Memulai Rencana

Lily sangat kesal mendapat tanggapan seperti itu dari resepsionis yang bekerja di kantor suaminya. Namun, ia mencoba berpikir positif, mengingat dia juga tak begitu dikenal di perusahaan ini. Ini pertama kalinya ia datang kesini.

Saat pernikahan mereka, hanya orang-orang tertentu yang diundang, tak semua pegawai di perusahaannya diundang ke pernikahan mereka mungkin saja resepsionis itu memang tak mengenalnya. Lily menarik nafas dalam-dalam untuk menjaga hatinya agar mulutnya tak mengeluarkan kata-kata kasar.

"Nama kamu siapa?" tanyanya sebelum menekan tombol untuk menghubungi sekretaris Devano.

"Lily. Nama saya Lily," jawab Lily singkat dan tegas, ia malas untuk berbicara panjang lebar dengan Resepsionis yang terlihat tak ramah dan tak menghargainya itu.

'Walaupun ia bukan siapa-siapa, bukankah sudah tugasnya menyapa para tamu yang datang. Tak bisakah ia ramah sedikit saja, pasti tampang pas-pasan itu lebih enak dipandang,' gerutu Lily dalam hati.

Lily melihat para tamu yang datang dan melihat penampilannya. Resepsionis tak menghargainya mungkin karena penampilannya saat ini yang hanya memakai celana jeans dan kaos polos biasa, serta sepatu kets. Rambutnya juga diikat ekor kuda, layaknya seorang mahasiswa yang ingin ke kampus, tak ada elegannya sama sekali, tapi apakah ia akan tetap meremehkannya jika tau berapa harga yang dipakainya, ikat rambutnya saja seharga ratusan ribu walaupun hanya menyerupai karet gelang yang biasa dipakai mengikat sayuran di pasar.

Lily bisa melihat raut wajah resepsionis tersebut yang tadinya melihatnya dengan ketus kini terlihat menarik garis senyumnya dan berubah menjadi ramah.

"Silahkan, Bu. Ibu ditunggu di ruangan Pak Devano, silahkan menuju ke lift yang ada disana," tunjuk resepsionis tersebut ke arah lift. "Akan ada yang mengantar Ibu ke ruangan Pak Devano," ucap Resepsionis dengan masih memperlihatkan senyumannya.

Lily hanya mengangguk dan meliriknya, ia pun berjalan menuju ke arah lift yang dituju, sepertinya petugas Lift juga sudah diberi kabar jika Lily akan menuju ke ruangan Devano, ia masuk ke dalam lift yang tertulis VIP. Lily masuk dan sedikit melirik beberapa karyawan yang antri di lift yang ada di sebelah, sepertinya lift itu lift khusus untuk orang-orang penting saja.

Begitu sampai di lantai yang terdapat di ruangan Devano, sekretaris yang sudah tahu jika Lily akan datang langsung membukakan pintu ruangan Devano.

"Silahkan masuk, Bu. Pak Devano sudah menunggu di dalam," ucapnya.

Begitu Lily masuk ia bisa melihat Devano yang sedang sibuk di dalam dengan tumpukan berkas di hadapannya.

"Apa aku mengganggu?" tanya Lily berjalan masuk. Lily melihat suaminya itu langsung menghentikan apa yang dilakukannya dan berdiri menyambutnya.

"Ada apa kau datang karena merindukanku?" ucap Devano berjalan kearah Lily dan merentangkan tangannya ingin memeluk Lily. Namun, Lily langsung meletakkan makanan itu di depannya.

"Aku hanya ingin membawa makanan ini untukmu," ucapnya menghindari pelukan suami mesumnya itu.

"Aku tak ingin makanan itu, aku ingin memakanmu," ucap Devano mengambil makanan itu dan meletakkannya di meja kerjanya. Ia menarik pinggang Lily dan langsung meraup dengan kasar bibir mungilnya.

Lily berusaha untuk mendorongnya,

"Sudah, aku hanya ingin membawa ini. Makanlah dulu, aku ada janji. Aku terburu-buru," ucap Lily dengan sekuat tenaga mendorong dada bidang suaminya. Namun, Devano tak mendengarkan apa yang dikatakannya dan kembali menarik tengkuk Lily.

Ponsel Lily terus berdering, membuat Devano pun menghentikan apa yang dilakukannya. Ia paling tak suka mendengar gangguan suara dering ponsel.

Lily melihat ponselnya dan membelakakan matanya saat melihat nama Reno di sana,

"Reno," ucap Lily membaca nama yang tertera di sana, sejenak Ia lupa jika Rara sudah berubah menjadi Reno. Ia tak menyangka jika Rara bahwa mengubah namanya di kontaknya.

"Siapa Reno?" tanya Devano.

"Bukan siapa-siapa." Lily menyimpan kembali ponselnya di dalam tasnya setelah mematikan panggilan Reno. Namun, panggilan itu kembali berdering.

Devano menatap Lily dengan tatapan tajam hingga Ponsel itu berhenti berdering.

"Ting,"

Satu pesan masuk. Devano mengambil ponsel Lily dan membaca Pesan yang baru masuk dan pengirimnya bernama Reno.

"Apa hubunganmu dengan Reno?" tanya Devano memperlihatkan pesan yang tertera di layar ponselnya.

"Sayang kamu dimana? Aku tunggu. Jangan lama, ya. Aku tak tahan." isi pesan tersebut.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

bisa aja

2023-11-28

0

Crystal

Crystal

Geli sendiri bayangin Rara manggil Lili sayang. 😂😂

2023-09-16

0

AR Althafunisa

AR Althafunisa

takut di tonjok doang Si Rara, eh Reno 🤣🤣🤣

2023-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!