Wajah Sesungguhnya Delisa

Lili berdiri mematung melihat pemandangan di depannya, ia masih tak percaya bagaimana mungkin ibunya itu ada di pangkuan ayahnya.

"Lili, Sayang. Lain kali jika masuk ketuk dulu pintu ya untung ibu sama ayah nggak ngapa-ngapain," ucap Delisa turun dari pangkuan Diego dan merapikan kancing baju bagian atasnya.

Lili memicingkan matanya saat melihat tanda merah di beberapa bagian leher ibunya. 'Apakah Ibunya Sudah dari tadi ada di kantor ini, tapi bagaimana mungkin, itu mustahil aku mengendarai kendaraan ku cukup kencang,' batin Lily tak percaya jika ibunya lebih dulu sampai di kantor daripada dia.

Denisa berjalan menghampiri Lily dan mengedipkan matanya, senyum menyeringai diperlihatkannya membuat Lily mengepalkan tangannya, ia harus membongkar apa yang telah ibunya lakukan, ia tak akan membiarkan ibunya mengkhianati Ayahnya.

"Lily. Ada apa, Nak? Tadi kau menelpon, tapi saat Ayah mengangkat kau malah mematikan teleponmu dan ponselmu tak aktif lagi saat ayah mencoba menghubungi nomor mu?" tanya Diego yang kini juga beranjak dari kursi kebesarannya dan duduk di sofa single yang ada di ruangan itu, sementara di Delisa sudah duduk lebih dulu menyilangkan kakinya.

"Tadi ada hal yang penting yang ingin aku sampaikan ke Ayah, tapi aku lupa. Sekarang aku harus pergi, aku baru ingat jika ada janji dengan temanku. Aku pergi dulu, Ayah," ucap Lily berpamitan dan melihat tajam ke arah ibunya. Namun, Delisa hanya memberikan senyum kepada putrinya itu.. Lily meninggalkan ruangan ayah dengan Kesal.

"Sayang, aku juga pergi ya, aku ada urusan. Aku ada janji juga dengan temanku," ucap Delisa langsung berdiri dan kembali duduk di pangkuan Diego.

"Kamu baru saja sampai, mengapa harus pergi lagi sekarang. Lily sudah tak ada disini, bagaimana kalau kita melanjutkannya di kamar?" tanya Diego yang sudah memasukkan tangannya ke dalam rok Delisa mengusap lembut paha bagian dalamnya.

"Tapi aku tak enak dengan teman-temanku, kami sudah berjanji akan bertemu," ucap Delisa dengan wajah memohonnya membuat Diago pun menarik tangannya.

"Ya sudah, pergilah! Kita lanjutkan malam nanti," ucapnya membuat Delisa tersenyum senang, dia juga membalas kecupan singkat suaminya dan ia pun berlalu dari kantor itu.

Delisa berjalan turun menuju parkiran, masuk ke dalam mobilnya yang sudah terparkir di parkiran tak jauh dari mobil Lily. Lily yang melihat ibunya itu dari mobilnya kembali mengikuti kemana ibu tirinya itu pergi.

Hari sudah menjelang sore. Namun, entah ke mana ibu tirinya itu pergi. Ia tak lagi pergi ke Apartemen yang tadi membuat Lily semakin penasaran. 'Apakah ada pria lain lagi?' pikirnya.

"Hotel?" gumam Lily saat melihat ibunya itu masuk ke dalam sebuah hotel.

"Apa yang ibu lakukan di hotel?" Lily ingin turun. Namun, ia kembali menutup pintu mobilnya saat melihat mobil yang sama yang tadi diikutinya baru Saja terparkir tepat di sampingnya. Mobil yang tadi menjemput ibunya saat di pusat perbelanjaan.

"Bukankah itu mobil pria yang tadi," ucap lily kemudian Ia langsung bergegas mengikuti pria yang baru saja turun dari mobilnya. Mengikutinya menuju ke salah satu kamar.

Lily yang melihat itu langsung menuju ke resepsionis, ia menanyakan Siapa yang menginap di kamar tersebut. Namun, resepsionis hotel tersebut tak berani memberikan informasi tentang pelanggannya membuat Lily pun mengambil kamar yang bertepatan di depan kamar itu.

Lama Lily menunggu di kamar yang ada di depan kamar di mana pria tadi masuk. Ia terus mengintip dari lubang pintu hingga kakinya pegal. Namun, tak ada tanda-tanda seseorang keluar dari sana.

Lily Yang lelah membuka pintunya, ia duduk di depan pintu dan matanya terus tertuju kepada gagang pintu yang tepat berada didepan matanya. Saat ini Lily tak tau di kamar itu ada Ibunya atau tidak, yang ia tau jika pria selingkuhan Ibunya ada di kamar itu.

1 jam, 2 jam, 3 jam, Lily terus menunggu. Namun, tak ada pergerakan. "Apakah aku harus menunggu sampai larut malam atau akan menginap. Sepertinya aku harus menghubungi ayah jika aku akan menginap di luar."

Saat Lily ingin mengambil Ponselnya ia baru ingat jika Ponselnya masih ada pada Ibunya.

Lily langsung berdiri saat melihat gagang pintu berputar. Pintu terbuka dan Lily langsung menutup pintunya dan melihat mereka dari lubang pintu.

Mulutnya kembali terbuka lebar melihat ibunya juga keluar dari sana. "Apa mereka baru saja melakukan … mengapa ibu begitu jahat, baru saja ibu duduk di pangkuan ayah," gumam Lily pelan saat melihat Pria itu dan ibunya keluar bersama dari kamar hotel itu.

Dengan hati-hati Lily pun kembali mengikutinya, ia melihat dari kejauhan jika mereka masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.

Lily melihat jam di pergelangan tangannya, sekarang sudah jam 10.00 malam, ia yakin jika ibunya itu pasti akan pulang. Selama ini peraturan di rumah yang tak boleh mereka langgar pulang di atas jam 11.00 malam dan itu berlaku untuknya dan juga ibunya.

Lily mengendarai mobilnya dengan santai di belakang ibunya. Mobil ibunya masih terlihat di depannya dan benar saja mobil ibunya menuju ke kediaman mereka, masuk melewati pintu gerbang dan Lily juga masuk memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil ibu tirinya itu.

"Ibu dari mana?" tanya Lily saat Ibunya keluar dari mobilnya.

"Ibu habis bertemu dengan teman-teman ibu. Ngapain sih kamu ngurusin Ibu. Dengar ya Lily! kamu jangan ikut campur urusan ibu, ibu akan membahagiakan ayahmu kamu tenang saja dan ingat ancamanku tadi aku tak main-main dengan itu. Jika sampai ayahmu tahu aku akan pastikan kau akan menyesal." Delisa pergi meninggalkan Lily setelah kembali melontarkan ancamannya. Lily yang merasa kesal menyentakkan kakinya melihat ibunya itu masuk kedalam rumah mereka.

"Aku tak takut padamu," teriaknya membuat Delisa hanya berbalik sebentar kemudian kembali berjalan masuk.

Lily yang kesal menendang mobil ibunya, "Akan kupastikan ayah akan tahu tentang penghianatan Ibu, aku tak terima ibu melakukan semua ini pada Ayah."

Lily ikut masuk sambil terus menggerutu

"Ibu iblis, Ibu bukanlah orang yang membawa kebahagiaan di rumah kami, tapi Ibu adalah orang yang akan membawa kehancuran dalam keluarga kami. Akan kupastikan ibu akan ditendang dari rumah ini,"

Lily semakin kesal saat mendengar gelak tawa dari ibunya di lantai atas, ia melihat ibunya itu langsung bermesraan dengan ayahnya. Ayahnya bahkan menggendong ibunya itu untuk masuk ke kamar mereka.

"Menjijikkan," ucap Lily masuk ke kamarnya. Ia berjalan bolak-balik mencari cara bagaimana agar ia bisa tahu siapa pria itu dan bagaimana caranya ia membuktikan perselingkuhan ibunya itu dengan pria yang dilihatnya. Jika hanya mengatakannya pada Ayahnya tanpa bukti Ayahnya pasti tak akan percaya. Lily tau bagaimana ayahnya itu sangat menyayangi ibunya.

Lily harus memiliki bukti yang cukup.

"Ya, dengan rekaman." Lily menjentikkan jarinya saat ide muncul di kepalanya, "Ayah pasti percaya jika melihat bukti rekaman," ucap Lily memegang kamera di tangannya. Ia berniat akan merekam ibunya saat Ibunya itu bertemu dengan pria selingkuhannya itu.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

menarik

2023-11-28

0

Rosikh Nurhayati

Rosikh Nurhayati

kayanya menarik

2023-03-07

0

Susi nabila

Susi nabila

hadeh... penasaran deh kelanjutan nya ..🙈🙈

2022-12-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!