Sakit Hati

Setelah makan malam Devano duduk di ruang tengah bersama Diego dan juga Delisa.

Devano dan Diego membicarakan masalah bisnis mereka. Bagaimana perkembangan bisnis dan sudah sejauh mana mereka merambah dunia bisnis, sedangkan Delisa hanya duduk dan terus memperhatikan Devano yang entah mengapa semakin tampan dimananya.

Lily yang melihat apa yang dilakukan oleh Delisa dari lantai 2 merasa geram, bisa-bisanya dia terus memperhatikan Devano seperti itu di saat tangannya merangkul tangan ayahnya, "Dasar wanita tak tahu diri, aku sudah memberimu kesempatan untuk bahagia bersama dengan ayahku, tapi sepertinya kau harus diberi pelajaran," gumam Lily membuat Ia pun turun ke lantai bawah dan menghampiri Devano dan duduk di samping Devano.

"Ayah, apa boleh aku mengambil suamiku. Aku ingin mengajaknya ke kamar, boleh ya Ayah." Lily dengan manja dan kini sudah bergelantungan merangkul tangan kekar suaminya. Membuat Diego pun hanya mengangguk.

"Istirahatlah," ucapnya langsung berdiri dan menarik Diego. Devano menuju ke kamar mereka, Lily melirik ke arah Delisa dan mengedipkan matanya. Devano yang melihat itu hanya tersenyum tipis lalu merangkul Lily untuk naik ke kamar mereka.

"Mengapa kau terus mengganggu Delisa?" Biarkanlah dia bersama dengan ayahmu," ucapnya.

"Apa kamu tak melihat Delisa terus saja memperhatikanmu. Aku kesal terang-terang Ayah sudah ada di sampingnya. Mengapa kau selama ini menjalin hubungan dengan Delisa walaupun kamu tau jika Delisa sudah menikah dengan ayahku?"

"Aku menjalin hubungan dengannya hanya sebatas hubungan saling membutuhkan saja, dia yang datang padaku," ucap Devano yang kembali merangkul bahu Lily.

"Apa kau punya perasaan padanya?" tanya Lily lagi melihat ke arah Devano sambil terus berjalan memasuki kamar mereka. Devano menutup pintu kamar dan menguncinya, dia langsung mengangkat Lily untuk naik ke ranjang mereka.

"Perasaan apa?" Tanya Devano yang langsung membuka atas Lily.

"Cinta," tanya Lily masih dengan menatap Devano yang kini sudah berada di atasnya.

"Aku tak percaya akan adanya cinta," jawabnya yang aktif menyusuri tubuh Lily dengan bibirnya yang sejak tadi di impikannya.

"Kau tak percaya akan adanya cinta?

"Hmmm," jawabnya kini menelusuri bagian favoritnya.

Lily hanya memejamkan matanya dan ikut menikmati apa yang suaminya lakukan.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku," ucap Lily lagi.

"Baiklah, Aku tunggu!" ucap Devano dan memulai penyatuan mereka.

****

Pagi hari Lily bangun lebih pagi dari biasanya. Para pembantu rumah tangga menyambut nona muda mereka di dapur.

"Bibi, aku ingin membantu Bibi membuat sarapan," ucap Lily untuk pertama kalinya masuk ke dapur untuk memasak.

"Tak usah, Non." Bibi mengambil pisau yang dipegang Lily.

"Aku ini seorang istri, Bi. Aku ingin membuat suami terkesan dengan masakan ku. Bibi bisa bantu?"

"Tentu saja, baiklah jika memang itu yang Nona inginkan. Bibi akan membantu." Bibi pun mulai mengajar cara memotong sayuran yang benar dan memperkenalkan beberapa bumbu yang beberapa macam bumbu namanya saja Lily baru mendengarnya. Namun, bibi dengan sabar mengajarinya.

Setelah menyelesaikan masakannya, Lily pun kembali ke kamarnya. Namun, ia terkejut saat melihat Delisa keluar dari kamarnya dengan rambut yang basah dililit handuk kecil dan hanya memakai jubah mandinya.

"Kamu mandi di kamarku?" tanya Lily menatap heran pada ibu tirinya itu. Delisa hanya tersenyum dan melewati Lily dan masuk ke kamarnya.

Saat masuk ke kamarnya, Lily sangat terkejut saat melihat suaminya juga baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Apa yang kalian lakukan?" bentak Lily. Namun, Devano tak menjawab dan langsung mengambil baju yang sudah di siapkan Lily di atas kasur dan memakainya.

"Jawab, apa yang dilakukan Delisa dikamar ini? Jangan bilang kalian mandi bersama," kesal Lily.

"Aku ada rapat penting, aku mau kekantor. Sore nanti aku akan menjemputmu, kita pulang." Devano tak menjawab dan hanya mengalihkan pembahasan mereka.

"Tidak, aku tak akan pulang. Kamu sudah melanggar perjanjian kita." Lily mengeratkan giginya dan menatap tajam Suaminya. bisa-bisanya mereka melakukannya di kamarnya. Hatinya sangat sakit mengetahui hal itu, area sensitifnya saja masih terasa sisa percintaan mereka semalam.

"Aku tak pernah melanggar apapun." Devano masih dengan gaya santainya mengenakan dasinya di depan cermin.

"Apa kalian mandi bersama?" tanya Lily lagi, saat Devano mengabaikan pertanyaannya dan seolah menghindari tatapan matanya.

Devano mengecup singkat bibir Lily dan berlalu meninggalkannya, tanpa menjawab pertanyaan Lily.

Lily mengepal tangannya.

"Seperti aku salah mengambil keputusan ini, akan aku pastikan kalian membayar semua ini. Devano, jangan panggil aku Lily jika aku tak bisa membuatmu jatuh cinta pada. Akan aku buat kau tergila-gila padaku dan mencampakkanmu. Delisa, akan aku pastikan kamu pergi dari rumah ini."

Terpopuler

Comments

Nazriel Irham

Nazriel Irham

Ih lily alangkah bodohnya dirimu..Udah sama ibu tirimu smape tidur bareng dan diliat kamu..Kok kamu mau ya nikah sm dia..Emg kamu yg gatel ...Lily emang murahan

2023-10-13

0

Aminah Adam

Aminah Adam

lanjuut

2023-01-14

0

Aminah Adam

Aminah Adam

nenek lampiiiiiiiir kau keparat😡😡😡😡

2023-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!