Apa kamu Cemburu?

Di saat Lily sedang bersenang-senang dengan teman-temannya membeli barang-barang yang mereka suka. Delisa terus mencoba menghubungi Devano.

Awalnya Devano tak ingin mengangkatnya. Namun, panggilan itu benar-benar mengganggunya membuat Ia pun menghentikan rapatnya sejenak dan keluar dari ruang rapat.

"Ada apa? Apa kamu tak tahu ini adalah jam kantor. Aku sedang bekerja di kantor," ucapnya dengan sedikit membentak.

"Oh begitu ya, selama ini setiap aku menelponmu kapanpun kau tak keberatan. Apa karena kamu sekarang sudah mempunyai mainan baru sehingga kamu melupakanku. Devano kita menjalin hubungan bukan satu atau dua tahun saja, bisa-bisanya kau membentakku hanya karena aku menelponmu." Kesal Delisa.

"Baiklah. Katakan ada apa kamu menelpon?" ucap Devano dan ia bisa mendengar suara kekesalan Delisa dari balik teleponnya.

"Aku ingin bertemu denganmu!"

"Tidak, aku sudah janji pada Lily tak akan menemuimu."

"Sebenarnya apa rencanamu dan Lily? Apa kesepakatan kalian? HA? Apa kau menikahi Lily hanya untuk tak menemuiku?" ucapnya dengan geram.

"Aku tak punya rencana apa-apa, aku menikahi Lily karena dia memberikan tawaran menarik, dia akan menikah denganku dan menjadi mainanku asalkan aku tak menemuimu lagi. Sudahlah, Delisa,aku rasa kita memang seharusnya tak bertemu lagi. Kau sudah menikah dan jadilah istri yang penurut untuk suamimu. Aku tutup dulu teleponnya dan jangan menghubungiku! Aku sedang sibuk," ucap Devano yang langsung mematikan panggilannya dan kembali ke ruang rapatnya, sementara Delisa berteriak kesal di kamarnya. Ingin rasanya ia membanting teleponnya.

Delisa langsung mengambil tas tangannya dan berlalu keluar dari kamarnya, ia melanjutkan mobilnya menuju ke Apartemen Devano. Tempat dimana biasanya mereka bermain.

Setelah sampai Delisa mengirim pesan pada Devano, jika ia menunggunya di Apartemen.

Setelah rapatnya selesai, Devano pun kembali ke ruangannya dan Sesampainya disana ia melihat pesan di ponselnya. Devano melihat jika itu adalah pesan Delisa dan menunggunya di Apartemen. Sebenarnya Devano sangat malas bertemu dengan Delisa dan sangat sibuk. Belum lagi sudah berjanji pada Lily untuk tak menemui ibu tirinya itu. Namun, ia harus menyelesaikan hubungan mereka dan meminta sekali lagi agar Delisa tak mengganggunya. Ia sudah meresa nyaman dan kali ini ia akan mempertegasnya.

Devano yang sudah tak memiliki rapat lagi langsung menuju ke Apartemennya.

Saat Devano melajutkan mobilnya menuju ke Apartemennya Lily dan teman-temannya melihat mobil Devano.

"Itu kan mobil suamimu. Apa jangan-jangan dia mau ke apartemennya lagi. Bukankah kamu bilang kalian tak tinggal di sana?" tanya Rara membuat Lily pun mengangguk dan masih melihat mobil suaminya yang sudah menjauh.

"Kita ikuti dia, dia pasti mau selingkuh," ucap Nita yang membuat Rara yang sedang mengemudi mobil langsung membanting setir dan memutar balik arah mobil mereka, mengemudikan mobilnya dengan cepat mengejar mobil Devano yang sudah melaju dan sepertinya apartemen pertama kali Lily bertemu dengan Devano adalah tujuan mereka.

Begitu sampai di sana Lily menyentak kakinya dengan kesal saat melihat mobil ibu tirinya pun ada di sana dia.

"Tuh kan mereka masih selingkuh," sahut Nita.

"Kalian tunggu di sini, aku beri pelajaran mereka," ucap Lily masuk ke apartemen itu dengan emosi menggebu-gebu. Ia tak terima jika Devano bermain dengan ibunya dan kembali meminta padanya.

Devano masuk ke Apartemennya dan melihat Delisa ada di sana.

"Ada apa. Apa lagi yang kamu inginkan dan memanggilku. Bukankah aku sudah memintamu untuk berhenti bertemu denganku lagi," ucap Devano duduk di sofa yang ada di ruang tengah apartemen itu ia melonggarkan dasinya dan membuka kancing bagian atasnya.

Dengan tak tahu malunya Delisa langsung duduk di pangkuan Devano.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Delisa yang menempelkan bibirnya di bibir Devano. Belum sempat Devano melepas ciuman Delisa di bibirnya teriakan Lily terdengar nyaring dan membuat Devano yang mendengar suara itu langsung berdiri dan Delisa yang ada di pangkuannya langsung jatuh ke lantai.

"Apa-apaan ini?" ucap Lily berjalan menghampiri mereka.

Ya, iya bisa masuk ke apartemen itu menggunakan kartu yang pernah diambilnya dulu dari ibunya.

Delisa dengan perlahan Ia pun berdiri dan mengusap pantatnya terasa sakit.

"Lily, bisa nggak sih kamu tak mengagetkan! Lihat pantat ibu jadi sakit," kesal Delisa.

"Itu karena Ibu duduk di pangkuan suamiku dan kamu, aku sudah memberikan tubuhku padamu. Mengapa kamu masih bermain dengan ibuku," ucap Lily mengepal tangannya dan menatap suaminya dengan tajam. Padahal suaminya semalam baru saja mengatakan jika ia tak akan pernah menyentuh ibunya lagi jika ia patuh padanya

"Diamlah! Ini tak seperti yang kau pikirkan aku tak melakukan apa-apa, aku tak mengingkari janjiku," ucap Devano dengan santai dan seolah tak terjadi apa-apa, ia berjalan menghampiri Lily.

"Aku peringatkan sekali lagi dan ini peringatan terakhir ku. Jaga batasan kamu, kamu sekarang adalah ibu mertuaku," ucap Devano pada Delisa dan langsung menarik Lily keluar dari Apartemen itu. Membuat Delisa sangat kesal dan hanya bisa menyentakkan kakinya.

Devano menyerat Lily keluar dari apartemennya dan begitu masuk ke dalam lift Lily langsung menepis tangan Devano yang menggenggam tangannya.

"Mulai sekarang kamu tak boleh menyentuhku," ucap Lily pada suaminya.

"Kenapa? Kamu itu istriku, jangan macam-macam," ucap Devano.

"Aku tak mau disentuh olehmu, karena kamu mengingkari janjimu. Kamu sudah mengatakan jika kamu tak akan bermain dengan ibuku, lalu apa yang kau lakukan tadi kesana."

"Emangnya apa yang kamu lihat?"

"Ya lihat kamu dan selingkuhan kamu itu selingkuh," kesal Lily.

"Apa kamu melihat aku bermain dengannya? Apa kamu melihat aku menciumnya? Yang kamu lihat hanya ibumu yang duduk di pangkuan ku dan dia menciumku?"

Lily Kembali ingin bicara. Namun, memang itulah yang dilihatnya,

"Jangan mengambil kesimpulan sebelum tahu apa yang terjadi!"

"Tapi tetap saja kan kamu bertemu dengannya berdua di apartemen. "Bukankah itu suatu yang mencurigakan?"

"Apa kamu cemburu?" tanya Devano dengan seringai di wajahnya

"Cih, aku sama sekali tak cemburu, untuk apa juga aku cemburu dengan kalian. kalian memang pasangan yang serasi, jika bukan karena ayahku aku tak mau menikah denganmu."

"Sudah berhentilah mengoceh, aku sudah bilang kan aku tak mengingkari janjiku, aku hanya datang kesana karena ingin memperingatkan Delisa untuk tak mendekatiku. Kamu sudah melayaniku dengan baik untuk apa aku masih bermain dengannya," ucap Devano masih berlaga santai, apakah di sini hanya Lily yang terlihat emosi dan sakit hati.

Begitu sampai di parkiran Devano meminta Lily untuk masuk ke mobilnya. Namun, Lily menolak, mulai hari ini aku akan tinggal di rumah Ayahku. Jika kamu masih ingin bersamaku kamu datang saja ke rumah Ayah, aku tak mau tinggal di apartemenmu," ucap Lily kemudian ia langsung berlari menuju ke mobil. Rara dengan sikap melajukan mobilnya menuju ke kediaman Lily meninggalkan Devano.

Lily. Apa kamu serius akan tinggal di rumahmu dan mengajak suamimu tinggal di sana? Bukankah itu berarti mereka akan sering bertemu," ucap Nita membuat Rara pun mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Nita.

"Biarlah, aku ingin tahu apa yang ibu lakukan jika melihat aku dan Devano."

Terpopuler

Comments

Aminah Adam

Aminah Adam

lanjuut

2023-01-14

1

Aminah Adam

Aminah Adam

aku padamu lily

2023-01-14

0

Leon Wijaya

Leon Wijaya

lanjutt

2022-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!