Pesona Wanita Yang Dikhianati
“Selamat pagi sayang. Ayo bangun! Jangan lupa sarapan ya dan jangan lupa ingat kalau aku sayang kamu.”
Pesan di pagi hari muncul pada notification telepon genggam milik Artha. Dia masih hanyut dalam tidurnya. Bunyi notification tidak dapat membuatnya langsung terbangun dari mimpi indahnya.
*** Di Rumah Afa ***
Pagi-pagi sekali Afa sudah siap untuk berangkat ke Kampusnya. Setelah selesai sarapan, Afa pun langsung memesan ojeg online. Tidak sampai 5 menit, Afa langsung mendapatkan driver yang dapat mengantarnya langsung ke tujuan.
“Pa, nanti jangan lewat jalan Semangka ya, soalnya kemarin lagi ada perbaikan jalan, nanti kita lewat jalan lain saja saya kasih tahu kemana arahnya.” Kata Afa sambil memakai helm dan duduk dibelakang driver ojeg online tersebut.
Dalam perjalan, Afa selalu menunjukan arah untuk berbelok kea rah mana. Dia memang sudah terbiasa dengan jalan pintas, jadi dia bisa datang ke Kampusnya lebih cepat daripada jika harus lewat jalan utama. Lewat jalan pintas biasanya mempercepat waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sesampainya di Kampus, Afa langsung turun dari motor dan memberikan helm tersebut kepada drivernya dan berkata “Terima kasih ya Pak.”
“Iya sama-sama neng.” Jawab driver ojeg online tersebut.
Afa berjalan masuk ke dalam Kampusnya sambil memandangi ponselnya. Dia melihat WhatsApp dan membuka salah satu obrolannya.
“Hmmm, ternyata belum ada balasan. Apa aku telpon aja ya? Atau mungkin dia justru udah pergi ke kampus dan tidak sempat membalasnya?.” Gumamnya dalam hati.
“Sayang, aku sudah sampai kampus nih. Kamu yang semangat ya belajarnya.” Pesan itu diketik dan dikirim langsung oleh Afa.
*** Di Rumah Artha ***
“Hmmm, jam berapa ini?” tanya Artha sambil mencoba membuka kelopak matanya yang tertutup rapat. Artha mengambil telepon genggamnya sambil mencoba berkonsentrasi sambil melihat jam di layarnya.
“Waduh, jam 10.” Dia kaget melihat jam sudah menunjukan jam 10 pagi, padahal seharusnya dia ada kelas jam 7 pagi. Namun beras sudah menjadi bubur, kalaupun dia harus ke Kampus, kelas pasti sudah berakhir. Dia pun memutuskan untuk sedikit bersantai di atas kasurnya yang nyaman sambil membuka WhatsApp.
“Selamat pagi sayang, aku baru saja bangun nih hehehe. Aku bangunnya kesiangan.” Balas Artha ke salah satu pesan masuk yang ada di Ponselnya.
“Sayang kamu ga masuk kelas hari ini, aku jadi kesepian nggak ada kamu.”
“Iya sayang maaf, semalam aku kan tidur jam 2 karena nemenin kamu telepon.” Artha membalasnya dengan sangat cepat. Ternyata orang yang dibalas pesannya oleh Artha juga sedang Online.
“Aku juga masih ngantuk, tapi aku paksain masuk kelas soalnya takut absenku bolong. Sayang kita kan udah nggak ada jadwal lagi, kita main yuk ke Mall.”
“Sayang, hari ini Mamaku nggak ada di rumah, kalau main di Rumahku saja bagaimana?”
“Wah asik tuh sayang. Kalalu gitu aku langsung kesana sekarang atau kamu mau jemput aku di Kampus?”
“Kamu kesini langsung aja ya sayang, nggak apa-apa kan? Biar sekarang aku bisa mandi dulu, jadi pas kamu datang, aku udah wangi deh.”
“Oke deh sayang, kalau gitu aku kesana sekarang ya pakau Taxi.”
“Oke sayang, hati-hati di jalan ya. I Love You.’
“I Love You too sayang”
Artha pun tersenyum setelah membaca pesan terakhir yang dia baca. Setelah itu dia bergegas pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap menemui pujaan hatinya.
*** Di Kampus Afa ***
“Cantik, hari ini ada jadwal lagi nggak? Makan Yuk.” Sebuah pesan masuk ke telepon genggam Afa.
“Aku ada janji nih. Kalau besok jam makan siang gimana?” Balas Afa dengan cepat.
“Hmmm, ya udah deh. Sampai jumpa besok ya.”
“Oke. See you.” Balas Afa kembali. Setelah selesai membalas, Afa pun langsung berjalan menuju salah satu Shuttle yang berada di dekat kampusnya.
Sesampainya disana Afa pun langsung membeli tiket perjalanan.
“Afa on the way.” Dia mengetik dan mengirimkan pesannya.
“Hati-hati di jalan ya sayang, jangan lupa nanti langsung ke rumah aja.”
“Siap, ga sabar ketemu deh. Sampai jumpa nanti.” Balas Afa.
Afa pun langsung duduk santai di kursinya dan menikmati perjalanan yang akan memakan waktu sekitar 2 Sampai 3 jam.
Waktu berlalu, tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB. Afa pun sudah sampai pada tujuannya. Dia langsung memesan ojeg online untuk menuju tujuan akhirnya. Ini kali pertama Afa datang sendirian ke Ibu Kota. Dia sedikit was-was, tapi keteguhan hatinya menguatkannya untuk menjadi berani. Selang beberapa menit, ojeg online pun menghampirinya untuk mengantarkannya ke tujuan akhirnya.
30 menit berlalu dan Afa pun kini sudah sampai di sebuah rumah di salah satu perumahan elit di Jakarta.
“Afa sudah sampai, tapi belum masuk.” Afa mengirim pesan ke salah satu kontak di ponselnya.
“Masuk aja sayang, Artha ada di rumah. Waktu mama pergi sih dia belum bangun. Kalau nggak ada di bawah, coba cari aja di kamarnya. Kamu masih ingat kan pinnya? Mama juga sudah dapat nih kue ulang tahunnya, mama segera pulang. Mama nggak sabar bikin kejutan untuk Artha.”
“Iya, masih ingat Mah. Afa juga udah nggak sabar Mah. Mama hati-hati di jalan ya. Afa ijin masuk rumah ya Ma.” Balas Afa.
Afa pun memasukan ponselnya ke dalam saku celananya dan mengeluarkan kadonya dari dalam ranselnya yang sudah dia siapkan sebelumnya.
“Selamat siang, Mas Artha?” Panggil Afa setelah membuka pintu rumah.
“Mas? Afa datang nih.” Panggil Afa lagi sambil senyum-senyum membayangkan pujaan hatinya akan sangat senang melihatnya.”
Masih tidak ada jawaban apapun dari Artha. Afa pun memberanikan diri naik ke lantai atas untuk menuju kamar Artha. Dia menggenggam hadiah yang di bawanya. Sesampainya di depan pintu kamar Artha, dia langsung membuka pintu kamarnya dengan perlahan.
“Mas!” kata Afa lirih sambil menahan lututnya yang semakin lemas.
“Fa!” Jawab Artha dengan dangat terkejut dan langsung menghentikan aktifitas fisiknya.
Afa pun langsung memutar badannya meninggalkan kamar Artha dan bergegas turun ke bawah.
“Afa! Tunggu!” Teriak Artha sambil mencoba mengenakan pakaian dan sedikit mengejarnya.
Tapi Afa tidak mendengarkannya dan langsung mempercepat langkahnya untuk keluar dari rumah itu. Walaupun lututnya semakin terasa lemas dan ingin menyerah melangkah.
“Apa yang kamu pikirkan mas? Kenapa harus dengan dia? Kenapa harus terbukti dengan Wanita yang pernah aku curigai? Kenapa sekarang? Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak dulu saja? Kenapa di hari spesialmu mas? Kenapa disaat aku berani datang kesini sendiri? Bagaimana sekarang aku harus menghadapimu mas? Bagaimana aku harus menjawab semuanya disaat aku tidak bisa bertanya apapun terhadapmu?” Semua pertanyaan itu penuh dipikiran Afa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments