Rencana Lily

Lily ikut sarapan bersama dengan ayah dan ibunya. Namun, Suaminya sudah pergi lebih dulu ke kantor.

"Lily, dimana Devano?" tanya Diego yang tak melihat menantunya itu ikut makan bersama dengan mereka.

"Katanya dia ada pekerjaan penting ayah di kantor. Dia pergi sebelum sarapan," ucap Lily  melirik tajam ke arah ibu tirinya yang terlihat tersenyum puas dan juga meliriknya. 

'Awas ya kamu' batin Lily seolah ingin mencekik ibu tirinya itu.

"Kalian makanlah, hari ini ayah juga ada pekerjaan penting, mungkin ayah baru pulang  tengah malam. Ayah ada rapat di luar kota," ucap Diego membuat Lily  dan  Delisa hanya mengangguk dan fokus pada  makanan mereka.

Begitu ayahnya pergi Lily langsung menghampiri Delisa yang masih ada di teras sehabis mengantar Diego.

"Apa yang Ibu lakukan kamarku?" tanya Lily kesal. 

"Aku tak melakukan apa-apa," jawabnya dengan wajah yang mengesalkan.

"Aku tak mengijinkan Ibu untuk masuk lagi ke kamarku," ucap Lily dengan sorot mata membunuhnya. Namun, Delisa seolah tak menanggapi ucapan Lily dan hanya berjalan santai masuk ke dalam rumah seraya bersenandung melewati Lily yang berdiri di depan pintu masuk, bahkan ia sengaja menabrak bahunya ke bahu Lily.

"Kamu dengar ga sih," ucap Lily yang terus mengekor di belakangnya.

"Kamu pikir aku tuli!" Delisa berbalik menatap Lily dengan seringai liciknya.

"Sekali lagi kamu berani masih ke kamarku, aku akan melupakan jika kamu adalah istri ayahku."

"Ya ampun, kamu itu pelit banget sih, aku cuma numpang mandi aja segitu hebohnya, santai aja." Delisa kembali melengos meninggal Lily dan meneruskan langkahnya

'Mandi sih mandi, tapi ga sama suami aku juga kali,' gerutu Lily dalam hati.

"Kamu kan punya kamar mandi sendiri, kenapa ga mandi di kamar kamu sendiri? Lagian kamar mandi dirumah ini banyak mengapa harus ke kamarku. Itu alasan ibu saja kan ingin menggoda suamiku."

"Aku tak menggoda suami, tapi suamimu yang mengundangku, jadi tanya saja padanya kenapa dia ingin mandi bersamaku, apa dia tak tertarik dengan tubuhnya," ucap Delisa menatap tubuh Lily dengan tatapan meremehkan dan tertawa sambil terus berjalan naik lantai dua dimana kamar mereka juga ada di sana, lebih tepatnya hanya selisih satu ruangan dengan kamar Lily.

"Jika kamu masih mengganggu suamiku aku akan melaporkan semua perilaku burukmu pada ayah. Aku akan mengatakan jika kamu berselingkuh dengan Devano, aku yakin ayah  pasti akan mengusirmu dari rumah ini." Lily sangat kesal dengan apa yang dilihatnya pagi tadi, belum lagi mendapat perlakuan seperti itu dari Devano. 

"Katakan saja, aku tak takut dan aku pastikan kamu akan membunuh ayahmu saat itu juga. Asal kamu tau aja, jantung ayahmu itu sudah semakin parah, selama ini ia menyembunyikan darimu dan berpura-pura baik-baik saja di depanmu. Sudahlah, keluar! Aku mau istirahat," ucap Delisa mendorong Lily  keluar dari kamarnya. 

"Dengar ya, Lily, kamu urus urusanmu sendiri dan jangan ikut campur urusanku. Aku sudah bilang kan aku akan membahagiakan ayahmu, apa kamu tak lihat ayahmu sudah bahagia bersama ku, jadi jangan macam-macam dan tetaplah pada tempatmu." Delisa membanting pintu saat Lily sudah berdiri di luar kamarnya, Lily mengepal tinjunya, ingin rasanya ia meninju ibu tirinya  ia pun hingga babak belur.

"Aku harus melakukan sesuatu, aku tak ingin pengorbananku menikah dengan pria mesum sia-sia." Lily memutar otaknya mencari cara untuk membalas mereka berdua.

Lily mengambil ponselnya dan menelpon teman-teman untuk datang kerumahnya, hari ini mereka tak punya jam kuliah.

Tak lama kemudian, ketiga temannya pendatang, mereka langsung diarahkan masuk ke kamar oleh bibi. Setelah keduanya masuk, Lily  langsung mengunci pintunya. Lily menceritakan semua yang terjadi pagi tadi membuat kedua temannya ikut kesal karenanya.

"Ini ga boleh di biarkan," ucap Nita, mereka tak hanya kesal kepada Delisa, tapi juga kesal pada Devano.

"Kita harus membalasnya," ucap Rara menggebu-gebu.

"Tentu saja, kita harus membalasnya, tapi aku sendiri tak tahu bagaimana caranya. Aku ingin membuat Devano jatuh cinta padaku dan aku tendang mereka berdua." Lily meninju bantal yang sedari tadi di pelukannya untuk meluap rasa kesalnya.

"Aku punya ide," ucap Rara.

"Ide apa?" tanya Lily dan Nita bersamaan dan melihat ke arah Rara yang tersenyum penuh arti.

"Aku akan menyamar menjadi laki-laki dan  memanas-manasi Devano. Kita lihat apa reaksinya." Rara berdiri dan bergaya bak laki-laki Maco.

"Sekalian saja kalian ke hotel, kalian bisa berpura-pura bermain di hotel."

"Baiklah, jika dia bermain gila aku akan lebih gila darinya, kita ke hotel saja." Lily menyetujui ide kedua sahabatnya.

"Kita ngapain ke hotel?" Tanya Rara menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya melihat ke arah Lily.

"Ih! Kan kamu yang jadi laki-laki, kamu dong yang ngapa-ngapain aku, gimana sih!" Lily melampar bantal melihat kelakuan temannya itu.

Nita tertawa terbahak-bahak melihat keduanya. 

"Sudah! Sebaiknya kita lakukan sekarang, aku penasaran apa tindakan suamimu, apakah dia akan marah atau biasa saja," ucap Nita bersemangat.

Mereka pun keluar dari kamar dan saat di tangga mereka bertemu dengan Delisa, membuat mereka hanya meliriknya dengan sinis dan berlalu dari sana.

"Lily,  apa yang akan kamu lakukan pada Delisa?" tanya Rara setelah menghidupkan mesin mobilnya. Kali ini seperti biasanya ia yang akan mengemudi.

"Aku sendiri gak tahu bagaimana caranya memberikan pelajaran pada Delisa. Disatu sisi aku takut jika ayah mengetahui hubungan Delisa dan Devano, tapi disisi lain aku ingin membongkar semuanya. Aku ingin ayah tahu, tapi aku tak ingin membuat ayah sakit. Aku juga menyesal menikah dengan Devano, semua tak seperti yang aku bayangkan, tadinya aku berfikir jika menikah dengannya, dia tak akan mengganggu hubungan ayah dan Delisa dan Delisa bisa berubah, tapi ternyata mereka …. Keduanya memang sama-sama menyebalkan," ucap Lily yang kini menunduk, tanpa terasa air matanya pun mengalir.  Tangannya mengepal, kejadian pagi tadi masih sangat menyakitkannya. Lily bukanlah anak kecil yang tak mengerti apa yang sudah terjadi pada mereka.

"Sudahlah, kalian jangan memikirkan hal yang bisa menyakitkan hati kalian, sekarang kita bersenang-senang dengan rencana kita," ucap Rara dengan bersuara layaknya pria, membuat Lily yang tadinya bersedih kini mulai tersenyum dan mengusap air matanya.

 Rara melajutkan mobilnya, tujuan mereka hari ini adalah ke Mall. Mereka akan membeli pakaian laki-laki dan perlengkapannya untuk Rara.

Mereka sudah menyusun rencana agar membawa Devano ke hotel agar melihat mereka.

Misi pertama mereka adalah ingin memastikan perasaan Devano pada Lily dan jika Devano menaggapi rencana mereka, mereka akan lanjutkan ke misi berikutnya, membuat Devano terkena bucin akut pada Lily dan menghempaskannya

Terpopuler

Comments

Jumaria Ani

Jumaria Ani

iya author knp bukan laki" betulan,kurang seru dong

2024-04-25

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

knp hris rata yg nyamar jd laki..knp gk nyari laki² beneran aja trus di byar 🙄🙄

2023-11-28

0

Crystal

Crystal

Kenapa ga nyewa lelaki asli sekalian sih, untuk memanasi Devano

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!