Mentari pagi dan angin sejuk yang masuk dari celah jendela menerpa wajah cantiknya. Keylin membuka mata perlahan dan meraba perutnya yang masih terasa diblander akibat semalam. Gadis itu beranjak duduk lalu memijat - mijat kepalanya yang pusing. Seingatnya, dia berada di ruangan yang penuh dengan pria mesum tetapi sekarang berada di kamarnya seorang diri. "Sepertinya, Tuan Edgar yang membawaku pulang, syukurlah, Tuan masih bisa berbaik hati padaku." Perasaannya mulai membaik namun seketika terkejut pintu kamarnya digedor - gedor.
"KEYLIN!" panggil Bianca.
Keylin buru - buru pergi membasuh muka lalu membuka pintu. Langsung saja wanita itu menarik dengan kejam rambut Keylin yang tergerai.
"Akhh, sakit, Bianca!" jerit Keylin memekik.
"Sakit? Lantas bagaimana dengan yang dirasakan Tuan Edgar sekarang?" Pelotot Bianca karena kemarin ditugaskan mengurus Keylin yang mabuk.
"Tuan Edgar? Apa yang terjadi padanya?" tanya Keylin melepaskan cengkraman Bianca sebelum rambutnya tercabut. 'Cih, dia selalu kasar tiap hari!' gerutu Keylin ingin sekali mencabik - cabik Bianca, tetapi juga tidak berani pada pembantu yang setia bekerja pada Edgar itu.
"Hei, bodoh! Gara - gara kau, Tuan Edgar terluka parah. Harusnya kau yang ditusuk oleh mereka dan lebih baik saja kau mati sekalian. Tapi cih, beruntung Tuan Edgar masih berbalas kasihan padamu," tutur Bianca dengan pedas. Begitulah Bianca, mulutnya sepedas cabe merah dan kelakuannya sangat kasar. Di rumah itu, dia juga kecentilan pada Edgar.
"Sekarang pergilah mengurus Tuan Samuel! Dari kemarin rewel terus gara - gara kau ikut dengan Tuan Edgar." Lagi - lagi Keylin disalahkan.
"Baik, Ibu Bianca." Keylin menyenggol bahu Bianca dan berjalan cepat setelah hampir membuat Bianca terjatuh. "Keylin! Berani sekali kau!" ujar Bianca kesal dipanggil Ibu - ibu barusan, padahal dia belum menikah dan tampangnya masih wanita single.
"Cih, apa sih dia? Tiap hari marah - marah terus! Apa tidak ada yang bisa dikatakan selain cekcokan kunonya itu?" gerutu Keylin berjalan masuk ke kamar Samuel. Ia mendekati bayi dua bulan itu yang ada di atas tempat tidur.
"Lho, kenapa Tuan kecil ada di sini?" Keylin naik ke ranjang Samuel dan mengusap ubun - ubun anak itu yang sangat menggemaskan.
"Baiklah, tidak perlu dipikirkan lagi. Ini pasti ulah Bianca, aku harus memandikan Tuan Kecil dulu." Keylin berjalan cepat ingin menyediakan kebutuhan Samuel.
"Akhhhh!" pekik Keylin terkejut di dalam kamar mandi itu ada seorang laki - laki tinggi yang berdiri di depan shower dengan tubuh telanj*ng.
"Hei, keluarlah! Kalau tidak, aku akan laporkan kau ke Tuan Edgar!" ujar Keylin yang membelakangi pria itu dengan wajah sangat memerah. Mata sucinya sudah ternodai pagi - pagi ini dengan suguhan terong besar dan segar.
"Ehem," dehem Edgar dengan satu tangan bersandar ke tembok dan satu tangannya menyisir rambutnya yang basah. Keylin mengatup mulutnya sebab suara itu persis milik Edgar.
"Nona Susu,"
Bulu kuduk Keylin dari kaki sampai atas meradang semua dipanggil dengan mesum begitu.
"Maaf, Tuan! Saya benar - benar tidak tahu! Dan nama saya Keylin, bukan Nona Susu!" pekik Keylin ingin keluar dari sana tetapi pinggulnya dengan cepat diraih Edgar.
"Tolong saya, Nona." Keylin meneguk saliva dibisik sedekat itu. Nafas panas Edgar membuatnya panik dan seakan tidak berdaya. Dari punggungnya, Keylin dapat merasakan jelas dada kekar Edgar dan kegagahan dari si terong segar di bawah sana.
"Maaf, tolong jangan sentuh saya, Tuan." Keylin mencoba menjernihkan pikirannya dan mengira itu tangan Edgar.
"Hei, saya tidak berniat untuk menyentuhmu, tapi kebetulan kau ada di sini maka tolong bantu saya," mohon Edgar dengan intens dan menarik dagu Keylin supaya dapat melihat wajah Ibu Susu Semuel itu, tetapi gadis itu memejamkan matanya.
"Maaf, Tuan sebaiknya pakai handuk dulu!" Keylin memalingkan wajahnya ke kiri. Edgar pun mengambil handuk yang tergantung kemudian membalut cepat setengah badan polosnya itu.
"Sekarang hadap ke sini dan bantu aku membersihkan punggungku," pinta Edgar menunjuk tempat sabun mandinya.
"Kenapa saya harus lakukan itu, Tuan?" tanya Keylin polos dan akhirnya bisa nafas bebas sudah tidak ada pemandangan terong segar.
"Apa kau tidak bisa melihat? Pinggangku masih belum sembuh dan sulit sekali menggosok punggungku," jawab Edgar menurunkan sedikit handuknya.
'Ya Tuhan, parah sekali!' batin Keylin terkejut pada luka besar yang kira - kira ada sepuluh jahitan lebih.
"Maafkan saya! Tuan terluka gara - gara saya yang kemarin sudah menyusahkan, Tuan!" Keylin membungkuk takut diekskusi.
"Sudahlah, lupakan yang kemarin itu. sekarang gosok punggung ku," ucap Edgar tegas. Keylin berdiri tegak dan dengan malu - malu mengangguk.
"Siap, Tuan!" Keylin duduk di tepi bathub dan bergegas mengerjakan perintah tuannya. Menggosok dengan cepat tetapi berusaha lembut. Perasaan gadis itu kini semakin gugup dan tegang berada di kamar mandi hanya berdua saja, apalagi Edgar kembali telanj*ng di dalam bahthub yang berisi busa yang sangat banyak.
'Tenang Keylin, Tuan Edgar cuma minta digosok, bukan minta hal lain! Turunkan pandanganmu dan jangan buat kesalahan lagi!' batin Keylin mengatur nafas dan terus memalingkan matanya.
Sementara Edgar, dalam hatinya sedikit kecewa karena gara - gara luka yang dia dapatkan, pencarian berikutnya tidak bisa dia lakukan, sehingga hanya berharap pada Gerry.
"Oh ya, Tuan,"
"Hmm, ada apa? Kau ingin menggosok di bagian depanku?" Edgar menangadah dan melihat Keylin yang menunduk cepat.
"Bukan! Saya mau berterima kasih," ucap Keylin bicara sekarang karena takutnya Edgar akan pergi lagi dan tidak bisa menyampaikan kalimat itu.
"Untuk apa?" tanya Edgar.
"Tuan sudah dua kali menolong saya, terima kasih atas kebaikan anda selama ini, Tuan! Saya senang bisa bekerja di rumah ini dan mengasuh Tuan muda Samuel," jelas Keylin terbata - bata.
Edgar tersenyum smirk dan menggapai tangan Keylin. Gadis itu terguncang tiba - tiba tangannya dikecup Edgar dengan sangat lembut.
'Bibir Tuan Edgar mencium tanganku? Akhhh, aku seharusnya tidak bicara sekarang!' teriak Keylin takut dalam hati. Sebelum Edgar melontarkan keinginannya yang lain, Keylin berdiri dari tempatnya ketika suara tangis Samuel memecah kecanggungan mereka.
"Maaf, Tuan! Saya harus menyu -"
"Menyu apa?" tanya Edgar cemberut pada Keylin.
"Ma...maksud... maksud saya mengurus anak Tuan! Permisi!" Keylin berlari keluar dan menggerutu dalam hati sudah lupa sama bayi kecil itu. Tapi hatinya lega bisa terbebas dari Edgar.
"Pfft, dia gadis yang manis." Edgar melanjutkan aksi mandinya itu. Sedangkan Keylin menyusui Samuel cepat sebelum Edgar keluar. Namun keadaan memihak pria itu sekarang. Keylin menunduk dan bergeser menjauh ketika Tuannya itu keluar dengan jubah mandinya. Ia tidak mau Edgar melihat gunung kembarnya.
"Keylin, setelah kau mengurus Samuel, pergilah ke kamarku nanti." Keylin seketika terperangah dan melihat Edgar keluar dari kamar itu.
"Aku ke kamar Tuan Edgar? Buat apa?" Keylin menatap Samuel dan menggigit kuku merasa cemas dan bimbang.
"Jangan - jangan ada hadiah? Atau jangan - jangan." Keylin menggigit bibir bawahnya memikirkan hal lain.
"Akhh, tidak boleh pikir begitu, Key! Tuan Edgar pasti cuma mau minta tolong atau mau kasih uang jajan lebih awal. Kau harus tetap tenang." Demi tidak mau hal aneh terjadi, Keylin ke kamar Edgar membawa Samuel. Gadis itu bergeming di pintu melihat Edgar masih memakai jubah mandi saja dan duduk di sofa empuknya. Jantung Keylin mulai berdebar - debar kencang. Keylin berharap tidak menggoda Edgar yang sengaja memperlihatkan dadanya itu.
.
Cie terpesona si Key🤭Terima kasih dukungan bintang dan poinnya kakak😊like dan favoritkan ya supaya author rajin update dan bisa crazy up banyak - banyak... Boleh juga kasih votenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Keser Galby
🤣🤣🤣dasar keylin
2022-12-22
2
Suky Anjalina
masih penasaran sama bab satu apa yang terjadi sama Kelly
2022-12-07
3
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-12-05
0