Merekam Aksi Delisa

Pagi hari Lily tak membuang waktu, semalam ia sudah janjian dengan teman-temannya akan mengintai apartemen selingkuhan ibunya hari ini.

Mereka semua saat ini sudah berkumpul di parkiran apartemen itu, mereka menunggu mobil pria selingkuhan ibunya itu keluar dari apartemen dan benar saja setelah 30 menit menunggu pria itu pun pergi, sepertinya pria itu pergi bekerja terlihat dari setelan jas lengkap yang digunakannya serta membawa tas kantor.

"Nita Kamu tunggu disini ya! Awasi kalau ada yang datang," ucap Rara.

"Baiklah, akan aku awasi dan akan kupastikan memberi informasi jika pria tadi atau ibumu datang," jawab Nita membuat Rara dan juga Lily bergegas masuk ke dalam apartemen itu.

Begitu sampai di depan pintu Apartemen Itu, Lily mengambil kuncinya dan mencoba membuka pintu itu dengan kunci yang di ambil di tas ibu tirinya dan ternyata ia mengambil kunci yang benar. Pintu itu pun terbuka dan Lily melihat ke arah Rara dengan senyumnya.

"Terbuka?" tanya Rara menghampiri Lily.

"Iya," jawab Lily.

"Aku akan jaga di sini kamu pasanglah kameranya," ucap Rara memberikan tas ransel yang berisi beberapa kamera.

Lily mengambil ransel itu dan bergegas masuk, ia menutup kembali pintunya sementara Rara pura-pura duduk di sofa yang ada di lantai itu. Matanya terus tertuju ke arah lift, mereka juga terus mengawasi ponsel mereka berjaga-jaga jika ada informasi dari Nita yang sedang berjaga di parkiran.

Begitu Lily masuk, ia melihat apartemen itu begitu mewah. Ia pun berjalan dan melihat-lihat di setiap sudut ruangan. Ruangan itu sangat rapi dan bersih.

Lily mulai menyebar kamera itu, kamera yang berbentuk sangat kecil. Lily menempatkannya di tempat-tempat yang tak akan dilihat oleh siapapun.

Bukan hanya di ruang bagian depan, dia juga masuk ke dapur dan menyimpan beberapa kamera di sana terakhir dia masuk ke kamar yang diyakininya pasti itu adalah kamar pemilik rumah, terlihat dari barang-barang yang ada di dalamnya begitupun ruang ganti yang ada di kamar itu yang dipenuhi setelan jas mahal serta beberapa koleksi jam tangan tersusun rapi di sana.

Di saat Lily sedang sibuk menyimpan semua kamera itu teleponnya berdering, itu adalah panggilan Nita di grup WhatsApp mereka, Lily langsung mengangkatnya begitupun dengan Rara yang menunggu di luar.

"Ada apa?" tanya mereka berdua serentak.

"Cepat keluar dari sana, baru saja pria itu kembali," ucapnya membuat Lily yang masih ada di apartemen itu pun panik. Ia bergegas akan keluar dari ruangan itu. Namun, tiba-tiba kakinya tersandung membuat barang-barang yang ada di tas ranselnya itu berhamburan. Ia pun dengan cepat memungutnya.

Mereka masih terhubung. "Lily Kamu kenapa?" tanya Rara yang mendengar suara pekikan Lily saat Lily terjatuh tadi.

"Aku nggak apa-apa."

"Cepatlah keluar, dia sudah berjalan masuk," ucap Nita yang panik sendiri di luar sana melihat pria itu sudah mulai masuk ke Apartemen.

"Iya sebentar," ucap Lily yang semakin panik. Tangannya pun dengan cepat memunguti barang-barang itu.

”Aku keluar sekarang," ucap Lily yang udah selesai. Lily pun bergegas berjalan keluar, ia sudah membuka pintu. Namun, Ia lupa jika kunci yang tadi dipakainya diletakkannya di atas meja yang ada di kamar utama, membuat Ia pun kembali menutup pintunya dan berlari masuk.

"Lily tetaplah di dalam sana, pria itu sudah datang dia akan melihatmu jika kamu keluar dari Apartemen itu sekarang. Carilah tempat yang aman," ucap Rara saat pria itu sudah keluar dari lift. Lily yang mendengarnya semakin panik, ia langsung mengambil kunci itu dan mencari tempat yang aman. Lily melihat sebuah lemari yang tepat berada di depan tempat tidur dan Sepertinya itu adalah lemari berkas-berkas si pemilik rumah. Lily membukanya dan tersenyum saat melihat bagian bawahnya cukup untuk dijadikan tempat bersembunyi. Lily pun masuk ke dalam lemari itu sebelum pria itu masuk ke kamarnya.

Lily bisa melihat dari dalam lemari itu jika pria pemilik apartemen itu sudah masuk ke kamarnya.

Lily dengan cepat mematikan ponselnya, takut jika ada panggilan yang masuk dan ia bisa ketahuan.

Lily menutup matanya saat melihat pria itu satu persatu membuka pakaiannya, Setelah lama Lily membuka mata dan melihat ruangan itu sudah tak ada siapapun, " Kemana pria tadi," batin Lily, ia menutup mata saat pria itu membuka pakaiannya dan menghilang saat membuka matanya.

Lily mencoba melihat ke arah luar. Namun, pandangannya terbatas. Ia hanya bisa melihat bagian yang ada di depannya saja tak bisa melihat begitu banyak segala sisi ruangan itu. Lily mendengar suara benda jatuh dari dalam ruang ganti, "Sepertinya pria itu ada di sana. Semoga saja pria itu cepat pergi," gumamnya pelan.

Tak lama kemudian Lily mendengar suara bel, pria itu keluar dari ruang ganti hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan sambil menempelkan benda pipih di telinganya, sepertinya ia sedang menelpon seseorang.

Pria itu kembali masuk. Namun, ia tak sendiri, Lily bisa melihat jika pria itu masuk bersama dengan ibu tirinya dan mereka langsung berciuman di sana. " Menjijikan," batin Lily yang melihat bagaimana cara mereka berciuman.

"Memangnya Kemana kunci yang aku berikan? Mengapa kamu sampai memencet bel bukannya masuk saja seperti biasanya?" tanya pria itu.

"Entahlah dimana aku menyimpannya. Aku sudah mencarinya sebelum datang, mungkin aku menyimpannya di tas lain. Aku tak punya banyak waktu untuk mencarinya, suamiku sudah pergi bekerja dan akan datang cepat. Ada apa Kamu memanggilku?" tanya Delisa yang kini terlihat mengalungkan tangannya di leher.

"Aku akan ke luar negeri selama sebulan. Aku ingin bermain denganmu sebelum pergi," ucapnya dan mereka pun benar-benar bermain dan semua itu disaksikan Lily. Ia tak membuang kesempatan itu, Lily kembali mengambil ponselnya dan mengaktifkannya. Ia merekamnya langsung melalui ponselnya. Ia lebih yakin dengan rekaman di ponselnya daripada kamera yang telah dipasangnya. Ia takut jika kamera itu tak berfungsi dengan baik, berbeda dengan merekam di ponselnya, sudah pasti semua kejadian itu terekam dengan baik. Walau ia ingin muntah melihat kejadian yang ada di depannya. Namun, Ia terus merekamnya, mengambil sisi yang terbaik membuat wajah ibunya terlihat jelas disana dan sangat jelas ibu tirinya itu bercinta dengan pria lain. Lily sudah sangat gemes ingin memperlihatkan semua itu pada ayahnya, "Aku yakin jika ayah melihat ini ibu akan ditendang dari rumah. kau tak akan bisa mengelak lagi, Bu."

Lily terus merekam semua permainan mereka dari awal hingga akhir. Lily melihat jika ibunya itu langsung pergi setelah permainan mereka, bahkan pria itu masih berbaring di tempat tidur.

Lama Lily menunggu. Namun, pria itu terlihat masih berbaring di atas tempat tidur tanpa mengenakan sehelai kain pun. Kaki Lily sudah kesemutan berjongkok di dalam lemari itu.

Lily serentak kaget saat ponselnya berdering, ia lupa kembali mematikannya. Lily dengan cepat mematikan panggilan yang masuk di ponselnya dan menon aktifkannya kembali. Namun, terlambat pria itu sudah mendengar bunyi ponselnya dan terlihat pria itu melihat ke arahnya.

"Mati aku," batin Lily menjerit ketakutan.

Lili semakin menegang saat pria itu berjalan menghampirinya, menghampiri lemari tempat ia bersembunyi dengan hanya mengenakan handuk.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ya ampun lily sampe segitunya,,untung kamunya gk kepengen juga 🤭🤭

2023-11-28

0

Widi Widurai

Widi Widurai

abis ngerekam lgsug kirim aja gausa kelamaan

2023-04-16

1

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

ahhh..bego kau ly...

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!