“Boleh Photo bertiga nggak?” Tanya Afa sambil mengeluarkan telepon genggamnya.
“Aku sih boleh Fa.” Jawab Shane.
“Nggak masalah.” Jawab Sam.
“Oke, sini dekat-dekat aku. Satu, dua, tiga.” Kata Afa yang kemudian memotret mereka bertiga.
Setelah itu mereka bertiga memutuskan untuk pulang karena hari sudah larut malam. Mereka bertiga berjalan ke tempat parkir dan langsung masuk kedalam mobil.
“Kapan Lo reservasi tempat tadi?” tanya Sam penasaran.
“Tadi waktu kalian main PES.” Jawab Afa.
“Ko bisa? Resto itu kan resevasi H-5.” Jawab Shane.
“Bisa dong. Apa sih yang Afa nggak bisa untuk kalian?” kata Afa merasa bangga.
“Fa, pakai lagi jaketnya! Udah nggak dingin ko.” Kata Shane memberikan jaket yang dia kenakan.
“Ga apa-apa Kak. Pakai dulu aja, dari tadi kakak pasti kedinginan kan. Kalau Afa sekarang juga nggak dingin ko.” Jawab Afa dengan kesadaran yang mulai memudar.
Tidak lama kemudian Afa memejamkan matanya. Sam dan Shane tentu tau Afa sudah tidur.
“Kasian dia hari ini pasti cape banget.” Kata Shane yang melihat Afa dari center mirror.
“Iya lah gimana nggak cape, ngasih kejutan buat kita, masakin buat gue, bahkan tadi sempat ketemuan sama jin tomang.” Jawab Sam sambil memegang keningnya.
“Artha? Ngapain?” tanya Shane.
“Ya apalagi kalau bukan ngajak balikan.” Jawab Sam kesal mengingat kejadian tadi siang.
“Artha itu cinta pertamanya Afa. Pasti Afa kesulitan untuk memilih ya?” tanya Shane sedikit sedih.
“Nggak juga. Sepertinya dia terlihat cukup tegas mengambil keputusan walupun memang terlihat dia nggak baik-baik aja.” Jawab Sam sambil sesekali melihat ke belakang.
Sekitar satu jam kemudian mereka sampai di depan gang rumah Afa. Sam dan Shane mencoba membangunkan Afa.
“Hoam. Ngantuk banget. Sorry ya aku ketiduran.” Kata Afa yang sedikit tersadar dari ngantuknya.
“Kamu nggak apa-apa masuk kedalam sendirian? Kakak anta rya.” Pinta Shane.
“alah, nggak perlu, orang dekat ko. Duluan ya. Dah.” Kata Afa sambil meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Afa langsung melanjutkan tidurnya di kamarnya. Sedangkan Sam dan Shane kembali ke rumah mereka.
Sesampainya di rumah, Sam dan Shane ke kamarnya masing-masing. Shane melepaskan jaket yang dia kenakan saat ini. Dia melihat dengan seksama dan tersenyum.
“Apakah aku bisa menyembuhkan lukamu? Atau orang lain yang akan mengobatimu? Bagaimana caraku agar tahu bahwa kamu juga menyukaiku atau tidak?” gumamnya dalam hati.
Shane tahu kedekatannya dengan Afa sudah berlangsung lama. Mungkin sekitar lebih dari 11 tahun. Sebenarnya dulu dia dengan sadar pernah menyukai Afa, hanya saja pada saat itu Afa baru saja jadian dengan Artha. Sejak saat itu Shane mencoba untukmenjaga jarak dengan Afa.
Tapi sekarang perasaan itu kembali datang. Bahkan dengan porsi yang lebih besar. Ada keberanian dan ketakutan yang bercampur menjadi satu saat ini. Itu membuatnya bimbang untuk tetap memperjuangkan rasa sayangnya atau tidak.
Shane memeluk jaket milik Afa. Seolah sekarang yang ada dihadapannya adalah Afa. Sampai tidur pun, Shane memakai jaket milik Afa.
Keesokan paginya Afa terbangun dari tidurnya. Karena ini masih akhir pekan, jadi Afa memutuskan untuk lari pagi kembali seperti hari kemarin.
Ditempat tujuan, Afa berlari selama 30 menit. Seperti biasa, setelah selesai berlari dia langsung membeli sebotol air mineral dipedagang yang ada disekitar lapangan tersebut.
“Afa lagi lari juga disini?” tanya Faris yang tidak lain adalah teman kuliahnya Afa.
“Iya nih, tiap akhir pekan kalau nggak bangun kesiangan pasti kesini. Kamu juga abis lari?” jawab Afa yang sedang duduk di tangga pinggir lapangan.
“Iya. Teman kostku lagi pada mudik jadi aku sendirian di kost. Mending kesini deh bisa cuci mata sekalian.” Jawab Faris yang kemudian meneguk air mineral yang dibawanya.
“Libur 2 minggu kuliah ya. Ko nggak pulang juga?” Tanya Afa.
“Nggak ah, Cuma ngabisin ongkos. Nanti aja sekalian tahun depan kan wisuda. Abis itu pulang deh.” Jawab Faris sambil menatap ke arah lapangan.
“Gimana? Udah dapat tempat magang?” tanya Faris.
“Rencana sih ada. Tapi nggak tahu deh. Biasa kan anak magang banyak yang ditolah karena berbagai alasan.” Jawab Afa yang sebenarnya sudah menargetkan perusahaan Shane.
“Iya sih. Kadang emang justru banyak yang nggak mau ya. Oh iya, semester ini kamu udah ngambil jadwal baru?” tanya Faris.
“Udah. Aku ada kelas di hari Jumat sama Sabtu aja.” Jawab Afa.
“Wah padat ya? Kenapa nggak dipecah?” Tanya Faris.
“Buang-buang waktu ah. Lagi pula nanti kalau magang juga kan butuh waktu banyak.” Jawab Afa sambil kembali meneguk air minumnya.
“Fa, boleh minta kontak kamu nggak? Lucu aja sih udah mau 4 tahun kenal tapi nggak ada kontak kamu. Aku lihat kamu juga nggak ada di grup ya?” tanya Faris.
“Boleh, sini aku catat.” Kata Afa yang meminta tyelepon genggam milik Faris.
“Nih udah. Iya aku nggak ada di grup soalnya aku juga nggak selalu bareng sama kalian, jadi aku paling kontak Imel aja kalau ada info apa-apa.” Jawab Afa sambil memberikan telepon genggam milik Faris.
“Iya sih kamu banyak yang kelasnya beda sama aku ya?” Tanya Faris basa-basi.
“Iya. Aku pergi dulu ya. Udah mulai siang soalnya panas.” Pamit Afa.
“Kamu bawa kendaraan Fa? Aku antar ya?” pinta Faris.
“Nggak udah, aku bisa pakai ojeg ko.” Jawab Afa sambil meninggalkan Faris.
“Ya udah hati-hati ya.” Jawab Faris sedikit teriak.
Perlahan Afa pun menghilang dari pandangannya. Pertanda bahwa Afa sudah semakin menjauh. Faris dan Afa memang pernah 1 kelas saat semerter 1 dan 2. Namun disemester 3 sampai saat ini akan memasuki semester 7, Faris hanya akan sekelas dengan Afa paling banyak di 1 mata kuliah saja. Sisanya Afa memang memilih untuk berpisah dari yang lainnya dan mencari kelas lain yang sesuai dengan keinginannya.
Di kelas, Faris dan Afa juga bukan teman yang terlihat akrab. Mereka hanya pernah mengenal satu sama lainnya karena pernah berada di kelas yang sama. Afa memang jarang memberikan kontak pribadinya jika bukan ada orang lain yang memintanya. Saat itu dia lakukan karena dia sedikit menjaga jarak terutama dengan laki-laki agar tidak ada yang ikut campur mengenai urusan pribadinya.
Afa juga bukan orang yang aktif di kampusnya. Tapi dia cukup aktif di organisasi sosial diluar kampus. Itu juga salah satu alasan kenapa Afa jarang terlihat di area kampus. Karena biasanya sepulang kuliah Afa langsung pulang ke rumah untuk pacaran via telepon dengan Artha atau dia bekerja paruh waktu untuk mengajar anak-anak. Terkadang dia berkumpul dengan komunitas sosial atau mungkin main bersama Sam dan Shane. Hanya itu saja kegiatan sehari-hari Afa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments