"Mona, apa kau tahu, aku ini mau dinikahkan sama Tuan Edgar. Tapi itu semua keinginannya nyonya Regina. Aku terpaksa terima itu asalkan bisa sembuh seperti gadis normal yang lainnya." Mona mangut - mangut mendengar curhatan Keylin.
"Kenapa kau ingin sembuh?" Mona bertanya.
"Aku merasa ini sedikit mengganggu bagiku. Setiap pergi ke luar sana, aku tidak bisa mencegah asiku keluar. Aku tidak percaya diri jalan dengan orang lain. Aku takut orang - orang mengira kalau aku sudah menikah dan punya anak. Padahal aku ini masih perawan."
Kening Mona mengerut. 'Masih perawan? Tapi malam itu, apa yang terjadi pada Tuan Edgar?' pikir Mona ingat di malam kepulangan Edgar, pria itu masuk ke kamar Samuel kemudian keluar hanya memakai jubah mandi. Mona waktu itu berpapasan dengan Edgar yang membawa pakaian kotornya itu. Mona pikir, Edgar sudah macam - macam pada Keylin. Karena itulah, Mona tidak terlalu kasar pada Keylin sebab takut dihukum.
"Oh ya Mona, bukannya kau keluar bersama nyonya? Kenapa tiba - tiba kau pulang?" tanya Keylin pada Mona yang terdiam.
"Oh itu, aku tadi mencemaskan Tuan Samuel, jadinya aku izin saja pada Nyonya Regina. Tapi beruntung kau mengunci pintu." Mona mengulas senyum merasa lega. Ketika Keylin mau berterima kasih, sontak saja asisten di luar memanggilnya.
"Keylin, apakah kau ada di dalam? Jika kau ada di sana, bisakah kau keluar membatu saya?" Kepala asisten memohon. Mona menggeleng - jangan - pada Keylin.
"Key, keluarlah lewat jendela bersama Tuan Samuel," pinta Mona menunjuk dan ingin menghadapi asisten sendirian.
"Sebentar, Mona," sergah Keylin.
"Kenapa? Kau takut lewat sana?" tanya Mona.
"Itu, kenapa Ibu asisten ingin membunuhku?" Keylin ingin tahu dan tidak mau Mona bertindak duluan.
"Aku juga tidak tahu dendam apa yang Ibu asisten simpan terhadapmu. Tapi sekarang lebih baik kau pergi dari sini. Untuk mengetahui itu, kita tunggu saja Tuan Gerry yang menyelidikinya." Mona mendesak Keylin. Ia sudah melaporkan gerak - gerik Ibu asisten itu.
'Apa mungkin ada kaitannya sama pernikahanku nanti?' pikir Keylin masih diam dan mengira Ibu asisten tidak sudi dirinya jadi istri Edgar.
"KEYLIN!" ujar Ibu asisten lantang. Keylin memeluk Samuel yang hampir dibuat bangun.
"Cepatlah, Keylin! Pergi dari sini!" perintah Mona sebab kali ini Ibu asisten benar - benar gila. Wanita itu mengetuk menggunakan pisau sehingga merusak pintu kamar.
"Tidak Mona, lebih baik kau yang membawa Tuan Samuel keluar dari sini," tolak Keylin dan menyerahkan Samuel padanya.
"Jangan bodoh kau, Keylin! Kau ini calon menantu nyonya Regina. Jika kau mati, aku juga bisa mati dihukum! Sekarang kaburlah!" desak Mona menolak untuk mengambil Samuel.
"KEYLIN!" teriak Ibu Asisten sembari menggedor - gedor pintu. Suara keras itu berhasil membangunkan Samuel. Senyum Ibu Asisten membentuk bulan sabit. Wanita itu senang mendengar tangis Samuel. Dengan kuda - kudanya, asisten mendobrak pintu yang berhasil dicongkelnya. Wanita itupun terkejut di dekat Keylin ada Mona.
"Dasar kau penjahat! Jangan berani kau sentuh mereka!" ujar Mona merentangkan dua tangannya. Asisten menodongkan pisau itu membuat Keylin mundur di belakang Mona dan berusaha menenangkan Samuel.
"Heh, Mona sialan, siapa yang suruh kau pulang ke sini?" Asisten itu marah dan sedikit takut ada orang lain yang melihat niat buruknya.
"Aku sendiri yang pulang ke sini! Dan aku sudah tahu, kau itu pasti mata - mata!" ujar Mona asal bicara. Keylin terkejut di belakangnya, sedangkan asisten mundur selangkah. Pergerakannya kini jelas dapat dibaca jika wanita itu bersekongkol dengan orang lain untuk mencelakai Keylin.
"Bibi, kenapa kau ingin membunuhku?" tanya Keylin.
"Hey gadis kegatelan! Kau tahu, nyawamu itu sangat mahal. Oleh sebab itu, aku mau membunuhmu!" seloroh asisten menerjang ingin menusukkan pisaunya namun Mona menendang tangan itu sehingga pisau pun terlempar jatuh.
"Bibi bodoh! Kau sungguh tidak lagi waras sekarang! Kau sudah tahu Keylin sudah dipilih oleh nyonya Regina! Harusnya singkirkan demdammu itu! Jika tidak, aku akan laporkan kau langsung pada Tuan Edgar!" ujar Mona membuat Keylin terpaku diam merasa pembantu itu mendadak baik padanya.
Asisten menggertakkan rahang lalu memungut pisau itu. Sontak kedua perempuan itu tercengang melihat asisten menyobek wajahnya dan memperlihatkan rupa aslinya yang rupanya seorang laki - laki yang memakai topeng kulit.
"Kau siapa?" tanya Keylin dan Mona mundur ke belakang. Tangis Samuel pun menjadi - jadi.
"Ck, wanita baya yang kalian tuduh itu sudah tiada, jadi percuma kalian laporkan itu, hahaha..." Penjahat itu tertawa dan melirik pada Keylin. Ia ditugaskan masuk ke rumah Edgar untuk membunuh Keylin dan mengambil Samuel.
"Bedeb*h! Di mana kepala asisten kami!" geram Mona.
"Hahaha, dia sudah mati kemarin. Tapi jika kau ingin melihatnya, sini kukirim kalian berdua ke sana." Penjahat itu menerjang lagi dengan mengayungkan pisaunya.
Srekkk
"Akhh, Mona!" pekik Keylin terkejut melihat penjahat itu menyayat lengan Mona. Wanita itu rela terluka demi Samuel tidak ditikam oleh pisau itu.
"Sial, sakit sekali." Mona mendesis dan menahan darah yang bercucuran. Penjahat yang di sana terbahak - bahak tanpa rasa bersalah.
"Keylin, jangan diam saja! Cepatlah, kabur!" seru Mona menunjuk pintu terbuka. Penjahat itu terkejut melihat Keylin mau pergi, namun seketika ia melangkah mundur dengan ludah yang ditelan habis - habisan melihat sudah ada Edgar di depan Keylin. Pria tampan itu sangat geram pada penjahat itu yang berani sekali melukai orang - orangnya, terutama menakuti Keylin dan mengusik Samuel. Seketika saja, kaca jendela pecah setelah peluru menembus masuk dan langsung menembus leher penjahat itu sebelum Mona dibunuhnya.
Mona yang terduduk di sana spontan terbelalak di tempatnya. Sedangkan Keylin dipeluk oleh Edgar supaya tidak melihat itu. Meskipun begitu, Keylin ikut menangis bersama Samuel. Ia ketakutan dan sangat syok ada orang yang mengincarnya juga. Dan rupa - rupanya, kepala asisten sudah dibunuh sebelum diberi susu itu. Keylin merasa bersalah sudah menuduh wanita baya itu. Edgar pun semakin erat memeluk Keylin saat tubuh gadis itu ingin jatuh pingsan. Bukan itu saja, ia juga mengusap punggung Keylin yang sesugukan. Sedangkan Samuel diambil oleh Mona dan ditenangkannya juga. Sementara penjahat itu diurus oleh Gerry sebelum Ibunya pulang melihat di rumahnya ada mayat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Umi Umi
jangan2 itu suruhan ibunya lagi
2022-12-20
0
Ati Awal
lanjut
2022-12-17
0
fifid dwi ariani
trus berusaha
2022-12-13
0