Perhatian Kecil.

Ting, satu pesan  masuk di ponsel Delisa dimana saat ini Delisa sedang tertidur di pelukan suaminya, ia pun melepas pelukan Diego yang sudah tertidur pulas kemudian dengan perlahan bangun dan mengambil ponselnya.

Delisa melihat pesan yang baru masuk itu, matanya membulat sempurna saat melihat foto yang baru saja dikirim oleh anak tirinya.

Foto yang terlihat jelas jika Lily baru saja selesai bercinta dengan Devano.

Brakk

Delisa tanpa sadar melemparkan ponselnya itu dan mengenai dinding kamarnya. Sehingga ponselnya itu berserakan di lantai.

Diego yang tengah tertidur langsung terbangun mendengar suara berisik itu,

"Sayang ada apa?" Tanyanya.

Delisa tak menjawab, ia mengepalkan tangannya dengan sangat erat, mengeratkan giginya menyalurkan emosinya. Nafasnya juga memburu membuat Diego yang melihatnya menjadi khawatir.

"Sayang ada apa dengan kamu, kamu baik-baik saja kan?" Diego mencoba memegang tldagu istrinya agar menghadapnya, "Sayang, katakan ada apa?"

Delisa tak menjawab, ia langsung memeluk erat tubuh suaminya dan menangis  di dalam pelukan Diego. Diego hanya mengelus punggungnya.

Ia tak tahu apa yang terjadi pada istrinya, mungkinkah dia sedang bermimpi atau ada yang mengganggunya ditelpon selulernya. Ia bisa melihat telepon itu terlihat berantakan dan tatapan Delisa tadi tertuju pada ponselnya.

Hati Delisa sangat sakit, ia tak bisa mengendalikan dirinya yang menangis diperlukan Diego. Ingin rasanya ia menjabak rambut Lily saat ini juga.

'Divano hanya milikku, tak ada yang boleh  yang memilikinya,' batin Delisa memeluk erat Diego yang juga memeluknya.

Diego yang sangat menyayang Delisa membiarkannya  menangis di pelukannya. Begitu Delisa sudah sedikit tenang barulah ia  melepas pelukannya. Diego menatap penuh sayang wajah istrinya itu, 

"Ada apa, Sayang. Katakan padaku! Aku tak akan membiarkan siapapun membuatmu seperti ini. Siapa yang mengganggumu?" Tanya Diago, "Apa ada  yang mengganggu mu di telpon?" Diego melihat ke arah ponsel Delisa yang sudah hancur berantakan.

Delisa menggeleng, tak mungkin dia mengatakan jika ia sangat marah karena Lily  menikmati malam pertamanya dengan suaminya .

Delisa tak menjawab apa-apa dan hanya menggeleng bahkan semakin mempererat pelukannya membuat diego pun memutuskan untuk tak bertanya lagi, ia membaringkan tubuh istrinya itu dan memelukannya dengan erat.

 Jam menunjukkan pukul 01.00 malam, Diego mengusap lembut kepala istrinya, "Tidurlah," ucapnya.

Delisa yang meresakan hangatnya pelukan Diego dan usapan sayangnya membuat ia perlahan kembali tertidur.

Sementara itu Lily tersenyum puas saat melihat 2 centang biru tertera di ponselnya yang berarti pesan yang di kirim telah sampai pada orang yang semestinya dan telah dibukanya.  Lily yakin jika Delisa yang membuka pesan itu.

Lily sangat ingin ke kamar mandi. Namun, area sensitifnya terasa sangat sakti. Membuat Lily ragu apakah ia bisa berjalan ke kamar mandi. Ia sangat ingin buang air kecil dan tak bisa ditahan lagi.

Lily dengan perlahan menyingkirkan tangan Devano yang ada di atas dadanya dengan hati-hati. Lily turun dari  tempat tidur, ia berdiri dan memegang bagian bawah perut.  Lily berjalan dengan hati-hati dan tiba-tiba ia dikejutkan saat tubuhnya tiba-tiba melayani.

Devano terbangun dan melihat Lily kesusahan untuk berjalan, ia yakin istrinya itu pasti ingin ke kamar mandi, membuat Devano bangun dan langsung mengangkatnya dan berjalan kamar mandi.

"Kamu mau apa?" Tanya Devano  yang sudah sampai di kamar mandi dan menurunkan Lily.

"Aku ingin buang air kecil sekaligus mandi, aku sudah tak tahan," ucap Lily menunggu Devano keluar.

"Ayo, buang air kecil saja aku tunggu, tak usah mandi." 

"Enggak, aku malu, keluar sana!" usir Lily, tapi Devano tetap berdiri di tempatnya.

"Mandinya besok  pagi aja, aku masih ingin menikmati tubuhmu, kita istirahat sejenak dan melanjutkannya," ucap Devano dengan santainya membuat Lily ingin rasanya penenggelaman kan wajah suaminya itu ke dalam closet, agar ia menghilang dari hidupnya.

"Apa maksudmu, tak bisakah  kita melakukannya sekali saja, sekarang saja aku masih sangat kesakitan. Aku tau kamu tak mencintai ku, tapi jangan menyiksaku," kesal Lily berkaca-kaca, ia tak membayangkan rasa sakitnya jika suami mesumnya itu kembali menjamahnya. Buang air kecil saja rasanya masih sangat sakti.

"Ya udah, besok saja lagi, cepatlah." ucap Devano yang bisa melihat jika Istri itu memang kesakitan, selama ini ia selalu bermain dengan banyak wanita. Namun, tak satupun yang perawan seperti Lily.

Lily kembali meringis saat selesai buang air kecil dan ingin berjalan keluar.

"Apa begitu sakit?" Devano kembali mengangkat Lily ke tempat tidur.

Lily hanya memutar bola matanya malas dan menarik selimut dan membelakangi Devano.

"Aku tak mau tawar menawar jika masalah yang  satu ini,  kamu harus melayani aku kapanpun aku mau." Devano ikut masuk kedalam selimut dan memeluk Lily dari belakang.

Lily tak menjawab, ia memilih untuk berpura-pura tertidur..

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

dssar bangor kau devano 🙄🙄🙄

2023-11-28

0

Alw@lah

Alw@lah

Jadikan Devano bucin ke Lily seorang no oleng oleng club

2022-12-17

2

Leon Wijaya

Leon Wijaya

lanjut

2022-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!