Lamaran Devano

Sebuah mobil mewah  pun membunyikan klaksonnya di depan pintu gerbang kediaman Diego, satpam sejenak melihat ke arah mobil itu, ia ingin memastikan terlebih dahulu apa tujuan bertamu dan mencari tahu siapa pemilik mobil tersebut.

Lily membuka kaca mobilnya, menjulurkan kepalanya, " Pak, buka gerbangnya," ucapnya.

"Oh iya, Non," ucap satpam tersebut bergegas berlari membuka pintu gerbang dan membiarkan mobil mewah itu masuk ke pekarangan mereka, Lily melihat jika mobil Ayahnya Ada di sana berarti ayahnya sedang berada di rumah. 

"Ayo silahkan masuk," ucap Lily mempersilahkan Devano masuk. Ia membuka pintu dan berjalan lebih dulu di susul oleh Devano berjalan di belakangnya. Devano melihat rumah itu tak kalah besarnya dari kediamannya, ia melihat di salah satu dinding ada foto pernikahan Delisa dan juga Diego. Devano  hanya tersenyum miring melihatnya. Mereka terlihat begitu bahagia, tersenyum di foto itu entah apakah  senyum itu masih ada di sana saat ia tahu jika selama ini istrinya sering bermain dengannya.

"Duduklah dulu, aku akan panggilkan Ayah," ucap Lily mempersilahkan Devano untuk duduk di sofa.

Devano pun menuju ke sofa yang ditunjuk oleh Lily dan duduk menunggu di sana, membuka kancing jasnya.

Lily melihat Devano yang sudah duduk  pun menghampiri Bibi yang ada di dapur.

"Bi, tolong siapkan minum buat tamuku," ucapnya menunjuk ke arah ruang tamu membuat Bibi pun mengangguk dan langsung ingin berjalan menuju ke dapur. Namun, Lily menghentikannya.

"Oh ya, Bi. Dimana Ayah?" tanyanya, "Ayah sudah pulang kan?"

"Oh iya, Tuan sudah pulang dua jam yang lalu dan  saat pulang beliau langsung menuju ke kamar dengan ibu dan tak pernah keluar sampai saat ini. Mungkin mereka masih di atas," ucap Bibi sopan membuat Lily pun mengangguk.

"Yaudah, Bi. Bibi buatkan minum buat tamuku ya," ucapnya Sekali lagi sebelum Lily berbalik dan berlari menaiki anak tangga satu demi satu, senyum terbit di bibirnya ia sudah tak sabar ingin memperkenalkan Devano pada ibu tirinya.

Walau ia merasa tak terima jika harus menjadi istri dari Devano, pria selingkuhan ibunya itu. Namun, ia sudah tak sabar ingin melihat ekspresi ibunya saat tahu pria selingkuhannya akan menikah dengannya.

Lily mengetuk kamar ayahnya berulang kali. Namun, tak ada sahutan dari dalam.

" Ayah, ini Lily. Ayah buka pintunya, Lily ingin bicara sesuatu," ucap Lily yang tahu jika ayahnya ada di dalam.

Tak lama kemudian pintu kamar pun dibuka dan keluarlah ayahnya yang hanya mengenakan handuk.

"Ada apa?" tanyanya menatap putrinya.

'Waduh, apa ayah dan ibu baru saja membuat adonan,' batin Lily.

"Maaf, apa aku mengganggu, Ayah?" tanyanya merasa tak enak.

"Enggak kok, ada apa?" tanya Diego.

"Di bawah ada yang ingin bertemu dengan Ayah."

"Siapa?"

"Teman Lily, Ayah."

"Ya sudah, Ayah pakai baju dulu, kamu temani saja dulu temanmu nanti Ayah ke bawah," ucapnya membuat Lily langsung berbalik dan berlari turun ke bawah.

"Ya ampun. Kenapa mereka melakukannya di sore hari seperti ini, mengapa tak tunggu malam saja, sih," ucap Lily kesal, ia sudah dewasa dan tahu apa yang baru saja mereka dilakukan. Lily tadi sempat melihat jika Delisa juga ada di tempat tidur dan terlihat tanpa mengenakan pakaian.

"Siapa?" tanya Delisa yang masih duduk di sudut kasurnya.

"Lily, katanya ada tamu.  kita mandi dan temui mereka," ucap Diego  mengangkat Delisa untuk masuk ke kamar mandi, mereka baru saja melakukan aktivitas panas mereka beruntung Lily datang di saat mereka sudah selesai melakukannya.

Selesai mandi dan berpakaian keduanya pun turun ke bawah, senyum terus berkembang di wajah Delisa dan juga Diego, mereka berjalan beriringan turun ke lantai bawah dan sesekali bercanda.

Namun, senyum Delisa menghilang saat melihat Siapa yang datang. siapa tamu yang di maksud Lily.

'Devano? Bagaimana mungkin Devano bisa ada di rumah ini,' batin Delisa tak percaya dengan apa yang di lihatnya

Wajahnya pias.  Apakah Devano akan menyatakan hubungan mereka pada suaminya? Tidak, Devano tak boleh melakukan semua itu, Ia memang mencintai Devano. Namun, Ia membutuhkan Diego sebagai seorang suami dan menjadikannya wanita terhormat. Semenjak menikah dengan Diego ia merasa lebih dihormati.

"Selamat sore, Pak. Maaf mengganggu aktivitas Anda," ucap  Devano berdiri dan langsung menyalami Ayah Lily.

"Silakan duduk," ucap Diego dan ia pun duduk di sofa begitupun dengan Delisa dan juga Lily.

Delisa terus menatap ke arah Devano seolah bertanya apa yang kamu lakukan di sini yang menatapnya dengan penuh menyelidik.

"Ada apa Anda datang ke sini?" tanya Diego melihat ke arah Devano dan Lily.

Diego juga tahu siapa Devano, dia salah satu rekan bisnisnya. Namun, ia tak menyangka jika tamu yang dimaksud Lily adalah Devano, Lily berteman dengan Devano tentu saja itu tak mungkin usianya jauh berbeda.

"Aku datang ke sini untuk melamar Lily, menjadikan Lily sebagai istriku," ucap Devano membuat mereka semua terkejut dan yang paling terkejut adalah Delisa ia sampai menganga mendengarnya.

"Apa? Melamar Lily. Apa maksudnya?" ucap Delisa dengan rahang mengerat dia tak menyangka kata melamar keluar dari mulut Devano yang jelas-jelas dulu terus menolak dan mengatakan jika dia takkan pernah menikah. Hatinya sangat sakit mendengar  kata lamaran untuk Lily anak tirinya itu.

Lily tersenyum penuh kemenangan melihat wajah kemarahan dari Ibu tirinya itu.

Terpopuler

Comments

Widi Widurai

Widi Widurai

uda tau hidup lebih enak masih aja ngjlg

2023-04-16

1

Louisa Janis

Louisa Janis

ikhlas aja Delisa hitung-hitung kurangi dosa udah tua tempatkan diri pada posisi yang benar nenek lampir 🤣🤣🤣🤣

2023-01-16

2

qeeraira

qeeraira

Nene lampir Delisa kalah saing tuh🤭

2022-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!