turun dari mobil kemudian dia berjalan dengan langkah yang besar, dan ketika berada di depan Mansion, Nauder langsung menendang pintu Kemudian dia masuk dan ternyata sang Ibu sedang berada di ruang makan.
Rupanya, ibunya sedang menggelar jamuan makan siang bersama para teman-temannya.
Mata Helmia membulat saat melihat Nauder datang, untuk pertama kalinya lagi selama 6 tahun berlalu Nauder menginjakkan kakinya lagi di mansion ini. “Nauder!” panggil Helmia dengan wajah yang memucat.
Nauder tidak menjawab, “Berani sekali kau mencampuri urusan Rumah tanggaku!” teriak Nauder, seketika helmia langsung bangkit dari duduknya, dia berniat bersembunyi karena takut karena Nauder melakukan sesuatu.
Namun belum sempat Helmia kabur Nauder Sudah terlebih dahulu menghampiri ibunya dia langsung mendorong tubuh Helmia, hingga Helmia terjatuh, bukan hanya itu Nauder juga menendang meja makan hingga meja itu terguling dan semua teman-teman Helmia langsung berteriak.
“Keluar kalian semua!” teriak Nauder. Hingga semua teman-teman Helmia pun langsung pergi, hingga kini di sana hanya ada Nauder dan Helmia.
Nauder menyeringai saat melihat Helmia yang ketakutan, dia pun langsung berjalan ke arah ibu tirinya. Nauder yang dilanda emosi mengambil pecahan botol dan dia langsung ....
****
Wajah Nauder sudah pucat, dia seperti orang yang sedang demam keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya. Setelah memberi pelajaran pada ibu tirinya, Nauder langsung pergi ke kantor.
Dia yang biasanya mempunyai keberanian untuk menghadapi Elsa, tiba-tiba nyalinya menciut rasanya dia tidak mampu lagi untuk melihat istrinya, dia terlalu malu untuk menatap wajah Elsa.
Ponsel di sakunya berdering satu panggilan masuk dan ternyata itu dari Elsa. Nauder tidak mengangkat panggilan istrinya, melihat melihat nama Elsa di layar ponselnya saja membuat dadanya berdenyut nyeri..
Teringat saat dia menghina kekurangan Elsa dan ternyata dia juga mempunyai kekurangan yang sama.
***
“Kenapa dia tidak mengangkatnya,” lirih Elsa, ketika Nauder tidak mengangkat panggilannya, dia hanya ingin mengatakan bahwa ada orang yang menunggunya di ruangan. Akhirnya Elsa keluar dari ruangannya, lalu masuk ke ruangan Nauder dan mengatakan pada tamu Nauder bahwa Nauder tidak bisa di hubungi.
***
Waktu menunjukkan pukul 06.00 sore, hari ini Elsa sengaja mengambil lemburan Karena pekerjaannya begitu banyak, dia tidak tahu di mana nauder dan dia juga tidak ingin repot-repot memikirkan di mana suaminya.
Dan tak lama, terdengar suara derap. langkah membuat Elsa menoleh, dia hanya menoleh sekilas pada Nauder yang sedang menatapnya, sedangkan Nauder yang tadinya enggan menemui Elsa merasa tidak sanggup menahan gejolak apa yang dia rasakan hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk melihat istrinya.
Nauder berjalan dengan langkah yang seperti tidak menapak pada bumi, setiap langkah dipenuhi rasa sakit dia membayangkan bagaimana Elsa melalui semuanya seorang diri.
“Elsa!” panggil Nuader.
“Hmm,” jawab Elsa dengan santai.
“Boleh aku bicara?” tanya Nauder.
“Hmm.”
“Tidak perlu datang lagi ke sini, kau tidak perlu menjadi sekretarisku lagi.” Elsa menghentikan gerakannya kemudian menatap Nauder. “Dan juga aku tidak akan menahanmu lagi. Ayo kita bercerai secepatnya.”
Elsa mengangguk-anggukkan kepalanya, tidak ada raut keterkejutan sedikitpun di dalam wajah wanita itu, membuatnya dada Nauder berdenyut nyeri, dia pikir Elsa akaan tercengang atau terkejut dengan ucapannya tapi ternyata tidak, Elsa malah terlihat enjoy dan terlihat menerima keputusannya.
“Baiklah, aku bersyukur kau mengambil keputusan ini. Setidaknya kita tidak saling melukai satu sama lain.” lagi-lagi Nauder merasa dirinya hancur ketika Elsa menjawab seperti itu, seolah tidak ada sedikitpun cinta yang tersisa untuknya.
“ Elsa bolehkah aku bertanya untuk yang terakhir kalinya?”
Elsa mengangguk. “Hmm, bertanyalah.”
“Apa tidak sisa cinta untukku?” Elsa terkekeh bahkan nadanya seperti mengejek pada Nauder.
“Ada.” Seketika wajah Nauder berbinar saat mendengar ucapan Elsa.
“Mungkin hanya tinggal 5%,” jawab Elsa dengan entengnya. “jangan menjadikan aku yang jahat dalam ceritamu kau tahu bukan semuanya berawal darimu,” lirih Elsa saat melihat Nauder tertunduk.
“Aku bukan seperti wanita lain yang akan luluh dengan apapun yang kau lakukan, aku rasa kau mengerti bagaimana sakitnya aku selama dua minggu ini, kau tahu 5% perasaanku padamu adalah ketika aku berada di sini dan berniat membantu perusahaanmu. besok aku akan mengemasi semuanya dan hari ini aku akan menyelesaikan pekerjaanku agar besok tidak ada lagi beban yang harus aku tinggalkan.”
“Bolehkah aku memelukmu?” tanya Nauder.
Elsa menggeleng. “Aku tidak mau.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
duh jahat bgt Helmia
2022-12-31
1
reregita
🥰
2022-12-27
1
reregita
🥰
2022-12-27
1