Permohonan Maaf

Keesokan paginya di rumah Afa. Dia baru terbangun di jam 6 pagi.  Dia memutuskan untuk mandi karena dia akan pergi kesuatu tempat untuk lari di pagi hari.

Setelah selesai mandi, dia mengecek telepon genggamnya dulu. Ada banyak pesan dari Artha dan juga orang tuanya Artha. Namun dia memutuskan untuk tidak membacanya. Selain itu juga ternyata ada pesan dari Sam dan Shane.

“Gue minta maaf atas sikap gue tadi malam.” Itu adalah pesan dari Sam.

Afa pun membalasnya “Jangan minta maaf sama gue! Yang Lo siksa Shane, bukan gue.”

Afa pun menyimpan kembali teleponnya dan bersiap-siap untuk lari pagi. Setelah siap, dia tidak lupa membawa earphone dan telepon genggamnya.

Afa mulai berjalan keluar gang rumahnya dan berlari pelan. Dia hendak menuju lapangan yang biasa digunakan banyak orang untuk lari pagi. Jaraknya tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 40 menit jika ditempuh dengan jalan kaki dari rumahnya.

40 menit sudah ditempuhnya. Dia sudah sampai di tempat tujuannya. Dia berhenti sejenak karena perjalanan dari rumahnya pun memakan banyak tenaganya. Dia minum air mineral gelas yang dia beli dari penjual yang berada disekitar lapangan itu. Setelah itu dia memutuskan untuk lari berkeliling lapangan tersebut.

Afa berhenti sejenak setelah berlari mengelilingi lapangan selama 30 menit. Dia melihat telepon genggamnya dan melihat pesan dari Shean.

“Selamat pagi Fa. Have a nice day.”

Afa tersenyum lalu membalas nya dengan mengirimkan foto kakinya dengan latar belakang lapangan tempat dia berlari dan dengan kalimat “Pagi juga kak. Have a nice day too.”

Tidak lama berselang Shean langsung membalas pesan Afa “Wah enak nih yang lagi olahraga. Sayang sekali nggak bisa ikut.”

Afa pun membalasnya dengan cepat “Penyembuhan dulu, next week kita kesini bareng ya kalau memungkinkan.”

“Siap Nona. Sudah sarapan?” Balas Shane.

“Belum, habis ini selesai baru mau. Kalau kakak?” Balas Afa.

“Belum juga, masih sedikit sakit bibirnya.” Balas Shane.

“Kalau gitu jangan makan dulu. Tunggu aku kesana sekarang.” Balas Afa dengan cepat dan langsung memesan ojeg online untuk menuju rumah Shane.

Shane membalas pesan Afa, hanya saja Afa tidak sempat membacanya karena langsung fokus memesan ojeg untuk menuju ke rumah Shane. Sebelum sampai ke rumah Shane, di jalan Afa menyempatkan diri untuk membeli seporsi bubu ayam. Setelah membeli bubur, Afa langsung melanjutkan perjalanannya menuju rumah Shane.

Sesampainya disana Afa turun di depan gerbang rumah Shane. Setelah memberikan helm yang ia kenakan kepada driver, Afa pun langsung membuka gerbang rumah Shane.

Didepan pintu rumah, dia menekan bel rumah Shane.

“Ting Tong.” Bel pun berbunyi.

Tidak lama kemudian muncul Bibi dari balik pintu yang langsung menyapa Afa. “Eh, non Afa. Masuk Non. Yang lain lagi pada mau makan di ruang makan.”

“Bi, kalau Kak Shane dimana?” tanya Afa.

“Ada di kamarnya Non, baru mau Bibi panggil tapi Non datang, jadi ini Bibi bukain pintu Non dulu.” Jelas Bibi.

“Siapa Bi?” Tanya Maminya Shane yang menghampiri Pintu.

“Non Afa Nyonya. Saya permisi dulu mau manggil Tuan Shane.” Jawab Bibi yang kemudian meninggalkan Mami dan Afa.

“Eh Afa, sini masuk Fa. Udah makan belum? Ayo makan bersama.” Ajak Mami.

“Kebetulan belum Mam, ini Afa kesini bawain sarapan buat kak Shane.” Kata Afa sambil jalan ke arah ruang makan.

“Shane? Wah, anak itu ko manja sekali? Bukannya dia yang bawain makan buat anak gadis malah dia yang minta dibawain.” Ledek Mami.

“Nggak apa-apa Mam, Kak Shane kan lagi sakit. Jadi biar Afa yang bawain makan.” Jawab Afa yang hamper sampai ruang makan.

“Sakit? Mami nggak tau kalau Shane lagi sakit.” Jawab Mami kaget kerena mengetahui anaknya ternyata sedang sakit.

Mereka pun akhirnya sampai diruang makan. Terlihat disana sudah ada Sam dan Shane. Sam menghadap kearah kedatangan Afa sedangkan Shane memunggungi mereka. Mami mengambil tempat duduk di tengah sedangkan Afa mengambil tempat duduk disamping Shane.

“Astaga! Shane? Wajah kamu disengat lebah dimana?” Tanya Mami yang kaget dengan wajah Shane yang bengkak dan membiru.

“Mami!” kata Shane malu.

“Kamu habis berantem sama siapa Shane sampai hancur gitu?” tanya Maminya kembali sambil memegang wajah Shane.

“Sama preman Mam. Premannya nggak kira-kira ya Mam.” Jawab Afa yang menyindir Sam.

“Afa? Sejak kapan disini?” Kata Shane kaget melihat Afa sudah berada disampingnya.

“Barusan kan datang bareng Mami.” Jawab Afa sambil menyimpan bungkusan bubur yang dia bawa.

“Ya sudah mending kita makan dulu. Sebelum makan, kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing.” Kata Mami yang kemudia memulai doa.

Setelah selesai berdoa semuanya mulai mengambil porsi makannya.

“Afa bawa bubur buat Kak Shane. Kakak mau bubur atau mau nasi aja?” tanya Afa ragu.

“Bubur aja.” Jawab Shane pelan.

Afa pun menuangkan bubur yang dia beli kedalam sebuah mangkok. Afa melihat Shane yang kesusahan menyuapkan sendok kedalam mulutnya karena bibirnya terasa sakit. Afa pun berinisiatif ke dapur untuk mengambil sendok yang berukuran lebih kecil.

“Nih, sini Afa bantu.” Setelah Afa mengambil sendok, dia langsung membatu menyuapi Shane dengan sendok yang dia ambil.

“Uuuu anak muda memang selalu romantis ya?” ujar Mami yang sedari tadi memperhatikan Afa dan Shane.

Sam hanya terdiam dan merasa kesal. Tatapannya seperti singa yang akan menerkam mangsanya, namun sedang menunggu momen yang tepat. Setelah selesai makan, semuanya berkumpul di ruang keluarga.

“Jadi Shane, preman mana yang mukulin kamu kemarin dan kenapa alasannya sampai kamu dipukulin gitu?” tanya Maminya tegas.

Shane terdiam cukup lama. Dia bingung mau menjawab apa? Disisi lain dia tidak bisa berbohong kepada Maminya, tapi disisi lain dia juga tidak ingin hubungannya dengan Abangnya semakin memanas.

 “Shane!” panggil Mami.

“Sam yang mukulin Shane. Gue minta maaf Shane.” Jawab Sam yang langsung menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Shane.

“Shane? Apakah itu benar?” tanya Mami meyakinkan.

“Iya Mi, benar. Nggak apa-apa mi, ini Cuma salah paham aja. Iya Sam, aku maafin.” Jawab Shane yang membalas untuk berjabat tangan.

“Kalian ingin mami membantu masalah kalian atau kalian bisa menyelesaikannya sendiri tanpa kekerasan lagi?” Tanya Mami.

“Kita bisa selesaikan ini sendiri Mi.” Jawab Sam.

“oke kalau gitu Mami ke ruang baca dulu. Kalian selesaikan dulu urusan kalian. Fa, Mami tinggal dulu ya.” Jawab Mami yang memberi ruang untuk anak-anaknya dan berpamitan kepada Afa dan meninggalkan ruang keluarga.

“Sorry ya. Gue terlalu emosi semalam sampai bikin muka Lo jadi blueberry.” Kata Sam sambil melihat wajah adiknya.

“Nggak apa-apa. Semuanya cuma salah paham aja ko.” Jawab Shane yang mencoba tersenyum.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!