Makan Malam

Lily yang masih merasa kesal dengan Devano memilih untuk pulang ke rumahnya dan malam ini ia akan menginap di sana. Devano awalnya kembali ke apartemennya. Namun, saat berada di kamarnya ia merasa sepi membuat Ia memutuskan untuk menyusul Lily menuju ke kediaman orang tua Lily.

Delisa yang sedang duduk di balkon kamarnya bersama suaminya memicingkan mata saat melihat mobil Devano masuk ke pekarangan rumah mereka.

Delisa terus memperhatikan mobil itu dan melihat hanya Devano yang turun dari sana dan menghampiri pintu utama.

"Mau apa Devano ke sini seorang diri, kemana Lily?" tanya Delisa masih terus menatap Devano yang terlihat memencet bel kediaman mereka dan terlihat masuk setelah Bibi membuka pintu.

"Tentu saja dia Ingin menyusul Lily, tadi Lily pulang kesini katanya ia ingin menginap. Sekarang Lily ada di kamarnya," ucap Diego membuat Delisa langsung melihat ke arah Diego. Delisa tak tahu jika Lily tadi itu pulang ke rumah, dia pikir Lyli langsung pulang ke apartemen suaminya.

"Apa Lily pulang kesini?" tanya Delisa yang tak pernah melihat Lily selama ia pulang tadi.

Diego hanya mengangguk dan kemudian berdiri dan ingin keluar menghampiri menantunya. Walau ia tak suka dengan Devano mau tak mau ia harus menyapanya dan menerimanya, ia harus mengakrabkan diri dengan menantunya itu.

Lily adalah putri satu-satunya dan Diego sudah dipastikan hanya akan meliliki satu menantu yaitu Devano. Suka tak suka, Devano tetaplah menantunya.

Devano dipersilahkan untuk duduk di ruang tengan. Namun, saat Diego datang ia meminta bibi untuk mengantar Devano langsung kekamarn Lily di lantai 2 rumah itu.

"Lili ada di kamarnya. Bi, antara dia ke kamar Lily," ucap Diego membuat Bibi pun mengangguk.

Devano dan Delisa hanya saling menatap sebentar kemudian Diego merangkul bahu Delisa untuk menemaninya ke teras belakang. makan Malam sebentar lagi mereka akan makan malam dan menghabiskan waktu disana.

Bibi mengetuk kamar Lily dua kali, "Non, ini Bibi," sahut bibi.

"Masuk, Bi," ucap Lily yang mendengar suara sahutan bibi. Bibi biasa masuk ke kamar Lily. Bibi lah yang mengurus diri sejak kecil.

"Silakan masuk, Den," ucap Bibi mempersilahkan Devano masuk, ia memutar pegangan pintu dan membuka pintunya untuk Devano. Devano pun mulai berjalan masuk dan kembali menutup pintunya saat Devano sudah masuk ke dalam kamar Lily. Bibi pun pergi dari sana meninggal Devano meninggalkan suami dari nona mudanya itu.

Mata Devano langsung disajikan dengan pemandangan yang sangat indah, dimana saat ini Lily baru saja mandi dan ia mengeringkan rambutnya. Lily menunduk dan mengeringkan rambutnya dengan handuk. Memperhatikan paha putih mulusnya.

"Bi, tolong siapkan bajuku," ucap Lily yang mengira jika yang masuk itu adalah bibi.

"Arrrg," Lily memekik saat Devano langsung memeluknya dari belakang.

"Kamu? Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Lily mencoba melepaskan pelukan Devano. Namun, bukan Devano namanya jika ia tak langsung mengambil kesempatan itu. Lily sudah menjadi candunya, Ia pun mulai menyusuri leher jenjang Lily dan meninggalkan bekas kepemilikan di sana.

Devano bahkan mengangkat Lily dan menindihnya di atas kasur. Ia benar-benar gila sehari ini tak bertemu dengan Lily.

"Tok … tok," suara ketukan di pintu membuat Devano menghentikan apa yang sedang dilakukannya. Mereka berdua melihat ke arah pintu.

"Non, makan malamnya sudah selesai. Nona diminta turun ke bawah dan juga Aden," ucap Bibi dari balik pintu.

Devano dan Lily saling menatap. Devano mau tak mau turun dari tubuh Lily Ia juga sudah lapar.

"Ayo cepat pakai bajumu, kita makan." Devano membuka lemari Lily dan melihat pakaian seksi ada di sana. "Malam nanti pakai ini," ucapannya memberikan baju itu pada Lily, Lily hanya berdecak dan mengambil baju lainnya dan menyimpan baju seksi itu kembali ke tempatnya.

Mereka pun makan malam bersama, sepanjang makan malam Lily terus menatap ke arah ibunya yang terus mencuri pandang ke arah Devano dan Lily merasa senang saat melihat jika suaminya itu tak memperdulikan apa yang Delisa lakukan. Devano tetap santai memakan makanannya dan sesekali mengobrol bersama ayahnya, layaknya seorang menantu pada mertuanya.

Lily memicingkan matanya saat melihat senyum di bibir Delisa menatap suaminya, senyum yang mencurigakan.

Sejak tadi Lily menutupi lehernya yang dipenuhi jejak-jejak Devano dan bari membuka syal di lehernya membiarkan jejak-jejak itu dilihat oleh ibunya saat ayahnya sudah selesai makan dan memilih untuk beranjak dari meja makan ke ruang tengah.

Benar saja, ia bisa melihat ekspresi wajah kekesalan dari ibunya saat melihat ke arahnya, Lily bisa melihat jika mata ibunya terarah pada jejak-jejak Devano yang ada di lehernya bahkan Lily sengaja bermanja-manja pada Devano, meminta Devano untuk menyuapinya.

Devano yang tahu apa tujuan Lily hanya menuruti saja, ia ingin membuat Lily bahagia agar Lily memberikan apa yang dimintanya malam nanti.

Terpopuler

Comments

Aminah Adam

Aminah Adam

mampus kau nenek Lampir

2023-01-14

1

Aminah Adam

Aminah Adam

lanjuut...

2023-01-14

0

Leon Wijaya

Leon Wijaya

lanjutt

2022-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!