Shane

“Ko bukan di Rumah gue? Ini jam berapa?” Tanya Afa yang sadar bahwa dia tidak berada di Rumahnya.

“Jam 6 sore Fa. Tadi gue mau ngantar Lo ke rumah, tapi kesini saja deh, biar bisa menghibur Lo dulu.” Jawab Sam sedikit mengalihkan rasa sedih Afa.

“Masuk dulu yuk! Kita makan malam dulu disini. Dari siang juga kita kan belum makan sama sekali.” Ajak Sam yang kemudian langsung keluar dari mobil.

Sesampainya mereka di dalam rumah Sam, Afa langsung diajak untuk duduk di ruang TV.

“Mau minum apa Fa?’ Tanya Sam sambil menyenderkan badannya di sofa ruang TV.

Afa masih melamun dengan kejadian yang tidak ia sangka akan dia alami. Matanya sudah sembab karena tadi siang dia menangis begitu hebat.

“Afa?” Tanya seorang Pria dari kejauhan.

“Fa, udahlah jangan dipikirin lagi ya.” Kata Sam sambil menenangkan Afa.

“Afa? Sejak kapan disini?” Tanya pria itu yang sekarang sudah ada didekatnya.

Afa masih tidak merespon keduanya. Pikirannya masih sangat kosong. Hanya kenangan masa lalunya bersama Artha yang kini menari di dalam otaknya.

“Dia kenapa? Ko sembab gitu?” Tanya Shane.

“Abis putus sama Artha.” Jawab Sam sedikit berbisik.

“Ko bisa?” Tanya Shane heran.

Shane adalah adiknya Sam. Pada awalnya Afa hanya mengenal Shane. Usia mereka berbeda 2 tahun. Pertemuan pertama mereka adalah ketika Afa dan Shane menjadi peserta lomba Fisika tingkat sekolah saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah lawan dalam perlombaan itu. Setelah lomba usai, Shane yang saat itu tertarik dengan Afa akhirnya memberanikan diri untuk meminta kontak pribadinya Afa. Afa pun memberikan kontak pribadinya dan sejak saat itu mereka menjadi teman dekat atau yang bisa dibilang mereka bersahabat.

Sam pernah memergoki Shane dan Afa sedang makan bersama di sebuah Mall saat mereka pulang sekolah. Sam yang saat itu sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas kebetulan sedang main di Mall yang sama bersama teman sekolahnya.

*** Flash Back On ***

“Hmmm. Lagi ngapain Shane? Ko sama cewek cantik berduaan aja?” Tanya Sam menggoda Shane.

“Mmm, anu, ini lagi makan aja.” Jawab Shane gelagapan.

Shane memang tidak banyak bicara orangnya. Dia juga sedikit pemalu saat itu karena itu pertama kalinya dia jalan berdua dengan anak perempuan.

“Oh, makan. Bisa gabung dong?” Tanya Sam yang kembali menggoda Shane.

“Cewek, gue Sam, Kakaknya Shane. Salam kenal ya. Lain kali kalau ketemu gue di jalan atau dimanapun sapa saja. Bagaimanapun kan gue calon Kakak ipar Lo.” Kata Sam sambil memperkenalkan diri dan sedikit menggoda Afa.

“Aku Afa Kak. Temannya Shane.” Jawab Afa sambil berjabat tangan dengan Sam.

Sejak saat itulah mereka mulai saling berkomunikasi bahkan menjadi lebih sering dan akhirnya mereka justru seperti saudara.

*** Flash Back Off ***

“Afa!” Panggil Shane lirih.

Afa pun tidak kuat membendung air matanya yang kembali menetes. Dipeluknya tubuh mungil itu oleh Shane. Tangisannya pun semakin menjadi.

“Kak, Artha jahat sama aku kak. Dia udah selingkuh sama Deby.” Kata Afa yang masih berada di dalam pelukannya.

“Afa, ini mungkin terlihat begitu berat, tapi Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Afa hanya perlu menjadi kuat agar Afa bisa menjadi Afa yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Afa juga harus menunjukan pada Artha sisi terkuatnya Afa. Artha harus tahu bahwa tanpa Artha, Afa tetap Wanita hebat.” Jawab Shane mencoba menenangkan.

“Fa, ada gue sama Shane. Apalagi yang perlu Lo khawatirkan? Kami selalu ada untuk Lo Fa.” Kata Sam sambil mengelus kepalanya Afa.

“Terus nanti gimana aku jelasin sama orang tua kalau kita nggak akan jadi menikah?” tanya Afa.

“Bilang aja kalau si ikan paus kawin sama jenisnya.” Jawab Sam frontal.

Shane yang mendengar jawaban Kakaknya pun sedikit menahan tawa.

“Afa masih muda. Perjalanan Afa masih sangat panjang. Setelah lulus kuliah, Afa bisa fokus bekerja atau menambah relasi. Siapa tahu jodoh Afa justru ada disana.” Jawab Shane yang kembali mencoba menenangkan Afa.

Shane memang memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Sam. Akan tetapi keduanya memang sama-sama sangat mempedulikan Afa.

“Den, makan malam sudah siap. Eh ada Non Afa. Kalau tahu Non mau kesini, tadi Bibi masakin makanan kesukaan Non.” Kata asisten rumah tangga yang sudah tidak asing lagi dengan Afa.

“Nggak apa-apa Bi. Afa juga ga ada rencana kesini tadi. Lagi pula Afa kan pemakan segala.” Jawab Afa ramah.

“Yuk, makan dulu yuk. Lapar nih.” Kata Sam memecahkan suasana.

Mereka bertiga pun makan malam bersama di meja makan. Terlihat Afa yang begitu lahap menyantap hidangan yang disajikan oleh Bibi. Sam dan Shane pun tidak heran melihatnya. Karena memang sudah sejak dulu kalau sedang galau Afa selalu makan dengan porsi yang diluar nalar.

20 menit berlalu dan mereka bertiga pun mengakhiri jamuan makan malamnya.

“Ah, akhirnya.” Kata Afa sambil menyandarkan punggungnya di kursi makan.

“Gimana Fa? Masih kepikiran soal Artha?” Tanya Sam.

“Ah ngapain dipikirin. Dia juga belum tentu mikirin gue Bang. Lagi pula kayak nggak ada laki-laki lain lagi di dunia ini.” Jawab Afa santai.

“Akhirnya otak Lo nggak kosong ya Fa.” Jawab Sam meledek.

“Afa selalu terlihat baik-baik saja. Siapa yang tahu bahawa sebenarnya dia sedang sangat tertekan. Mungkin aku nggak bisa menyembukan lukanya, tapi aku bisa mengobatinya perlahan.” Gumam Shane dalam hati.

“Kak, bulan depan Afa harus mulai nyusun skripsi nih. Afa boleh magang di perusahaan Kakak nggak?” tanya Afa yang tiba-tiba membahas pekerjaan.

“Oh boleh, nanti kasih aja surat dari kampusnya ke Kakak.” Jawab Shane gembira.

“Wah ada yang bakalan ketemu tiap hari nih. Gue jadi cemburu.” Sindir Sam.

“Apaan sih Lo bang. Orang mau magang bukan mau pacarana. Ko dicemburuin?” Afapun terkekeh melihat tingkah laku Sam.

“Ya siapa tau dari magang jadi menetap.” Sindir Sam kembali.

“Oh ya bagus dong, jadi Afa nggak perlu cari pekerjaan baru setelah lulus kuliah. Iya nggak Fa?” Jawab Shane pura-pura tidak paham dengan apa yang dikatakan kakaknya itu.

“Apaan sih pura-pura nggak tahu gitu?” Sam kehabisan ide untuk mengutarakan maksudnya.

“Afa mau pulang sekarang? Aku antar ya. Sudah malam, nggak baik anak gadis masih diluar rumah jam segini.” Tanya Shane.

“Apaan sih masih jam 19.30 ini masih sore. Malam darimana? Kuno deh.” Potong Sam.

“Iya Afa pulang sekarang aja. Masih ada tugas kampus yang harus Afa kerjain. Kebanyakan drama hari ini ternyata bikin pengaruh buruk ke kinerja otak. Jadi lupa kalau masih ada tugas.” Jawab Afa lugas.

Akhirnya Sam dan Shane mengantarkan Afa pulang ke rumahnya. Shane yang menyetir mobilnya dan Sam duduk disampingnya sedangkan Afa duduk dibelakang.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!