“Silahkan duduk Kak.” Kata pegawai laki-laki itu. Sam dan Shane saling bertatapan menandakan mereka berdua bingung.
“Ayo duduk! Tunggu apa lagi?” suruh Afa kepada kakak beradik itu. Mereka berdua pun langsung duduk.
“Tunggu disini!” suruh Afa.
“Ayo mas.” Ajak Afa.
“Fa, kami ngapain disini?” tanya Shane kebingungan.
“Tunggu disitu nanti aku balik lagi ka.” Perintah Afa.
Afa dan pegawai laki-laki itu pun akhirnya meninggalkan mereka berdua. Untuk beberapa saat mereka berdua saling bertatapan lagi. Mereka berdua heran karena ada dua kursi dan dekorasi yang romantis. Akan tetapi kenapa Afa justru pergi.
Tidak lama kemudian Afa menghampiri mereka berdua ditemani pelayan pria yang membawakan makanan ditangannya. Pelayan itu pun menyuguhkan makanannya di depan Sam dan Shane.
“Ini appetizernya pumpkin soup, untuk main coursenya ada Cheesy Mushroom Wagyu Steak dan dessertnya adalah menu andalan di resto ini yaitu Chocolate Mousse. Untuk minumnya sendiri aku menyajikan Feeling Summer.” Kata Afa yang menerangkan nama-nama menu makanan yang disajikan oleh pelayan pria tersebut.
“Terima kasih Mas.” Lanjut Affa.
Kemudian pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka bertiga. Mereka masih bingung karena semua makanannya hanya ada 1 porsi sedangkan mereka bertiga.
“Jadi khusus mala mini, aku adalah pelayan kalian disini.” Kata Afa sambil mengambil sendok dan mulai menyendok Pumpkin Soup yang sudah disiapkan.
“Aaaa!” suruh Afa sambil meminta Sam untuk membuka mulutnya karena Afa hendak menyuapinya. Sam pun membuka mulutnya dan menerima suapan Afa.
“Aaa!” suruh Afa yang sekarang meminta Shean untuk membuka mulutnya karena Afa hendak menyuapinya. Shean tetap diam. Dalam diamnya dia masih bertanya-tanya mengenai acara mala mini.
“A dulu, ayo buka mulutnya!” suruh Afa dengan tegas. Shean pun membuka mulutnya dan Afa pun menyuapinya.
“Fa, kan harusnya kita berdua dinner romantis. Ko ada Shean?” tanya Sam.
“Siapa yang bilang gue mau dinner romantis sama Lo? Kemarin kan gue bilang : Ayo! Main dulu! Nanti yang menang gue kasih hadiah dinner romantis ya. Yang kalah harus jadi sopir dan nganter kemanapun yang gue mau selama 3 hari. Ingat, gue bilang : yang menang gue kasih hadiah dinner romantis bukan dinner romantis bareng gue.” Jawab Afa menahan tawa.
“****!” teriak Sam sambil menyandarkan punggungnya di tempat duduknya.
“Gue tepati janji gue nih dinner romantis. Tapi dinnernya sama Kak Shane.” Jawab Afa yang mulai memotong steak.
Shean tertawa melihat reaksi Sam. Dia tahu bahwa dari awal pasti ada yang tidak beres. Terlebih Afa adalah bukan tipe wanita yang suka hal seperti ini.
“Apa Lo ketawa? Mana gue udah dandan rapi gini lagi.” Ketus Sam.
“Aku cuma mau kalian baikan. Aku lihat hubungan kalian sudah terlalu jauh untuk saling bermusuhan. Kalian adik kakak. Sejak dulu aku tau kalian selalu saling melindungi. Ntah hal apa yang membuat kalian menjadi jauh. Dinner ini aku persembahkan untuk kalian berdua sebagai permintaan maafku jika kalian bertengkar karena aku. Jika bukan, anggap ini sebagai hadiah dariku karena kalian aku masih ada disini. Apapun masalahnya, coba kalian bicarakan dengan kepala dingin. Jadi aku milih tempat ini biar kepala kalian tetap dingin. Sambil makan, coba kalian ingat saat-saat terindah kalian berdua, bagaimana kalian berdua dulu saling melindungi, bagaimana kalian berdua tertawa bersama. Aku tinggal dulu ya. Aku duduk disana. Kalau ada apa-apa telpon aku aja. Jangan lupa makanannya dihabiskan. Kalian berdua, harus habiskan, jangan masing-masing! Oke.” Setelah itu Afa meninggalkan meja makan tersebut dan menuju suatu meja di keramaian yang tadi dia lewati.
“Lo tau,ini hal kecil yang selalu gue suka dari anak itu. Dia selalu bisa berbuat diluar pemikiran gue.” Kata Sam sambil memakan steak yang sudah dipotong oleh Afa.
“Makan! Dia buat seperti ini pasti bukanlah hal yang mudah dan bukanlah hal yang murah.” Lanjut Sam sambil memberikan garpu yang tadi dipakainya.
“Anak itu sejak dulu memang ajaib.” Kata Shane yang juga menyantap steak tersebut.
“Lo suka sama Afa?” tanya Sam langsung ke intinya.
“Ntahlah. Aku juga nggak tahu apa yang sedang terjadi. Belakangan ini sejak kejadian dia mau loncat dari atas fly over, aku jadi merasa sangat ketakutan. Takut kehilangan. Disaat dia sama kamu, ketakutan itu semakin besar. Aku juga nggak tahu apa yang salah sama diri aku? Aku minta maaf untuk segala kesalahanku Bang.” Jawab Shane menjelaskan.
“Bodoh! Itu Namanya Lo suka sama dia.” Jawab Sam memukul pelan kepala adiknya.
“Jika itu suka. Aku harus bagaimana? Sedangkan Abang juga suka sama dia.” Tanya Shane yang masih menyantap steak.
“Ya kalau gitu kita harus bersaing secara sehat. Walaupun cinta memang terkadang nggak bisa pakai akal sehat.” Jawab Sam sambil memalingkan pandangannya ke arah kota.
Ada suatu rasa tidak rela di dalam hatinya. Sam takut jika pada akhirnya Afa malah memilih Shane. Sam tahu adiknya tentu tidak akan pernah menyakiti Afa. Itu berarti kesempatan Sam bersama Afa jelas sudah tertutup ketika Afa memutuskan memilih Shane.
“oke, kalau gitu kita bersaing sacara sehat.” Jawab Shane menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
“Oke.” Sam membalasnya dan mereka pun berjabat tangan.
“Sorry udah bikin muka Lo kayak gitu.” Lanjut Sam.
“Nggak apa-apa. Ini juga pelajaran buat aku kalau ingin melindungi Afa, aku harus jadi lebih kuat.” Jawab Shane sedikit terkekeh.
“Jadi Afa kita panggil sekarang atau gimana?” Tanya Sam.
“Panggil aja Bang. Aku lihat juga dia udah kelelahan.” Jawab Shane sambil melihat ke arah Afa.
Sam pun akhirnya menelepon Afa dan memintanya untuk ke meja makannya. Afa pun mengiyakan dan langsung bergegas berjalan ke arah mereka.
“Jadi bagaimana dengan hidangannya Pak? Apakah ada yang kurang berkenan?” tanya Afa yang seolah dia menjadi pelayan.
“Kurang porsinya Mba.” Jawab Sam sambil meletakkan kedua tangannya di dadanya.
“Hehehe, kalau itu bisa kalian beli sendiri ya. Gajiku 2 bulan saja hanya cukup untuk ini. Maaf porsinya kurang banyak.” Jawab Afa sedikit malu.
“Dingin. Pulang yuk!” pinta Shane.
“Astaga! Aku lupa. Ini.” Kata Afa yang melepaskan jaket oversizenya dan dipakaikan ke Shane.
“Fa! Aku kan cowok. Masa cewek lepasin jaketnya buat cowok?” kata Shane malu.
“Nggak apa-apa. Dingin bukan perkara cewek atau cowok. Pakai aja. Sengaja tadi pake yang besar soalnya tahu kak Shane nggak pakai baju tangan panjang." jawab Afa mengancingkan jaketnya.
“Jadi gimana? Kalian udah baikan belum?” lanjut Afa.
“Udah. Yuk pulang!” jawab Sam cemburu.
“Serius?” tanya Afa penasaran.
“Iya serius. Cuma lain kali jangan bilang mau dinner padahal nggak.” Jawab Sam ketus.
Shane tertawa. Dia masih mengingat perkataan Afa tadi tapi dia tidak menyangka bahwa Afa akan melakukan hal sekonyol ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments