"Kak Bryan? Kok kebetulan bisa bertemu di sini ya?" Keylin menebarkan senyum manisnya pada pria muda dan berkacamata. Lumayan tampan dan mempunyai tahi lalat di bawah sudut bibirnya.
"Aku juga ingin membeli sesuatu di dalam, tapi tidak sangka melihatmu di sini, bagaimana kabarmu selama ini? Semua baik - baik saja, kan?" Bryan bertanya dan balas menyinggung senyum di bibirnya.
"Hem, semua lancar - lancar, Kak." Keylin mengangguk kecil.
"Lalu bagaimana kabar ayahmu?" tanya Bryan tahu ayah Keylin karena pria baya itu sering ke rumah sakit menjadi pasiennya dikala perutnya merasa keram dan terkadang sakit karena sembelit.
"Seperti yang kak Bryan tahu, ayahku tiap hari keluar masuk ke gedung casino dan dia tidak peduli lagi padaku." Hembus Keylin menunduk kemudian menatap Bryan yang tiba - tiba mengusap puncak kepalanya.
"Tidak perlu memikirkannya, suatu saat nanti beliau pasti bisa berhenti dengan hobinya itu," ucap Bryan mengerti perasaan Keylin yang memiliki ayah yang gila judi. Keylin dalam hati ingin mengatakan bahwa ayahnya sudah tega menjualnya pada seorang Mafia. Tetapi Keylin tidak mau laki - laki itu memikirkan beban hidupnya terus menerus.
"Ohh yah, mau beli apa, Key?" tanya Bryan sedikit canggung jalan di sebelah Keylin.
"Aku mau beli daging ayam, Kak," jawab Keylin menunjuk pada tempat daging.
"Kalau Kak Bryan mau beli apa?"
"Heem, barusan Ibu menyuruhku membeli bahan dapur, tapi aku tidak sengaja membuang catatannya, jadinya bingung mau beli apa nih," ucap Bryan menggaruk kepala belakang.
"Pfft, Kak Bryan rupanya sering ceroboh." Keylin tertawa kecil. Bryan memandangi Keylin dan tertawa juga.
"Kak, Ibunya kenapa tidak ikut saja?" tanya Keylin mengambil satu pack daging ayam dan memasukkannya ke keranjang.
"Ibu sedang tidak sehat, aku sudah usulkan periksa ke rumah sakit, tetapi Ibu tetap tidak mau. Katanya dia tidak perlu ke sana karena ada aku yang bisa merawatnya, tapi kau tahu sendiri 'kan, aku juga sibuk di rumah sakit," jelas Bryan panjang.
Keylin menyentuh dagunya. "Sepertinya aku tahu sesuatu, Kak," ucap Keylin tersenyum.
"Sesuatu apa?" tanya Bryan.
"Ibu Kak Bryan menginginkan calon menantu." Bryan terperanjat mendengarnya.
"Kak Bryan harus cepat menikah, kasih mantu ke Ibu biar punya teman ngobrol di rumah." Bryan memalingkan wajahnya yang tersipu malu mendengar usulan Keylin.
"Bagaimana kalau kau saja yang menikah denganku?"
Sekarang Keylin yang bersemu ditawarkan. 'Apa ini? Apa Kak Bryan melamarku di tempat seperti ini?' pikir Keylin canggung.
"Hahaha, Kak Bryan kalau bercanda suka jauh banget. Aku mana bisa menerima itu. Aku cuma gadis biasa yang tidak spesial." Keylin tertawa geli dan menepuk pundak Bryan. Pria itu tertawa kecil dan mau bicara lagi tetapi tangannya ditarik Keylin.
"Ayo, Kak. Biar aku bantu belikan yang Ibu butuhkan." Keylin membawa Bryan mengelilingi isi toko itu. Bryan menatap tangannya dan Keylin. Perlahan tangannya pun membalas genggaman Keylin dan tersenyum senang. 'Key, justru aku mencari istri seperti kau yang gadis biasa. Calon sepertimu beda dari yang lainnya.' Bryan merasa Keylin itu menyenangkan dan tidak angkuh.
•Mansion Edgar.
"Bibi!" panggil Edgar sudah pulang.
"Selamat kembali, Tuan." Kepala Asisten menyambut dengan ramah namun dalam hatinya sedang gelisah karena Keylin belum pulang memberinya daging.
"Yang aku inginkan sudah disiapkan?" tanya Edgar duduk santai di kursi dan melonggarkan sedikit kerahnya.
"Maaf, Tuan Edgar. Bahannya belum siap," ucap kepala asisten jujur saja.
"Belum siap? Kenapa bisa?" Nada suara Edgar sedikit dinaikkan. Tentu kecewa belum disediakan.
"Karena Keylin belum pulang - pulang, Tuan," sahut Bianca muncul. Sedangkan satu teman pembantunya ada di kamar Samuel untuk menjaga bayi itu.
"Apa? Dia belum pulang? Maksudnya, pengasuh Samuel itu yang keluar membeli bahannya?" Edgar berdiri cepat dan menghampiri Bianca.
"Ya, Tuan. Keylin sendiri yang lebih memilih pergi daripada mengurus Tuan muda Samuel," ucap Bianca membuat kepala asisten terkejut sebab Keylin pergi karena perintahnya bukan kemauan Keylin. Bianca sangat berani berbohong pada Edgar saat ini.
"Lalu siapa yang mengurus Samuel?" Tangan Edgar mulai terkepal.
"Saya, Tuan." Pembantu lain datang sembari menggendong baby Samuel yang merengek kecil. Edgar pun pergi dari Mansionnya untuk segera membawa pulang Ibu susu Samuel. Edgar mengira, dengan kesempatan ini, Keylin mau pergi darinya.
Bianca dan temannya tersenyum senang. 'Mampuus, Tuan Edgar pasti membuangnya malam ini.' Dua - duanya meninggalkan kepala asisten yang diam bengong.
•Dijalan
"Hei, Gerry!" ujar Edgar dalam sebuah panggilan dadakan.
"Ya, Tuan Ed? Ada apa?" tanya Gerry yang lagi di bengkel mengurus kotoran di ban mobilnya yang tidak sengaja menempel.
"Cepat bantu aku! Lacak di mana keberadaan gadis itu,"
"Gadis siapa, Tuan Ed?" tanya Gerry kurang paham.
"Putri si Santo yang aku beli waktu itu! Dia hari ini berencana kabur dariku." Edgar yang menelpon terus mengegas mobilnya sembari melihat di area trotoar jalan tol.
'Kabur? Gadis itu berani kabur? Wow, besar juga nyalinya!' batin Gerry pun naik ke mobilnya dan membuka pelacaknya yang memang dia yang pegang dan sudah memberi pelacak di dalam hape Keylin.
"Tuan Ed! Saya temukan dia dan sekarang sudah kukirim alamat lokasinya."
"Bagus, Gerry! Aku salut padamu. Hanya beberapa detik kau sudah bisa menemukannya. Kau memang tidak pernah mengecewakan ku." Selepas memuji Gerry, raut wajah Edgar berubah suram. Pasalnya, lokasi Keylin berada di cafe.
"Tuan Ed, lain kali tidak usah memuji begitu. Membantu anda itu sudah cukup bagi saya." Gerry sedikit tidak suka dipuji salut, sebab merasa seperti makanan ringan yang sering dia dapatkan di warung pinggir jalan.
Tetapi Edgar tidak menggubrisnya, pria itu menancap gas menuju ke tempat Keylin secepatnya.
.
Keylin kayaknya diciduk nih🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Keser Galby
dasar kou Bianca ber muka 2😡😡
2022-12-22
1
Suky Anjalina
Bianca pengen jadi nyonya tho
2022-12-07
1
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-12-07
1